Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)

Strategi pembelajaran ekspositori sama saja dengan metode ceramah dalam proses belajar mengajar. Guru secara verbal akan menyampaikan kepada siswa tentang suatu materi pelajaran. Selain strategi ini masih banyak strategi dan model pembelajaran lain, seperti model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran berbasis masalah.

Konsep pembelajaran ekspositori hanya terfokus kepada guru sebagai subjek pendidik sedangkan siswa hanayalah objek yang siap menerima pelajaran. Lebih detail tentang strategi pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut.

Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
pixabay.com


Konsep dan Prinsip Penggunaan Strategi Pembelaran Ekspositori


Strategi pembelajaran ekpositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal diri seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung. (direct instruction). Mengapa demikian? Karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak di tuntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “clalk and talk”.

Terdapat beberapa karakterstik strategi ekspositori yaitu antara lain:

a) Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini. Oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.

b) Biasanya materi pelajaran yang di sampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.

c) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembalai materi yang telah di uraikan.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang beroreantasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru mennyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang di sampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi pembelajaran ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.

Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelaran ekspositori


Tidak ada satu strategi pembelajaran yang di anggap lebih baik di bandingkan denagan strategi pemabalajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari  efektiv tidaknya strategi tersebut dalam menyampai tujuan pembelajaran yang telah di tenetukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama pengguanaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus di capai.
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat bebeapa prinsip yang harus diperhatikan  oleh setiap guru.setiap prinsip tersebut dijelaskan dibawah ini.

a) Berorientasi pada tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui model pembelajaran ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Kerena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu, guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti karena ia umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau beroreantasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini  sangat penting untuk dipahami, karena tujuan spesivik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.

b) Prinsip komunikasi

Proses pembelajaran dapat di katakan sebagai proses komunikasi, yang menimbulkan pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin di capai. Dalam proses komunikasi, guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.

c) Prinsip kesiapan

Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakalah dalam dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespons setaip stimulus yang muncul manakalah dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik dari hukum belajar ini adalah, agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran.

d) Prinsip berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalalah manakalah melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk menncari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran adalah salah faktor yang dapat mempengaruhui dalam proses belajar mengajar, karena tanpa adanya prinsip yang di gunakan dalam strategi pembelajaran ini, akan menjadi penghambat dalam proses penyampaian tujuan.

Prinsip berkelanjutan yang dimaksud diatas adalah memberikan motivasi kepada siswa agar peserta didik mau belajar kembali tentang meteri yang di ajarkan oleh guru di sekolah. Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia  tidak berusaha mengerahkan segala kemampuannya.

Prosedur pelaksanaan strategi


Sebelum diuraikan tahapan penggunaan strategi ekspositori terlebih dahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan strategi ini.

a) Rumusan Tujuan yang ingin dicapai

Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik yang beroreantasi kepada hasil belajar. Tujuan yang spesifik, seperti yang telah dijelaskan diatas, dapat memperjelas kepada arah yang ingin dicapai. Dengan demikian, melalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing dalam menyimak materi pelajaran juga akan diketahui efektifitas dan efisiensi penggunaan strategi ini.

b) Kuasai materi pelajaran yang ingin dicapai

Penguasaan materi pelajaran dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi skspositoris. Pengguasaan materi yang sempurnaan, akan membuat kepercayaan diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah akan mengelolah kelas; ia akan bebas  bergerak; berani menatap siswa; tidak takut dengan prilaku-prilaku siswa yang dapat mengganggu jalanya proses pembelajaran; dan lain sebagainya.

c) Kenali Medan dan Berbagai Hal yang dapat mempengaruhui  proses penyampain

Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting dalam langkah persiapan. Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses penyajian materi pelajaran. Beberapa hal yang  dengan medan yang harus dikenali diantaranya, pertama, latar belakang audiens atau siswa yang akan menerima materi, kedua, kondisi ruangan, baik menyangkut luas dan besarnya ruangan , pencahayaan, posisi tempat duduk, maupum kelengkapan ruangan itu sendiri.

Jadi prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ini tidak terlepas dari seorang guru yang berprofesional dalam proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, sehingga bisa di jadikan sebagai landasan dalam mengukur tingkat pemahaman siswa dalam penerapan strategi pembelajaran ekspositori. Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kemampuan merancanng dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk didalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektivitas pembelajaran berlangsung

Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:

1) Persiapan (Preparition)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah, mengajak siswa keluar dari kondisi yang mental yang pasif. Membangkitkan motivasi dan minat untuk belajar. Merangsang dan menggunggah rasa ingin tahu siswa. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan diantaranya adalah:

a) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya, sugesti yang negatif dapat mematikan semangat belajar siswa.

b) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai. Menemukakan tujuan sangat penting artinya dalam setiap proses pembelajaran. Dengan mengemukakan tujuan siswa akan paham apa yang harus mereka kuasai serta mau dibawa kemana mereka. Dengan demikian, tujuan merupakan “pengikat” baik bagi guru maupun bagi siswa.

c)  Bukalah file dalam otak siswa. Cobalah anda bayangkan, seandainya seorang guru menyampaikan materi pelajaran yang sama sekali asing bagi anda, artinya materi itu sama sekali materi yang belum anda kenal.

Jadi dalam penerapan strategi pembelajaran ini, guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam persiapan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu merumuskan tujuan yang merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan oleh guru.

2) Penyajian (Predentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam menyajikan ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah di tangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu antara lain:

a) Penggunaan bahasa. Pengguanaan bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan presentasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa. Pertama, bahasa yang digunakan sebaiknya bahasa yang bersifat komunikatif dan mudah dipahami. Kedua, dalam pengguanaan bahasa  guru harus memperhatikan tingkat perkembangan audiens atau siswa.

b) Intonasi suara. Intonasi suara adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yang ingin di sampaikan.

c) Menjaga kontak dengan siswa. Dalam proses penyajian materi pelajaran, kontak mata (eye contact) merupakan hal yang sangat penting untuk membuat siswa tetap memperhatikan pelajaran.

d) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan. Menggunakan joke adalah kemampuan guru untuk menjaga agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu

3) korelasi (correlation)

langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalama siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengathuan yang dimilikinya.

4) Menyimpulkan (genelazation)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.

5) Mengaplikasikan (application)

Langkah aplikasi adalah langkah untuk tujuan kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa.

Keunggulan dan kelemahan strategi


a. Keunggulan

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelejaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa  keunggulan, diantaranya:

1) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasaan metri pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengatahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

2) Strategi pembelejaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, semantara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.

3) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kulia) tenteng suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi)

b. Kelemahan

1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik

2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.

3) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.

4) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, auntasiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelolah kelas.

5) Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama