Pengertian Islam, Iman dan Ihsan merupakan hal dasar dalam agama Islam yang patut diketahui oleh umatnya, ini karena ketiga hal tersebut merupakan trilogi orang Islam dalam beragama. Jika kita kaji lebih jauh, saat ini banyak masyarakat Islam yang tidak memahami agamanya dengan betul, sehingga hal-hal dasar seperti ini tidak juga diketahui. Olehnya itu dalam artikel ini akan dibahas ketiga trilogi tersebut sebagai berikut:
Gambar ilustrasi : Pixabay |
Dalam sebuah hadist shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim memberika pengertian Iman, Islam dan Ihsan sebagai berikut:
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .
Dari Umar r.a. ia berkata: ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah Saw suatu hari, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya.
Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi Saw lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Saw) seraya berkata: “Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?"
Maka bersabdalah Rasulullah Saw: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu."
Kemudian dia berkata: “Anda benar!“.
Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman“.
Lalu beliau bersabda: "Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk."
Kemudian dia berkata: “Anda benar“.
Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang Ihsan".
Lalu beliau Saw bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka Dia melihat engkau.”
Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “.
Dia berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “. Beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya."
Kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”.
Aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian (Islam)“.
(Riwayat Muslim Hadits Arba’in No. 2. Hadis ini diriwayatlan juga oleh Bukhari, Abu Dawud, at-Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad bin Hambal).
1. Pengertian Islam
Secara bahasa Islam mengandung arti tunduk, patuh, dan berserah diri. Sedangkan secara terminilogi, pengertian Islam dibagi menjadi dua bagian yaitu
Pertama, jika islam disebutkan tanpa dengan iman maka, pengertiannya mencakup pada keseluruhan agama baik itu pokok atau ushul maupun cabang atau furu'. Termasuk di dalamnya persoalan aqidah, ibadah, akhlak, dan perkataan serta perbuatan.
Kedua, jika islam disebutkan dengan iman maka, memiliki arti yaitu perkataan dan perbuatan-perbuatan yang lahiriyah yang dengan itu terjaga diri dan hartanya.
2. Pengertian Iman
Kata iman berasal dari bahasa Arab, asal katanya yaitu amana - yu'minu yang artinya menerima atau percaya.
Sedangkan menurut istilah, iman adalah meyakini dan membenarkan dengan hati, kemudian mengucapkan dengan lisan, dan melaksanakan dengan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi iman tidak hanya berada dalam hati atau diucapkan dengan lisan saja, tetapi harus juga disertai dengan perbuatan anggota tubuh atau mengamalkan segala apa yang diimani itu.
Dalam sebuah hadis Rasulullah sallahu alaihi wasallam, sebagaimana yang telah disebutkan di atas, menyebutkan bahwa iman dalam Islam itu, seseorang 1) beriman kepada Allah, 2) beriman kepada malaikat-malaikat Allah, 3) beriman kepada kitab-kitabNya, 4) beriman kepada Rasul-rasulNya, 5) beriman kepada hari akhir, dan 6) beriman kepada takdir yang telah ditetapkan, baik itu takdir baik maupun buruk.
Apabila salah satu diantara enam rukun iman di atas tidak diimani, maka gugurlah seluruh imannya. Sehingga sebagai seorang muslim atau muslimah, patutlah untuk meyakini apa-apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan RasulNya.
3. Pengertian Ihsan
Kata ihsan berasal dari bahasa Arab, asal katanya yaitu ahsana - yuhsinu - ihsanan, yang mengandung arti sebagai "kebaikan atau perbuatan baik".
Secara istilah ihsan diartikan sebagai perilaku seseorang yang berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah berdasarkan pada keikhlasan dan kesadaran yang berasal dari dirinya sendiri.
Sebagaimana dalam hadist Rasulullah sallahu alaihi wasallam di atas, beliau menjelaskan bahwa tingkatan ihsan itu seseorang beribadah kepada Allah seakan dirinya sedang melihat Allah, kalau dia tidak bisa melihat Allah dalam ibadahnya, maka Allah sedang melihat dirinya.
Hadis ini mengandung makna bahwa orang yang Ihsan ini berada pada posisi yang paling atas tingkatannya, karena segala perbuatannya sudah melibatkan Allah di dalamnya, dia beribadah dengan menghadapkan segala perbuatanya kepada Allah. Posisinya tidak hanya sekedar meyakini tetapi sudah dalam posisi menghadirkan Allah dalam hatinya.
Wallahu a'lam