Speedboat berada di atas "kuli air", sangat cepat, membelah lautan, dan mecipratkan air masuk ke dalam speedboat yang kami tumpangi. Serentak kami berteriak keasikan dengan gelombang yang terus datang menghantam bagian depan kapal. Hujan rintik-rintik turun membasahi kami, tapi ada seorang teman mengatakan "sadiki lai hujan su stop itu". Dan tak menunggu lama lagi matahari muncul dari persembunyiannya.
Sengatan matahari mulai terasa, angin laut bertiup kencang, keduanya berpadu menjadi satu dalam alunan melodi yang berasal dari pertemuan antara bagian depan kapal dan ombak. Semua orang yang ikut menjelajah hari ini sedang asik bercerita tentang keindahan pulau-pulau di sini.
Tak terasa kami sudah berada di antara pulau Du Roa (Desa Dullah Laut) dengan pulau Adranan. Batu karang di kedalaman laut telah terlihat, ikan yang bermacam-macam berenang kesana kemari, mereka tidak merasa terusik dengan kehadiran kami. Ada gurita yang timbul dari balik batu karang, dia terus merayap, sepertinya sedang mencari makanan, rumput laut terombang-ambing kesana kemari mengikuti arus. Airnya jernih sehingga semua yang berada di dasar laut tampak jelas.
Sebelum mencapai pulau bair kami harus melewati beberapa pulau yang semuanya bagus sekali. Pulau-pulau yang berjejeran di belakang pulau Du Roa membuat mata saya terbuka begitu lebar dan terkagum-kagum. Rasanya inilah surga yang tersembunyi di balik ombak dan lautan.
Di kejauhan sana, ada seorang bapak yang berada di atas sampan melambaikan tangan, sambil tangan yang satunya lagi memegang seutas tali yang digunakan untuk mengikat rumput laut. Hari ini Speedboat banyak yang berlalu lalang mengantar wisatawan dengan tujuan wisata yang sama dengan kami. Ketika bertemu, kami saling melambaikan tangan, memberikan senyum dan berlalu dengan perasaan gembira.
Speedboat yang kami tumpangi mulai melambat, pulau-pulau yang terbentuk dari batu karang sudah berada di depan mata. Pohon-pohon yang tumbuh di sana bergoyang ditiup angin, ada burung bangau terbang dan hinggap di atas batu, bagi saya ini penyambutan istimewa dari pulau bair.
Kapten kapal membawa kami mengelilingi sebagian pulau bair, ada lorong-lorong kecil yang berada di antara batu karang besar. Di sana saya melihat ada kapal yang digunakan wisatawan lain sedang berlabuh. Kami melewati mereka dan terus berkeliling hingga matahari sudah berada di atas kepala, di belakang saya ada yang sudah mengeluh lapar dan haus.
Kami singgah di salah satu pulau yang ada pasir timbulnya untuk istirahat, makan, dan minum. Persediaan yang kami bawa cukup banyak, ada ikan bakar, embal (makanan khas suku kei), nasi, sayur sir-sir, es kelapa muda dan cemilan-cemilan yang dibeli waktu masih berada di kota Tual. Saya mengambil posisi agak jauh dari yang lain untuk menikmati santapan siang yang lezat sambil menikmati pemandangan pulau bair.
"Bummm", saya dikagetkan dengan bunyi air yang berasal dari bawah tebing tak jauh dari dahan pohon yang saya gunakan untuk santap siang. Ada seorang pemuda loncat dari ketinggian tebing ke dalam air. Setelah itu, ada anak kecil yang loncat dari atas perahu ke dalam air dan sempat saya jepret dengan kamera. Dua pemandangan yang sudah biasa terjadi di sini. Kalau hanya mandi dan berenang saja tidaklah seru, tetapi kalau diselingi dengan panjat, dan loncat barulah seru.
Beberapa foto di atas merupakan dokumentasi perjalanan kami menelusuri keindahan pulau bair yang berada tak jauh dari kota Tual.
Pulau bair terletak di belakang Pulau Du Roa (Desa Dullah Laut) Kecamatan Pulau Dullah Utara, Kota Tual. Perjalanan ke sini menggunakan speedboat yang disewa dengan harga sekali perjalanan sebesar Rp. 500.000, sudah termasuk mengelilingi seluruh pulau bair. Tempat penyewaan speedboat terletak di Desa Dullah dan Kota Tual.
Perjalanan dari Desa Dullah ke pulau bair hampir 1 jam sampai 2 jam, tergantung kelajuan kapal yang ditumpangi. Sedangkan perjalanan dari kota Tual ke desa Dullah hanya berjarak 11km dengan waktu tempuh hanya sekitar 15 menit.
Saat ini pulau bair telah memiliki rumah apung yang berada di beberapa titik. Fasilitas ini dapat digunakan oleh semua pengunjung dengan tarif yang sudah ditentukan oleh pengelola pulau. Transportasi ke pulau bair sangat mudah didapatkan. Harga di hari libur dan hari kerja sama saja.
Di sana tidak terdapat kios/toko dan warung sehingga sebelum berwisata ke sana, siapkan semua persediaan makan dan sebagainya dengan lengkap. Jangan lupa untuk membawa kamera agar dapat mengabadikan momen terindah anda di sana.
Sengatan matahari mulai terasa, angin laut bertiup kencang, keduanya berpadu menjadi satu dalam alunan melodi yang berasal dari pertemuan antara bagian depan kapal dan ombak. Semua orang yang ikut menjelajah hari ini sedang asik bercerita tentang keindahan pulau-pulau di sini.
Tak terasa kami sudah berada di antara pulau Du Roa (Desa Dullah Laut) dengan pulau Adranan. Batu karang di kedalaman laut telah terlihat, ikan yang bermacam-macam berenang kesana kemari, mereka tidak merasa terusik dengan kehadiran kami. Ada gurita yang timbul dari balik batu karang, dia terus merayap, sepertinya sedang mencari makanan, rumput laut terombang-ambing kesana kemari mengikuti arus. Airnya jernih sehingga semua yang berada di dasar laut tampak jelas.
Sebelum mencapai pulau bair kami harus melewati beberapa pulau yang semuanya bagus sekali. Pulau-pulau yang berjejeran di belakang pulau Du Roa membuat mata saya terbuka begitu lebar dan terkagum-kagum. Rasanya inilah surga yang tersembunyi di balik ombak dan lautan.
Di kejauhan sana, ada seorang bapak yang berada di atas sampan melambaikan tangan, sambil tangan yang satunya lagi memegang seutas tali yang digunakan untuk mengikat rumput laut. Hari ini Speedboat banyak yang berlalu lalang mengantar wisatawan dengan tujuan wisata yang sama dengan kami. Ketika bertemu, kami saling melambaikan tangan, memberikan senyum dan berlalu dengan perasaan gembira.
Speedboat yang kami tumpangi mulai melambat, pulau-pulau yang terbentuk dari batu karang sudah berada di depan mata. Pohon-pohon yang tumbuh di sana bergoyang ditiup angin, ada burung bangau terbang dan hinggap di atas batu, bagi saya ini penyambutan istimewa dari pulau bair.
Kapten kapal membawa kami mengelilingi sebagian pulau bair, ada lorong-lorong kecil yang berada di antara batu karang besar. Di sana saya melihat ada kapal yang digunakan wisatawan lain sedang berlabuh. Kami melewati mereka dan terus berkeliling hingga matahari sudah berada di atas kepala, di belakang saya ada yang sudah mengeluh lapar dan haus.
Kami singgah di salah satu pulau yang ada pasir timbulnya untuk istirahat, makan, dan minum. Persediaan yang kami bawa cukup banyak, ada ikan bakar, embal (makanan khas suku kei), nasi, sayur sir-sir, es kelapa muda dan cemilan-cemilan yang dibeli waktu masih berada di kota Tual. Saya mengambil posisi agak jauh dari yang lain untuk menikmati santapan siang yang lezat sambil menikmati pemandangan pulau bair.
"Bummm", saya dikagetkan dengan bunyi air yang berasal dari bawah tebing tak jauh dari dahan pohon yang saya gunakan untuk santap siang. Ada seorang pemuda loncat dari ketinggian tebing ke dalam air. Setelah itu, ada anak kecil yang loncat dari atas perahu ke dalam air dan sempat saya jepret dengan kamera. Dua pemandangan yang sudah biasa terjadi di sini. Kalau hanya mandi dan berenang saja tidaklah seru, tetapi kalau diselingi dengan panjat, dan loncat barulah seru.
Foto-foto
Beberapa foto di atas merupakan dokumentasi perjalanan kami menelusuri keindahan pulau bair yang berada tak jauh dari kota Tual.
Trip ke Pulau Bair
Pulau bair terletak di belakang Pulau Du Roa (Desa Dullah Laut) Kecamatan Pulau Dullah Utara, Kota Tual. Perjalanan ke sini menggunakan speedboat yang disewa dengan harga sekali perjalanan sebesar Rp. 500.000, sudah termasuk mengelilingi seluruh pulau bair. Tempat penyewaan speedboat terletak di Desa Dullah dan Kota Tual.
Perjalanan dari Desa Dullah ke pulau bair hampir 1 jam sampai 2 jam, tergantung kelajuan kapal yang ditumpangi. Sedangkan perjalanan dari kota Tual ke desa Dullah hanya berjarak 11km dengan waktu tempuh hanya sekitar 15 menit.
Fasilitas
Saat ini pulau bair telah memiliki rumah apung yang berada di beberapa titik. Fasilitas ini dapat digunakan oleh semua pengunjung dengan tarif yang sudah ditentukan oleh pengelola pulau. Transportasi ke pulau bair sangat mudah didapatkan. Harga di hari libur dan hari kerja sama saja.
Di sana tidak terdapat kios/toko dan warung sehingga sebelum berwisata ke sana, siapkan semua persediaan makan dan sebagainya dengan lengkap. Jangan lupa untuk membawa kamera agar dapat mengabadikan momen terindah anda di sana.