Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mudik (Budaya di Bulan Suci Ramadahan)

Mudik (Budaya di Bulan Suci Ramadahan)

Bulan Ramadhan adalah bulan suci bagi umat Islam. Oleh karenanya, banyak hal yang special terjadi pada bulan tersebut. Di bulan yang suci itu, seluruh umat Islam diwajibkan manjalankan ibadah puasa. Di Indonesia, bulan Ramadhan tidak hanya sekadar puasa, namun juga diisi oleh aktivitas kebudayaan hasil akulturasi Islam dan budaya lokal. Prakteknya bisa bermacam-macam, mulai dari acara seremonial unik sampai ritual penyucian diri. Dalam perkembangannya, mulai muncul buka puasa bersama hingga sahur on the road. Satu yang tidak ketinggalan dan selalu ramai menjelang pertengahan dan akhir bulan puasa, yakni ritual mudik atau pulang kampung.

Keramaian ritual mudik berbanding lurus dengan semakin dekatnya hari lebaran. Semakin dekat hari lebaran, suasana mudik semakin ramai. Aktvitas mudik dapat menggunakan berbagai sarana transportasi, baik darat, laut maupun udara. Untuk seorang pemudik, segala cara ditempuh, asalkan bisa berkumpul dengan keluarga di kampung saat momen lebaran. Jadi, dapat dikatakan mudik adalah aktivitas romantisme magis dan massal para kaum urban perantauan kembali ke kampung halaman untuk suatu momen penting. Salah satu kelompok dari kaum urban perantauan itu adalah Mahasiswa perantauan.

Mahasiswa perantauan adalah kaum urban dengan alasan pendidikan. Untuk dapat melewatkan momen lebaran dengan keluarga, mereka harus menyesuaikan jadwal keberangkatan dengan jadwal perkuliahaan. Menyesuaikan kedua hal itu perlu perhitungan yang matang, terlebih yang melaksanakan mudik dengan menggunakan transportasi kapal laut. Akan sulit rasanya jika jadwal kapal laut terakhir sebelum lebaran dijadwalkan berangkat sebelum liburan kampus tiba.

Mahasiswa asal Maluku yang berada di Makassar misalnya. Mahalnya tiket pesawat menjelang hari lebaran membuat pilihan menggunakan kapal laut menjadi pilihan terakhir untuk dapat berkumpul di rumah menjelang puasa. Kapal PT. Pelayaran Indonesia (Pelni) dengan rute tempuh satu setengah hari perjalanan dari Makassar ke Ambon dan dua setengah hari perjalanan dari Makassar ke Tual, Maluku Tenggara, merupakan waktu yang harus dibayar, disamping harga tiket untuk dapat sampai ke tempat tujuan.

Ketika dijumpai dan ditanyakan, beberapa diantaranya mengaku bahwa dengan terpaksa mereka berangkat  meski kampusnya belum libur karena jadwal keberangkatan kapal lebih dahulu ketimbang waktu liburan kampus. Untuk mahasiswa di beberapa kampus yang sedang menjalankan Ujian Akhir Semester, mereka memilih cara berkomunikasi dengan dosen untuk mendapat keringanan berupa percepatan ujian. Semuanya  agar mereka dapat mudik sesuai dengan jadwal kapal.

Mudik bukan saja menuntut bayaran sejumlah rupiah harga tiket, bagi mahasiswa perantauan asal Maluku di Makassar, mudik juga memerlukan perhitungan jadwal yang matang antara waktu liburan dan jadwal kapal. Tak lupa perjalanan yang melelahkan selama satu sampai tiga hari di atas laut.
Postingan ini dikirim oleh:
Photo

Learning to appreciate a process for a change

Posting Komentar untuk "Mudik (Budaya di Bulan Suci Ramadahan)"