Penciptaan Manusia dalam Pandangan Al-Quran

Penciptaan Manusia dalam Pandangan Al-Quran
Berbagai macam teori telah dibuat oleh para ahli untuk mencari asala usul manusia. Teori yang paling kontroversial adalah teori Darwin (teori evolusi) yang menyatakan bahwa manusia itu berasal dari monyet/kera. Darwin mengatakan bahwa manusia berevolusi melalui waktu yang panjang hingga sempurna. Teori kontroversial ini banyak ditentang oleh para ahli yang sama dibidangnya, termasuk kaum agamawan yang meyakini bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan.

Walaupun secara genetik manusia sangat dekat dengan monyet, namun perlu diingat bahwa satu makhluk tidak bisa berasal dari makhluk lainnya. Anda bisa membuat percobaan di rumah dengan cara meletakkan dua daging bersih di tempat yang berbeda, satu daging tertutup rapat, dan daging lainnya biarkan terbuka. Lihat hasilnya, manakah yang mengeluarkan ulat?. Dalam percobaan yang pernah saya lakukan yang mengeluarkan ulat adalah daging yang tidak tertutup, karena dihinggapi lalat. Lalu bagaimana pandangan al-Quran tentang penciptaan manusia?

Penciptaan Manusia dalam Pandangan Al-Quran

Pandangan Al-Quran Tentang Penciptaan Manusia

Al-Quran banyak menjelaskan tentang penciptaan manusia. Dari ayat-ayat yang ada di dalam Al-Quran sebagian ulama membagi penciptaan manusia dalam tiga macam, adapula yang memabaginya menjadi empat macam. Di sini saya lebih cenderung kepada tiga macam penciptaan manusia, yaitu penciptaan Nabi Adam, penciptaan siti Hawa, dan penciptaan manusia setelahnya.

1. Penciptaan Adam


Nabi Adam as. merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah, Nabi Adam adalah awal kehidupan manusia, Nabi Adam adalah bapak bagi kita semua. Dalam al-Quran dijelaskan bahwa nabi Adam tercipta dari tanah sebagaiman firman Allah.

ٱلَّذِيٓ أَحۡسَنَ كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقَهُۥۖ وَبَدَأَ خَلۡقَ ٱلۡإِنسَٰنِ مِن طِينٖ 

Terjemahannya : "yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik baiknya, dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah." (Q.S. As Sajdah: 7)

Allah dengan jelas dalam ayat di atas menerangkan bahwa segala yang Dia ciptakan merupakan yang terbaik, yang mengandung makna bahwa penciptaan manusia dari tanah merupakan penciptaan makhluk yang terbaik pula.

Segala keindahan yang ada dimuka bumi ini merupakan ciptaan Allah, dan semuanya merupakan sebaik-baik ciptaan. Tak ada satupun ciptaan Allah yang jelek, nilai estetika yang berada di Alam ini tidak dapat ditandingi oleh manusia. Dalam ayat lain Allah berfirman:

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن صَلۡصَٰلٖ مِّنۡ حَمَإٖ مَّسۡنُونٖ 

Terjemahannya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (Q.S. Al Hijr: 26)

Manusia pada dasarnya berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk kemudian menjadi kering. Kata "kami" dalam ayat ini mengandung arti bahwa dalam penciptaan manusia ada keterlibatan malaikat, Allah tidak sendiri yang langsung menciptakan manusia.

Tanah sebagai salah satu unsur kejadian manusia mengandung arti bahwa, manusia itu harus merendahkan diri, jangan takabur atau sombong. Sedangkan unsur ruh yang ada di dalam diri manusia merupakan simbol kesucian dan kemuliaan (Ali Syariati). Saat ini begitu banyak manusia yang sombong dengan apa yang dia miliki, sombong dengan pengetahuan, sombong dengan harta, sombong dengan pangkat dan jabatan, sombong dengan ketenaran dan sebagainya. Dia tidak sadar bahwa dirinya hanyalah tanah yang disempurnakan oleh Allah.

Ayat lain di dalam Al-Quran, Allah mebandingkan antara penciptaan Nabi Adam dan penciptaan Nabi Isa yang sama-sama berasal dari tanah.

