Tafsir Hadis Rasulullah saw. tentang kewajiban menuntut Ilmu

Tafsir Hadis Rasulullah saw. tentang kewajiban menuntut Ilmu
Tafsir Hadis Rasulullah saw. tentang kewajiban menuntut Ilmu. Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan umatnya dalam berbagai hal termasuk di dalamnya mewajibkan kepada seluruh umat Islam, baik itu laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu. Banyak terdapat ayat-ayat Al-Quran tentang pendidikan yang patut kita pelajari, karena dari al-Quranlah sumber pengetahuan hakiki. Selain itu, banyak pula hadist rasulullah saw. yang menjelaskan tentang hal ini, seperti hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah di bawah ini.


Artinya: Menuntut ilmu itu (merupakan) kewajiban atas seluruh umat Islam (H. R. Ibnu Majah)

Hadis tersebut dengan jelas menyatakan bahwa menuntut ilmu itu 'faridhah' yaitu merupakan hal wajib yang tidak bisa ditinggalkan oleh seluruh umat Islam, tanpa ada pengeculian. Karena dengan menuntut ilmu umat Islam dapat mengemban tugasnya sebagai khalifah di atas muka bumi, yaitu dengan membangun peradaban manusia yang mulia.

Seruan untuk menuntut ilmu ini dilakukan oleh seseorang itu sejak masih kecil. Artinya bahwa pendidikan terhadap anak itu dimulai dari dia kecil, karena ibarat pohon jika masih kecil masih mudah untuk diarahkan sedangkan jika sudah besar pohon itu sudah keras sehingga jika dirubah bagian yang bengkok menjadi lurus maka akan menjadi patah. Selain itu waktu kecil seorang anak otaknya masih 'encer' sehingga mudah untuk menerima pengetahun, sedangkan jika sudah tua otak mulai 'membatu' sehingga sulit untuk menerima pengetahuan dengan mudah.

Dalam salah satu syair arab disebutkan bahwa; "belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di waktu besar bagaikas mengukir di atas air." Ukiran di atas air dengan mudah akan hilang, sedangkan ukiran yang ada di atas batu susah untuk dihilangkan, kecuali dengan cara merusak batu itu. Begitu pula dengan otak manusia, sehingga pembiasaaan anak untuk belajar itu seharusnya dilakukan sejak dini, sehingga mereka akan terbiasa.

Ada istilah pendidikan seumur hidung (long life education). Sebelum istilah ini ada rasulullah telah bersabda tentang pendidikan seumur hidup, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Dailami sebagai berikut.


Artinya: Tuntutlah ilmu dari buaian ibu hingga ke liang lahat/kubur. (H. R. Dailami)

Hadis ini tidak hanya ditujukan kepada seorang muslim sebagai individu dalam menuntut ilmu sejak berada di buaian ibu, tetapi juga ditujukan kepada orang tua, agar memberikan pendidikan yang baik kepada anak sejak mereka masih berada dalam kandungan. Sejak mengandung sudah seharusnya anak diperdengarkan dengan hal-hal yang baik, orang tua tidak boleh berperilaku buruk sejak anak lahir, sehingga dia dapat merekam perilaku baik dari orang tuanya sejak dini. Hadis ini juga menjelaskan bahwa menuntut ilmu itu tidak mengenal umur, selama ilmu itu tidak kita ketahui apalagi yang berkaitan dengan ilmu agama, maka wajib hukumnya untuk kita pelajari.

Menuntut ilmu itu seumur hidup, dan dimanapun tanpa memandang jauh atau dekatnya suatu tempat tersebut, bahkan rosulullah pernah berasabda bahwa.


Artinya: Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina (H. R. Baihaqi).

Di zaman Rasulullah, perkemabangan teknologi tidak seperti saat ini. Perjalanan dari Madinah (tempat tinggal Nabi Muhammad saw.) menuju ke cina itu membutuhkan waktu bertahun-tahun hingga bisa sampai. Mereka dalam melakukan perjalanan hanya menggunakan kuda atau unta. Belum lagi perjalanan darat yang serba kesulitan dan banyak rintangan yang harus dihadapi. Walaupun demikian menuntut ilmu itu tidak memandang jauh atau dekat tempatnya, selama di situ ada ilmu pengetahuan maka, kita dibolehkan pergi ke sana untuk mendapatkan ilmu tersebut.

Menuntut ilmu itu bukan untuk mencari kebahagiaan lahiriah yang bersifat duniawi semata, tetapi juga dibarengi dengan ilmu yang dapat membahagiakan bathiniah, dan juga ilmu yang bisa menjadi pegangan hidup untuk kebahagiaan di akhirat kelak. Rasulullah saw. bersabda.


Artinya: Barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia maka dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya, maka dengan ilmu.

Setiap kita yang menginginkan tentang dunia, baik itu keinginan untuk memperoleh pekerjaan, jabatan, harta dan lain sebagainya maka harus dengan ilmu atau kecerdasan, tanpa memiliki ilmu pengetahuan seseorang tidak mungkin bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Begitupula dengan kehidupan setelah kematian atau alam akhirat. Jika ingin memperoleh kebahagiaan di akhirat berupa ridha Allah, bertemu langsu dengan Allah swt, dan mendapatkan syurganya, maka itu semua harus pula dengan ilmu. Atau jika kita menginkan kedua-duanya yaitu mendapatkan dunia dan akhirat maka itupula haruslah dengan ilmu.

Tanpa ilmu kita tidak bisa berbuat apa-apa, dan tidak bisa menjadi apa-apa.

Mendapatkan syurga merupakan balasan bagi setiap orang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu, bahkan orang Islam yang sedang menuntut ilmu itu merupakan orang yang sedang berjihad di jalan Allah swt. Sehingga Allah memudahkan jalan untuk menuju ke syurga. Rasulullah saw. bersabda.


Artinya: Orang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan bagi dia jalan menuju syurga (H. R. Thabrani).


Artinya: Tuntutlah ilmu dan pengetauan, dan belajarlah untuk bersikat tenang dan sabar, serta hormatilah gurumu.

Hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah ketenangan dan kesabaran, karena dalam menuntut ilmu banyak cobaan yang datang untuk menghadang. Selain itu seorang murid harus menghormati gurunya agar mendapatkan berkah, dan juga menghormati orang tuanya agar dia mendapatkan berkah dari langit melalui doa-doa orang tuanya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama