Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sikap Zuhud merupakan perilaku terpuji dalam Islam

Sikap Zuhud merupakan perilaku terpuji dalam Islam
Saat ini dalam masyarakat modern, kita sudah susah menemukan orang yang memiliki sifat zuhud, karena kehidupan manusia yang telah berada dalam persaingan yang bersifat matrial, sehingga lebih banyak orang yang mencintai dunia dibandingkan mengingat akhirat. Padahal Sikap zuhud merupakan perilaku terpuji dalam Islam

Pengertian Zuhud


Secara bahasa, kata zuhud berarti meninggalkan, mengabaikan, tidak mengindahkan, atau menjauhi. Adapun secara istilah, zuhud adalah sikap hidup seorang muslim yang menjaga dirinya dari kemewahan dunia untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Dari pengertian di atas, zuhud adalah sikap mental menjaga diri dari godaan keindahan dunia yang dapat melenakan perhatian kita dari Allah swt. Zuhud bukan berarti membenci dunia dan berlaku bagaikan seorang pertapa yang menyengsarakan dirinya di dunia ini. Dengan demikian, zuhud tidak berarti hidup miskin dan orang yang miskin belum tentu ia seorang yang zuhud. Hal ini karena zuhud tidak identik dengan hidup miskin.

Zuhud yang sebenarnya terjadi pada seseorang yang memiliki dunia dalam genggamannya tetapi ia tidak terpengaruh oleh dunia dan isinya. Ia memiliki harta tetapi hartanya tersebut tidak membuatnya terlena sehingga melalaikan kewajibannya kepada Allah swt. Ia tidak sibuk mengumpulkan dan menghitung hartanya dan melupakan kewajiban yang Allah swt. berikan untuk mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah.

Ia memiliki pangkat dalam pekerjaan dan tanggung jawabnya. Akan tetapi pangkat dan jabatan itu tidak membuatnya lupa dan bersombong diri di hadapan Allah swt. dan manusia. Ia mengetahui bahwa pangkat dan jabatan hanyalah amanah yang Allah swt. titipkan kepadanya. Demikian pula dengan status sosial dan keluarga. Semakin tinggi status sosial dan kedudukan keluarganya di dalam masyarakat, semakin tinggi pula kualitas zuhud seseorang bila mampu melakukannya. Artinya, ia dapat mengalahkan godaan dunia dan menghadapkan perhatiannya kepada Allah swt. semata. Mengapa demikian? Karena ia menghadapi tantangan yang lebih besar terhadap diri dan egonya.

Hal ini berarti sikap zuhud dapat terjadi pada mereka yang memiliki dunia atau kaya dan berpangkat tinggi. Dapat pula terjadi pada mereka yang miskin harta dan tidak memiliki pangkat kedudukan apapun. Sikap mentallah yang menentukan apakah seseorang termasuk orang yang zuhud atau bukan.

Sikap Hubbud-dunya


Lawan dari sikap zuhud adalah sikap mencintai dunia dan terlena dengan godaannya. Dalam bahasa agama dikenal dengan istilah hubbud-dunya atau cinta dunia. Sikap ini merupakan kebalikan dari sikap zuhud. Bila orang zuhud mengumpulkan harta dan menggunakannya di jalan Allah swt., orang yang mencintai dunia mengumpulkan harta dan menyimpannya untuk kepentingan dirinya sendiri. Bila orang zuhud mendapatkan amanah jabatan ia menggunakan jabatan tersebut untuk memperjuangkan agama Allah swt., orang yang mencintai dunia memburu pangkat untuk kejayaan dirinya sendiri. Sikap hubbud-dunya termasuk sikap tercela. Hal ini disampaikan Allah swt. dalam Al-Qur’an Surah al-Humazah ayat 1 sampai 9 yang menjelaskan tentang siksaan bagi orang yang hanya mengumpulkan hartanya untuk kepentingan kesenangan duniawi semata.

Pembagian Sikap Zuhud


Imam Al-Gazali membagi sikap zuhud dalam tiga tingkatan yaitu; tingkatan orang yang meninggalkan sesuatu keadaan untuk mendapatkan hal yang lebih baik, tingkatan orang  yang meninggalkan keduniaan karena mengharapkan sesuatu yang bersifat keakhiratan. Orang ini lebih mementingkan pencapaian kehidupan akhiratnya daripada kehidupan dunia, dan ttingkatan orang yang meninggalkan segala sesuatu selain Allah swt. karena mencintai-Nya.

Ulama lain yang membagi tingkatan zuhud adalah Muhammad Ibnu Abidurrahman. Menurutnya, sikap zuhud  terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

Zuhud tingkat mubtadi’. Sikap zuhud ini terjadi pada orang yang memiliki sesuatu dari dunia baik harta, pangkat, maupun keindahan dunia lainnya. Ia berada di pertengahan antara menggunakannya di jalan Allah Swt. dan menikmati dunianya.

Zuhud tingkat mutawasit. Sikap zuhud ini merupakan kelanjutan sikap yang pertama. Zuhud pada tingkatan ini menjadikan seseorang tidak lagi enggan menggunakan dunianya untuk kepentingan akhiratnya tanpa merisaukan masa depannya. Ia yakin akan jaminan Allah swt. bagi dirinya. Sikap zuhud seperti ini telah dicontohkan oleh sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Mereka menginfakkan sebagaian besar hartanya di jalan Allah swt. tanpa risau dengan masa depan mereka.

Zuhud tingkat muntahi. Sikap zuhud ini adalah tingkat tertinggi. Orang yang memiliki sikap zuhud ini memandang dunia tidak lebih dari sarana beribadah kepada Allah swt. Ia memiliki dunia dan mengusahakannya sebagai bagian dari ibadah kepada Allah swt. Akan tetapi, harta yang dimilikinya tidak memiliki tempat sedikitpun dalam hatinya, bahkan menjadi beban bagi hatinya. Zuhud tingkat ini dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan keluarganya.

Muhammad Ibnu Abdurrahman  memandang  zuhud bukanlah sikap menjauhi dunia yang menyebabkan orang menjadi enggan berusaha memperoleh dunia dan menjadi miskin dunia. Zuhud adalah sikap orang  yang memiliki dunia dan tidak terlena olehnya. Bahkan, jika seseorang  tidak memiliki satupun bagian dari dunia dan tidak mau berusaha, ia tidak dapat disebut sebagai orang zuhud. Hal ini karena ia tidak memiliki sesuatu yang Allah swt. menyuruhnya menjaga diri dari sesuatu itu. Ia tidak memiliki satupun dari dunia, lantas dari apa ia bersikap zuhud?

Ciri-Ciri  Sikap Zuhud


Dari uraian di atas, kita dapat menemukan beberapa ciri sikap zuhud sebagai berikut.

  1. Memiliki etos kerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya agar tidak bergantung kepada orang lain.
  2. Mampu menjaga diri dari godaan berlebih-lebihan dalam menikmati kenikmatan dunia.
  3. Memandang dunia sebatas sarana untuk beribadah kepada Allah Swt.
  4. Tidak enggan menginfakkan harta di jalan Allah Swt.
  5. Harta dan kenikmatan dunia tidak melenakan dirinya dari Allah Swt. dan beribadah kepada-Nya.
  6. Tidak merisaukan masa depan karena percaya pada janji Allah Swt.
  7. Mampu menjadikan Allah Swt. sebagai tujuan utama hidupnya.

Contoh Perilaku Zuhud


Rasulullah saw. dan para sahabat adalah contoh terbaik dalam kehidupan. Salah satu contoh indah sikap zuhud adalah sikap Nabiyullah Sulaiman a.s. Beliau adalah seorang nabi yang dikaruniai kekuasaan yang sangat besar. Beliau diizinkan Allah swt. untuk memerintah angin serta mampu berbicara dengan segenap makhluk mulai dari manusia, binatang, hingga jin. Karunia yang sedemikian banyak tidak melenakan Nabi Sulaiman a.s. bahkan membuatnya semakin mendekat kepada Allah swt. Kisah ini memberi kita pelajaran bahwa kita harus berusaha mencapai puncak-puncak dunia sebagaimana Sulaiman a.s. dengan tetap memelihara sikap zuhud serta mendekatkan diri kepada Allah swt.

Contoh lain adalah Sa’labah. Ia adalah contoh sahabat  yang terlena oleh harta dunia. Pada awalnya Sa’labah seorang sahabat yang sangat miskin. Karena miskinnya, pakaian pun bergantian dipakai oleh dirinya dan istrinya. Sa’labah meminta doa kepada Rasulullah saw. agar diberi kemudahan dalam hidup. Rasulullah saw. pun mengabulkannya. Sejak saat itu, kehidupan Sa’labah berubah. Kekayaan menghampirinya. Sa’labah yang dahulu rajin beribadah pun berubah. Ia tidak lagi melaksanakan salat berjamaah. Bahkan saat tiba waktu mengeluarkan zakat, ia enggan menunaikannya. Dari kisah di atas, kita mengetahui, sikap Sulaiman a.s. adalah contoh sikap zuhud. Adapun Sa’labah adalah contoh sikap h.ubbud-dunya.

Contph lain sikap zuhud seperti pak Ali memiliki sepetak tanah sawah. Pada musim tanam kali ini, ia menanaminya dengan padi. Saat panen ia tidak ragu mengeluarkan zakat hasil panennya sebagai tanda syukur. Sudar seorang tukang becak. Meskipun pas-pasan, ia tidak pernah lupa menyisihkan seribu rupiah setiap hari dari hasil kerjanya untuk kotak amal masjid. Zada memiliki handphone baru. Ia mendapatkannya dari ayah. Meskipun memiliki handphone baru, ia tidak pernah merasa sombong. Ia pun tidak terlalu sedih saat handphone itu hilang dicopet orang.

Itulah beberapa contoh sikap zuhud. Sikap-sikap tersebut menunjukkan penghargaan kepada kerja keras dalam berusaha mencari karunia Allah. Pada saat yang sama, kerja keras tersebut diimbangi dengan rasa zuhud atas apa yang Allah swt. berikan. Saat Allah swt. meminta kita untuk memberikan harta itu, tanpa ragu diserahkan untuk Allah swt.

Menerapkan Sikap Zuhud


Menerapkan sikap zuhud merupakan perintah agama. Allah swt. memerintahkan kita untuk tidak terpedaya oleh kemilau harta dunia. Allah swt. juga mengingatkan kita bahwa surga di sisi Allah swt. lebih baik dan lebih kekal. Sebagaimana firmannya dalam al-Quran yang artinya: “Dan janganlah engkau tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.” (Q. S. Taha: 131).

“Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kegiatan orang-orang kafir (yang bergerak) di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara kemudian tempat tinggal mereka adalah jahanam, dan jahanam itu seburuk-bur uk tempat kembali.” (Q.S. Ali Imran: 196-197)

Sikap zuhud kita terapkan dengan membiasakan perilaku tidak iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Tidak segan memberikan harta yang kita memiliki untuk kepentingan fi sabilillah. Mampu menjaga diri dari godaan kemewahan dunia hingga terbebas dari nafsu serakah. Menjadikan Allah swt. sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup kita.

Posting Komentar untuk "Sikap Zuhud merupakan perilaku terpuji dalam Islam"