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٖ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ 

Terjemahannya: "Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah adalah semisal Adam, Allah menciptakannya dari tanah, kemudian berfirman kepadanya, 'jadilah' maka jadilah dia." (Q.S. Ali Imron: 59).

Ayat al-Quran di atas merupakan bantahan kepada orang yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak yaitu Nabi Isa as. Penciptaan Nabi Adam as. dan Nabi Isa as. adalah sama yaitu berasal dari tanah, dan dengan proses yang sangat mudah.

Kata "kun" di dalam ayat tersebut di atas hanya menjelaskan tentang kecepatan dan kemudahan Allah dalam menciptakan manusia. Allah tidak menjelaskan bagaiman proses penciptaan manusia pertama secara jelas, hanya dengan beberapa gambaran umum. Kata "kun" menurut hemat penulis merupakan bagian dari proses karena ada kata "jadilah" kemudian menjadi "maka jadilah".

Dalam ayat tersebut Allah dapat ditarik hikmah bahwa, segala sesuatu yang kita lakukan di atas muka bumi ini harus melalui proses, tidak ada yang instan (langsung jadi). Allah mengajarkan kepada kita bahwa dalam melakukan sesuatu jangan tergesa-gesa, karena itu merupakan bagian dari perbuatan setan, yang dilakukan manusia harus mempunyai tahapan-tahapan agar hasilnya menjadi bagus, indah dan kokoh.

2. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)


Ada hitam, ada putih, ada laut ada darat, ada bumi, ada langit, dan semua yang diciptakan Allah di atas muka bumi ini selalu berpasang-pasangan. Begitupula dengan manusia yang diciptakan berpasang-pasangan yaitu laki-laki dan perempuan. Allah menciptakan Siti Hawa yang merupakan lawan jenis Nabi Adam sebagai pendampingnya (Istri). Sehingga salah jika ada manusia yang tertarik dengan sesama jenisnya, itu menyalahi kodrat yang telah ditentukan.

Pada proses penciptaan manusia kedua ini Allah subhanallah berfirman di dalam Al-Quran sebagai berikut:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا  

Terjemahannya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An Nisaa: 1)

Dalam ayat tersebut, ada sebagian ulama mengartikan bahwa kata "nafsul wahidah" merupakan kata yang menyatakan diri Nabi Adam as. tetapi ulam kontemporer berpendapat lain, mereka menyatakan bahwa kata nafsul wahidah terdiri dari laki-laki dan perempuan yaitu Nabi Adam beserta istrinya siti Hawa. Kandungan ayat tersebut di atas senada dengan ayat berikut:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ  

Terjemahannya: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal." (QS. al-Hujurat : 13).

Pandangan ulama kontemporer selalu membantah tentang paham yang menyatakan siti Hawa berasal dari tulang rusuk Nabi Adam. Mereka berpendapat bahwa semua siti Hawa berasal dari proses yang sama dengan Nabi Adam yang ditupkan ruh di dalamnya. Ulama yang berpendapat tentang penciptaan siti Hawa berasal dari tulung rusuk kiri nabi Adam berdasar pada hadist yang artinya sebagai berikut:

Jagalah kaum wanita (dengan baik), sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk (min dil‘) dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah yang teratas, maka jikalau engkau berusaha meluruskannya engkau akan mematahkannya dan jika engkau biarkannya ia akan kekal bengkok, maka jagalah kaum wanita (dengan baik)”

Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ini menurut ulama kontemporer tidak bisa dimaknai secara tekstual atau harfiah, tetapi dimaknai secara kontekstual atau metafora. Hadist tersebut lebih kepada mengingatkan kaum laki-laki agar berlaku bijak kepada perempuan. Lelaki jangan terlalu memaksakan kehendaknya kepada perempuan kalau tidak dia akan patah, dan juga jangan terlalu membiarkannya kalau tidak dia akan semakin membengkok.

Alhasil semua penciptaan manusia pada dasarnya penciptaan manusia yang bermula dari Nabi Adam, kemudian Istrinya siti Hawa, dan generasi selanjutnya berasal dari bahan baku yang sama yaitu tanah. Quraish Shihab membagi penciptaan manusia terdiri dari empat model. Pertama adalah penciptaan Nabi Adam, kedua penciptaan Siti Hawa, ketiga penciptaan Nabi Isa as. (ibu tanpa ayah), keempat penciptaan generasi setelah Nabi Adam yaitu pertemuan antara ayah dan ibu.

