Islam merupakan agama yang mewajibkan kepada semua umatnya untuk menuntut ilmu, karena ilmu pengetahuan itu sangat penting. Dengan ilmu pengetahuan seseorang bisa memiliki derajat yang lebih tinggi dari orang lain.
Seorang ulama Islam yang sangat mahsyur pada zaman dahulu hingga saat ini yang bernama imam Syafi'i, pernah menyebutkan bahwa dalam menuntut ilmu, ada enam syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang, jika dia ingin berhasil dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. Enam syarat yang beliau katakan itu telah dibuktikan oleh dirinya sendiri selama menjadi pelajar dalam mempelajari ilmu-ilmu agama. Beliau memiliki banyak murid yang menyebarkan pemikirannya tentang Islam hingga menjadi sebuah mazhab fiqih yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia
Enam syarat yang imam Syafi'i sarankan untuk penuntut ilmu sebagaimana dalam ucapan beliau adalah; "wahai saudaraku engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara yang saya akan terangkan perinciaannya: kecerdasan, ketamakan, kesungguhan, biaya, dekat dengan guru, waktu yang panjang."
Ucapan imam Syafi'i di atas dengan jelas menyebutkan enam syarat tersebut yang diuraikan sebagai berukut.
1. Kecerdasan (Intelligence)
Seorang penuntut ilmu harus memiliki kecerdasan yang dilatih secara terus menerus agar berkembang, dan dengan cepat dapat menyerap berbagai macam ilmu pengetahuan yang ditekuni. Kecerdasan ini diantaranya adalah kecerdasan naturalis, intrapersonal, interpersonal, logika, lingustik, gerak, musik, dan spacial.
2. Ketamakan (Greediness)
Ketamakan dalam menuntut ilmu berbeda dengan ketamakan dalam harta. Jika ketamakan dalam harta adalah ingin menguasai banyak harta tanpa peduli dari mana asalnya dan bagaimana mendapatkannya, maka ketamakan dalam menuntut ilmu memiliki arti yang lebih baik.
Seorang penuntut ilmu menurut imam Syafi'i haruslah tamak, artinya bahwa dalam menuntut ilmu itu seorang perlajar tidak boleh memiliki perasaan puas dengan apa yang telah dia dapatkan, karena ilmu harus terus digali dan dicari sebanyak-banyak, agar memperkaya wawasan yang dimiliki. Dengan memiliki ilmu yang banyak seseorang akan tau banyak hal, dan dengan begitu diharapkan dapat menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar dengan cara yang ma'ruf. Selain itu, orang yang memiliki ilmu memiliki kesalehan spiritual dan kesalehan sosial.
3. Kesungguhan (Seriousness)
Dalam sebuah syair arab menyebutkan bahwa "man jadda wa jada" yang artinya bahwa "barang siapa yang bersungguh-sunggu maka, dia akan mendapatkan hasil."
Bersungguh-sungguh sebagaimana dalam syair di atas, dimaksudkan untuk segala hal, termasuk di dalamnya menuntut ilmu. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan dengan serius dan sekuat tenaga untuk mempelajari bidang ilmu pengetahuan yang dia minati.
Dalam Islam menuntut ilmu agama hukumnya fardu ain, artinya semua umat Islam diwajibkan untuk belajar ilmu agama. Sedangkan ilmu umum hukumnya fardu kifayah yang artinya jika sudah dipelajari oleh orang lain maka tidak diwajibkan baginya. Sehingga dalam ilmu umum setiap orang boleh menguasai bidang tertentu. Sedangkan dalam ilmu agama semua orang Islam wajib mengetahuinya.
4. Biaya (Expense)
Biaya merupakan sesuatu yang harus ada pada seorang penuntut ilmu, karena biaya ini dibutuhkan sebagai penunjang utama dalam menuntut ilmu. Seseorang tidak akan bisa berhasil dalam menuntut ilmu tanpa biaya, sehingga butuh kerja keras untuk memilikinya.
Untuk mendapatkan berbagai informasi ilmu pengetahuan tidaklah gratis, bahkan belajar melalui internet saja butuh kuota atau jaringan internet yang menggunakan uang untuk membelinya. Selain itu belajar di lembaga pendidikan butuh biaya untuk membayar uang pendidikan, transportasi, tempat tinggal, makan minum, dan kebutuhan harian lainnya.
Jadi, seseorang yang ingin keluar dari rumahnya pergi menuntut ilmu perlu mempersiapkan biaya yang berasal dari usaha-usaha yang halal, misalnya biaya yang berasal dari orang tua, beasiswa dari pemerintah atau swasta, dan biaya yang melalui usaha (kerja keras) sendiri, dan sebagainya.
5. Dekat dengan Guru
Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Kedekatan murid dengan guru diharapkan membawa keikhlasan guru dalam memberikan ilmunya kepada murid. Kedekatan dalam arti bahwa ta'dzim (rasa hormat) murid kepada guru. karena guru yang baik merupakan warasatul anbiya (pewaris para nabi) yang layak di jadikan teladan bagi kita.
6. Waktu yang Panjang
Keberhasilan dalam mencapai pengetahuan tidaklah diperoleh dengan instan. Tetapi butuh proses yang lama agar keilmuan yang dimiliki benar-benar matang atau ahli di bidangnya, dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata sepanjang hayat.
Itulah enam syarat menuntut ilmu yang berasal dari pengalaman imam Syafi'i yang beliau uraikan dalam sebuah Qaul atau ucapannya. Semoga bermanfaat.