Beragam Suku - yang ada di Indonesia mebuat negeri ini semakin terkena dengan keragaman suku bangsanya. Dahulu ada ribuan suku yang menetap dan hidup di berbagai pelosok negeri. Namun saat ini hanya ratusan yang masih bertahan dan hidup di Indonesia. Suku-suku ini pun memiliki beragam keunikan dan kebudayaan yang berbeda dengan yang lainnya. Salah satu suku yang unik adalah suku Asmat.
Suku Asmat adalah sebuah suku yang ada di Papua. Suku ini tinggal dan hidup dengan damai di tanah Papua. Walaupun berada di ujung negara Indonesia, suku ini begitu terkenal. Banyak hal yang membuat suku ini dikenal masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Diantaranya karena produksi ukiran kayunya yang unik, serta kebudayaannya yang beragam. Beberapa ornamen dan motif yang unik seringkali digunakan dan menjadi tema utama dalam proses pemahatan patung. Biasanya suku Asmat mengambil tema nenek moyang dari suku mereka, yang biasa disebut mbis. Namun seringkali juga ditemui ornamen / motif lain yang menyerupai perahu atau wuramon. Mereka percayai bahwa motif ini adalah simbol perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di alam kematian. Bagi penduduk asli suku Asmat, seni ukir kayu adalah sebuah perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya.
Pada dasarnya, populasi suku Asmat terbagi menjadi dua yaitu orang-orang yang tinggal di pesisir pantai dan yang tinggal di bagian pedalaman. Keduanya memiliki perbedaan dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Untuk populasi pesisir pantai kemudian dibagi menjadi dua bagian lagi yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Masyarakat suku Asmat memilki tradisi dan adat-istiadat yang bergam. Dalam hal ini, akan ada banyak upacara dan ritual yang digelar suku Asmat. Ritual ini diantaranya adalah upacara kehamilan, ritual kelahiran, ritual pernikahan, dan juga upacara kematian. Tak hanya itu, kesenian Suku Asmat juga beragam, seperti Ukiran kayu atau patung, tari Tobe, dan seni musik. Rumah Adat Suku Asmat terdiri dari dua jenis. Pertama adalah Jew yaitu rumah yang secara khusus digunakan untuk ritual atau upacara, sebagai tempat penyimpanan benda keramat, serta tempat pertemuan atau diskusi warga. Kedua adalah rumah tysem atau di sebut juga rumah keluarga. Sesuai namanya, rumah ini dibangun untuk tempat tinggal mereka yang sudah berkeluarga.
Mata pencaharian suku Asmat setiap harinya adalah berburu dan bercocok tanam. Makanan pokok suku ini adalah sagu. Setiap harnyamasyarakat ini memakan sagu dengan cara mereka sendiri . Yaitu sag dibuat menjadi bulat-bulat, kemudian dibakar di atas bara api. Suku Asmat setiap harinya memakai pakaian adat bernama Rumbai-Rumbai, pakaian ini digunakan untuk menutupi bagian tertentu saja. Dan Rumbai-Rumbai ini pun juga dibuat dari daun sagu.
Masyarakat Suku Asmat pada umumnya beragama Katolik, Protestan, dan Animisme. Animisme disini merupakan ajaran dan praktik keseimbangan alam dan penyembahan kepada roh orang mati atau patung. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan masyarakanya yang sering membuat patung.
Suku Asmat bukan hanya suku yang tinggal di ujung timur aja, suku ini juga memberikan banyak kontribusi budaya kepada Indonesia. Nah,itulah tadi beragam cerita mengenai kehiduan suku Asmat di Papua. Semoga artikel mengenal suku Asmat lebih dekat ini bermanfaat untuk Anda.
Suku Asmat adalah sebuah suku yang ada di Papua. Suku ini tinggal dan hidup dengan damai di tanah Papua. Walaupun berada di ujung negara Indonesia, suku ini begitu terkenal. Banyak hal yang membuat suku ini dikenal masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Diantaranya karena produksi ukiran kayunya yang unik, serta kebudayaannya yang beragam. Beberapa ornamen dan motif yang unik seringkali digunakan dan menjadi tema utama dalam proses pemahatan patung. Biasanya suku Asmat mengambil tema nenek moyang dari suku mereka, yang biasa disebut mbis. Namun seringkali juga ditemui ornamen / motif lain yang menyerupai perahu atau wuramon. Mereka percayai bahwa motif ini adalah simbol perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di alam kematian. Bagi penduduk asli suku Asmat, seni ukir kayu adalah sebuah perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya.
Pada dasarnya, populasi suku Asmat terbagi menjadi dua yaitu orang-orang yang tinggal di pesisir pantai dan yang tinggal di bagian pedalaman. Keduanya memiliki perbedaan dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Untuk populasi pesisir pantai kemudian dibagi menjadi dua bagian lagi yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Masyarakat suku Asmat memilki tradisi dan adat-istiadat yang bergam. Dalam hal ini, akan ada banyak upacara dan ritual yang digelar suku Asmat. Ritual ini diantaranya adalah upacara kehamilan, ritual kelahiran, ritual pernikahan, dan juga upacara kematian. Tak hanya itu, kesenian Suku Asmat juga beragam, seperti Ukiran kayu atau patung, tari Tobe, dan seni musik. Rumah Adat Suku Asmat terdiri dari dua jenis. Pertama adalah Jew yaitu rumah yang secara khusus digunakan untuk ritual atau upacara, sebagai tempat penyimpanan benda keramat, serta tempat pertemuan atau diskusi warga. Kedua adalah rumah tysem atau di sebut juga rumah keluarga. Sesuai namanya, rumah ini dibangun untuk tempat tinggal mereka yang sudah berkeluarga.
Mata pencaharian suku Asmat setiap harinya adalah berburu dan bercocok tanam. Makanan pokok suku ini adalah sagu. Setiap harnyamasyarakat ini memakan sagu dengan cara mereka sendiri . Yaitu sag dibuat menjadi bulat-bulat, kemudian dibakar di atas bara api. Suku Asmat setiap harinya memakai pakaian adat bernama Rumbai-Rumbai, pakaian ini digunakan untuk menutupi bagian tertentu saja. Dan Rumbai-Rumbai ini pun juga dibuat dari daun sagu.
Masyarakat Suku Asmat pada umumnya beragama Katolik, Protestan, dan Animisme. Animisme disini merupakan ajaran dan praktik keseimbangan alam dan penyembahan kepada roh orang mati atau patung. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan masyarakanya yang sering membuat patung.
Suku Asmat bukan hanya suku yang tinggal di ujung timur aja, suku ini juga memberikan banyak kontribusi budaya kepada Indonesia. Nah,itulah tadi beragam cerita mengenai kehiduan suku Asmat di Papua. Semoga artikel mengenal suku Asmat lebih dekat ini bermanfaat untuk Anda.