3. Proses Kejadian Manusia Ketiga


Proses kejadian manusia ketiga, semuanya merupakan keturunan nabi Adam as. dan Siti Hawa, kecuali Nabi Isa as. yang diciptakan semisal dengan Nabi Adam sebagaimana ayat yang telah saya sebutkan di atas. Pada proses kejadian setelah Nabi Adam ini, tahapan penciptaan sudah berbeda lagi.  Kalau Nabi Adam as. langsung dari tanah, anak keturunannya berasal dari pertemuan antara ayah dan ibu. Tahapan-tahapan ini selain ditinjau dapat ditinjau dari sisi wahyu juga dapat ditinjau dari sisi medis. Di dalam Al-Quran proses penciptaan manusia dijelaskan sebagai berikut:

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ١٢  ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ١٣ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٤ 

Terjemahannya: (12) Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (13) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (14)Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Q.S. Al-Mu’minun: 12-14)

Senada dengan ayat di atas Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِن كُنتُمۡ فِي رَيۡبٖ مِّنَ ٱلۡبَعۡثِ فَإِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن تُرَابٖ ثُمَّ مِن نُّطۡفَةٖ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٖ ثُمَّ مِن مُّضۡغَةٖ مُّخَلَّقَةٖ وَغَيۡرِ مُخَلَّقَةٖ لِّنُبَيِّنَ لَكُمۡۚ وَنُقِرُّ فِي ٱلۡأَرۡحَامِ مَا نَشَآءُ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى ثُمَّ نُخۡرِجُكُمۡ طِفۡلٗا ثُمَّ لِتَبۡلُغُوٓاْ أَشُدَّكُمۡۖ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرۡذَلِ ٱلۡعُمُرِ لِكَيۡلَا يَعۡلَمَ مِنۢ بَعۡدِ عِلۡمٖ شَيۡ‍ٔٗاۚ وَتَرَى ٱلۡأَرۡضَ هَامِدَةٗ فَإِذَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡهَا ٱلۡمَآءَ ٱهۡتَزَّتۡ وَرَبَتۡ وَأَنۢبَتَتۡ مِن كُلِّ زَوۡجِۢ بَهِيجٖ  

Terjemahannya: "Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah." (Q.S. Al Haj : 5)

Kata 'sulalah min thin' pada surat Al-Mu'minun ayat 12 merupakan suatu dzat yang berasal dari tanah, yaitu hewan, tumbuh-tumbuhan yang dimakan oleh manusia kemudian berubah menjadi darah dan kemudian menjadi air mani yang nantinya akan membuahi sel telur (perempuan) yang pada dasarnya berasal dari tanah pula.

Kata thurob pada surat Al Haj ayat 5 mengandung makna bahwa segala sesutau yang dikonsumsi oleh manusia berasal dari tanah, dengan demikian maka, asal usul air mani itu adalah tanah.

Setelah pertemuan antara laki-laki dan perempuan yaitu pada kata nutfah yang artinya setetes yang membasahi, maka pada tahap selanjutnya manusia berbentuk Alaqah (segumpal darah), kemudian menjadi mudghah (segumpal daging), 'idzam (tulang atau kerangka), dan yang terakhir adalah insya (mewujudkan makhluk lain). Tahap terakhir inilah manusia sudah berbentuk makhluk yang sempurna, yaitu makhluk yang berbeda dari makhluk lain. Manusia menjadi sempurna karena diberi akal, perasaan, dan hawa nafsu, berbeda dengan makhluk lain yang hanya diberi akal, atau diberi nafsu saja.

Demikianlah postingan kali ini tentang Penciptaan Manusia dalam Pandangan Al-Quran, semoga postingan ini menambah khazanah berpikir kita dalam mendalami ilmu pengetahuan. Pada akhirnya saya hanya ingin mengatakan bahwa yang benar datangnya dari Allah semata dan yang salah datangnya dari khilaf saya sebagai manusia. Wallahu 'alam.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama