Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pantai Karang yang Eksotis di Desa Elaar, Maluku Tenggara

Pantai Karang yang Eksotis di Desa Elaar, Maluku Tenggara

P
esisir pantai kei kecil timur selama ini belum banyak dijejaki oleh para pengembara atau traveler, baik lokal maupun manca negara. Selama ini kepulauan kei hanya diperkenalkan dengan pantai berpasir putih yang halus dan pantai pasir putih yang menjulur ke laut. Sedangkan pantai batu karang tidak begitu terekspos.

Saat itu hari mulai siang, saya melakukan solo traveling untuk menikmati akhir pekan di pesisir timur pulau kei kecil. Melalui jalan raya K.H. Abdurahman Wahid Kabupaten Maluku Tenggara (masyarakat setempat menyebutnya jalan TOL), saya memulai perjalanan, melintasi beberapa desa sambil melihat pantai mana yang akan saya singgahi.

Sempat saya berpikir untuk singgah di beberapa tempat, namun karena rimbunan pohon yang memagari pantai-pantai tersebut maka saya terus melaju dengan motor hingga sampai di suatu desa yang masih asri.

Pantai Karang Desa Elaar Lamagorang


Pantai karang yang eksotis di desa Elaar, Maluku Tenggara

Suasana desa Elaar Lamagorang begitu sunyi, waktu itu sekitar jam 12.41 siang sehingga warga mungkin sedang istirahat. Saya hanya bertemu dengan dua gadis kecil yang menikmati hawa sejuk di bawah pohon yang dekat dengan pantai, saya mengajak mereka berdua untuk berbicara tentang lokasi pantai yang air lautnya sedang pasang. Di sela-sela pembicaraan kami bertiga, saya mengajak mereka untuk berofoto, namun mereka menolak dengan alasan nanti dimarahi orang tuanya.

Beberapa saat saya beristirahat di pantai yang mereka sebut sebagai vutroa ngur ho huwang lar i tel untuk melepas lelah, karena telah melakukan perjalanan yang jarakanya sekitar 37 km dari Langgur. Sekitar 10 menit saya duduk sambil ngobrol dengan kedua gadis kecil yang saya temui itu, mereka begitu asik memberi keterangan tentang desanya, walaupun tidak lengkap tetapi setidaknya ada sedikit informasi yang saya dapatkan tentang pantai desa elaar lamagorang.

Setelah berbicara dengan mereka berdua, saya berjalan ke begian kiri pantai yang mereka sebut sebagai pantai vat wahan (ujung batu) yang banyak ditumbuhi pohon kelapa dan rimbunan semak belukar. Karena medan yang masih baru saya agak berhati-hati agar tidak jatuh di atas batu karang yang keras dan tajam. Setelah sampai di tempat yang saya tuju, yang terlintas di pikiran saya,

Kenapa saya harus ke bali kalau di sini ada pantai seindah surga.

Pantai karang yang eksotis di desa Elaar, Maluku Tenggara

Bum....
ombak yang menghantam batu karang membuat air laut pecah hingga mengenai tubuh saya. karena saya berada di dekat batu karang yang terkena hantaman air laut.

Ombak tapicah di batu karang buih tapisah di kiri-kanan. Pernakah anda mendengar lirik lagu ini? Kira-kira begitulah gambaran pantai ini. Saat pertama kali ke sini, saya tak bisa berkata apa-apa selain memuji Tuhan "subhanallah" yang telah menciptakan pantai seindah ini.

Semua yang ada di sini masih alami, bersih, dan lautnya biru belum dicemari oleh limbah, tak ada sampah yang berserakan. Sehingga bagi kamu yang ingin berkunjung ke sini agar tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah di sembarangan tempat khususnya sampah non-organik dalam hal ini yang paling parah adalah sampah plastik.

Di pantai ini, saya melepas lelah dari kebisingan kota, menikmati setiap ombak yang datang menghantam batu karang sambil mengabadikan momen indah ini "membekukan waktu dengan kamera".

Kuburan di Pinggir Pantai


Pantai karang yang eksotis di desa Elaar, Maluku Tenggara

Di pantai ini ada kuburan yang terletak di atas batu karang dekat pantai. Saya mendekati kuburan itu dan mencari jejak yang mungkin bisa memberitahu gambaran tentang kuburan itu. Namun tidak ada informasi yang pasti. Di bagian depan kuburan hanya tertulis satu kata yang tidak saya pahami. Saya hanya membatin "kok ada kuburan Islam di desa ini". Kebetulan masyarakat desa elaar lamagorang beragama kristen.

Setelah mencari informasi terkait dengan kuburan itu, saya mendapat jawaban dari seorang pemuda desa bahwa, kuburan itu merupakan kuburan panglima perang pertama masyarakat wadan (Banda Eli) yang meninggal di elaar lamagorang dan dikubur di situ.

Tempat Larangan


Di Ohoi elaar lamagorang ada tempat terlarang yang tidak bisa dimasuki oleh sembarangan orang, sayapun tidak diizinkan masuk oleh warga karena alasan 'tempat pamali', hanya orang-orang tertentu saja yang boleh masuk, kalaupun ada orang lain yang ingin masuk maka, harus mendapatkan izin dan ditemani oleh pemuka adat setempat.

Setelah saya berdiskusi dengan seorang pemuda ohoi setempat, dia bercerita bahwa 'tempat pamali' itu merupakan kuburan nenek moyang masyarakat elaar yang berasal dari Luang yaitu salah satu daerah di pulau seram. Di situ juga terdapat tulisan-tulisan dalam bahasa kei tentang kearifan lokal.

Desa elaar terdiri atas Ohoi Elaar Garara, Ohoi Elaar Ngurvul, Ohoi Elaar Let, Ohoi Elaar Lamagorang, dan Ohoi Elaar Ngursoin. Kelima desa ini secara administrasi pemerintahan terpisah, namun secara adat tergabung menjadi keluarga besar Elaar.

Pantai Karang Desa Ngursoin


Pantai karang yang berada di Ohoi Elaar Ngursoin kepulauan kei merupakan pantai yang belum banyak diketahui oleh pecinta traveler. Pantai ini masih menjadi surga tersembunyi (hidden paradise) karena kindahannya yang masih tersembunyi. Di kepulauan kei masih banyak tempat-tempat indah yang belum atau tidak sama sekali disentuh oleh wisatawan, hanya warga lokal saja yang datang untuk berkebun atau menangkap ikan.

Pantai indah dan sunyi ini setiap harinya hanya dikunjungi oleh para petani yang berkebun embal, kelapa, dan ubi jalar. Ketika saya berada di sana, saya hanya bertemu dengan seorang bapak paru baya dengan anaknya yang sedang membersihkan kebun milik mereka. Kami berbincang sekedarnya, kemudian saya meminta izin untuk masuk ke wilayah pantai dan menitipkan motor yang saya kendarai di dekat kebun milikinya.

Pantai dengan view terbaik ini masih terlestari dengan baik, belum banyak wisatawan yang datang membuat pantai ini bersih dari sampah. Tumbuhan semak belukar yang pendek dan menjalar menambah eksotis pantai karang ini.

Dari pantai ini saya bisa melihat pulau kei besar, yang berada di seberang lautan sambil menikmati setiap deburan ombak yang menghantam batu karang. Rasanya saya ingin menyatu dengan alam, menikmati setiap detik keindahan yang dimilikinya.

Laut di pantai ini masih bersih, airnya yang berwarna biru dan jernih. Pada musim timur ombaknya cukup keras.

Pantai karang yang eksotis di desa Elaar, Maluku Tenggara
Pantai karang yang eksotis di desa Elaar, Maluku Tenggara
Pantai karang yang eksotis di desa Elaar, Maluku Tenggara
Pantai karang yang eksotis di desa Elaar, Maluku Tenggara

Saya terus menelusuri pantai hingga ratusan meter jauhnya dari jalan masuk. Semak belukar yang tajam tak menghalangi langkah kaki saya untuk terus berjalan menelusuri pantai ini. Di sini ketika berjalan kamu harus berhati-hati, karena karangnya yang tajam bisa melukai kaki atau kalau terjatuh bisa terluka.

Traveler yang baik adalah yang selalu menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah di sembarangan tempat. Bagi anda yang ingin berkunjung ke pantai ini, jagalah kebersihan pantai dengan membawa pulang semua sampah plastik yang anda bawa ke pantai ini. Karena sampah plastik susah diurai menjadi tanah, butuh ribuan tahun barulah sampah plastik bisa hilang.

Penyebutan Ohoi digunakan untuk mengganti kata Desa. Ohoi merupakan bahasa kei yang artinya Desa atau kampung. Penyebutan ini sudah masuk dalam peraturan daerah Kabupaten Maluku Tenggara.

Jalur Ke Wilayah Pantai Elaar


Pantai karang ini berada di antara Ohoi Danar dan Ohoi Elaar Kabupaten Maluku Tenggara. Jarak tempuh dari kota langgur menuju ke pantai ini sekitar 38 km dengan waktu tempuh 56 menit. Jalur menuju ke sini dapat kamu lihat pada google maps di bawah ini.

Posting Komentar untuk "Pantai Karang yang Eksotis di Desa Elaar, Maluku Tenggara"