Selain sebagai makhluk individu, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Dari hidup bersama ini maka, akan lahir rasa perhatian dan kasih sayang antar sesama. Setiap manusia dalam dirinya terikat dengan berbagai bentuk hubungan, seperti hubungan sosial, ekonomi, kemanusiaan, emosi dan lain sebagainya. Olehnya itu, untuk mencapai kebutuhan tersebut maka, manusia selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesamanya. Islam juga mememahami hal itu sehingga ajaran silaturahmi sebagai bagian yang tidak terlepas pisahkan dengan ajaran Islam. Silaturahmi dapat dilakukan dengan saling bertegur sapa, saling mengunjungi, saling bahu membahu dalam urusan kebaikan, saling menghormati dan juga saling menjenguk jika ada salah satu yang sakit.
Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Al-Quran surat al-Hujrat ayat 13, yang menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia berasal dari satu orang laki-laki (Nabi Adam) dan satu orang perempuan (Siti Hawa), dari kedua orang inilah maka Allah menjadikan kita berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, yang tujuannya untuk saling kenal mengenal. Selanjutnya ayat ini menjelsakan bahwa pada dasarnya manusia itu semua sama, hanya saja yang membedakan manusia di mata Allah adalah tingkat ketaqwaan. Semakin tinggi ketaqwaan maka, semakin tinggi derajat manusia di mata Allah.
Salah satu bentuk dari wujud nyata ketaqwaan dalam bentuk hablum minannas (hubungan dengan manusia) adalah memberikan santunan kepada kaum yang lemah, seperti fakir miskin, anak yatim, anak jalanan, dan orang tua yang lemah. Islam sangat menganjurkan agar ummat Islam selalu berbuat baik kepada kaum lemah.
Isi kandungan yang terdapat dalam surat Al-Isra ayat 26-27 adalah sebagai berikut:
Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Al-Quran surat al-Hujrat ayat 13, yang menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia berasal dari satu orang laki-laki (Nabi Adam) dan satu orang perempuan (Siti Hawa), dari kedua orang inilah maka Allah menjadikan kita berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, yang tujuannya untuk saling kenal mengenal. Selanjutnya ayat ini menjelsakan bahwa pada dasarnya manusia itu semua sama, hanya saja yang membedakan manusia di mata Allah adalah tingkat ketaqwaan. Semakin tinggi ketaqwaan maka, semakin tinggi derajat manusia di mata Allah.
Salah satu bentuk dari wujud nyata ketaqwaan dalam bentuk hablum minannas (hubungan dengan manusia) adalah memberikan santunan kepada kaum yang lemah, seperti fakir miskin, anak yatim, anak jalanan, dan orang tua yang lemah. Islam sangat menganjurkan agar ummat Islam selalu berbuat baik kepada kaum lemah.
Quran Surat Al Isra Ayat 26-27
- Allah swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk memberikan hak kepada orang miskin, ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan dalam berbuat baik), keluarga, kerabat dekat dan orang yang sedang membutuhkan.
- Allah swt. sangat melarang kita berbuat boros dengan menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak penting, karena itu merupakan bagian dari perbuatan setan atau saudara setan.
Sudah menjadi ketentuan Allah swt. (sunnatullah) bahwa manusia dalam kehidupannya bertingkat-tingkat dalam berbagai hal. Seperti halnya rezeki, manusia oleh Allah ditentukan ada yang tidak mampu dan ada yang mampu, ada yang miskin dan ada yang kaya. Sebagaimana firman Allah swt. dalam Al-Quran surat Az-Zukhrut ayat 32 yang menjelaskan bahwa Allah yang menentukan penghidupan manusia di dalam kehidupan dunia ini.
Dalam kaitan dengan kehidupan di dunia ini, Allah memerintahkan agar kita sebagai orang yang mampu memberikan sebagian rezeki yang kita peroleh kepada orang yang tidak mampu. Karena dalam rezeki yang kita peroleh ada hak-hak orang tidak mampu di dalamnya. Hak orang lain itu ada dua bentuk yaitu berupa materi dan non-materi.
Dalam memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan dalam bentuk materi itu dalam Islam, bisa berupa sedekah, zakat, infaq, dan sebagainya. Sedangkan yang non-materi itu berupa hak memperoleh kasing sayang, perhatian, penghormatan, sumbangan ide dan pikiran dan sebagainya.
Isi kandungan ayat yang terdapat di dalam surat Al Baqarah ayat 177 adalah bahwa yang dimaksud dengan kebaikan itu bukanlah menghadapkan wajah ke arah timur atau ke arah barat, tetapi yang dimaksud dengan kebaikan adalah beriman yang benar, yaitu suatu tindakan yang dilakukan dengan mengimani di dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikan dengan perbuatan.
Menurut ayat di atas ada beberapa ciri orang beriman yaitu sebagai berikut:
Dalam kaitan dengan kehidupan di dunia ini, Allah memerintahkan agar kita sebagai orang yang mampu memberikan sebagian rezeki yang kita peroleh kepada orang yang tidak mampu. Karena dalam rezeki yang kita peroleh ada hak-hak orang tidak mampu di dalamnya. Hak orang lain itu ada dua bentuk yaitu berupa materi dan non-materi.
Dalam memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan dalam bentuk materi itu dalam Islam, bisa berupa sedekah, zakat, infaq, dan sebagainya. Sedangkan yang non-materi itu berupa hak memperoleh kasing sayang, perhatian, penghormatan, sumbangan ide dan pikiran dan sebagainya.
Quran Surat Al Baqarah Ayat 177
Menurut ayat di atas ada beberapa ciri orang beriman yaitu sebagai berikut:
- Iman kepada Allah swt., iman kepada hari akhir (kiamat), iman kepada para malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, dan iman kepada nabi-nabi Allah.
- Memberi bantuan atau mendermakan sebagian hartanya kepada orang yang membutuhkan, yaitu kepada keluarga, kerabat, fakir miskin, peminta-minta dan lain-lain.
- Mendirikan shalat dan menunaikan zakat
- Orang yang bersabar di waktu sempit dan orang yang selalu menepati janji.
Dalam berbuat amal shaleh, manusia dituntut untuk selalu melakukannya dengan istiqomah. Bentuk dari amal sholeh ini banyak, namun dapat dirangkum jadi tiga bentuk besar yaitu sebagai berikut.
- Hablum mina Allah, menjalin hubungan dengan Allah yaitu dengan dengan melakukan ibadah mahda, dan beriman kepadanya dan segala ketentuannya.
- Hablum minanas, menjalin hubungan dengan sesama manusia yaitu, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Di sinilah berlaku ibadah sosial, dimana manusia saling memberi dan saling menerima antara satu dengan yang lain.
- Hablum minal alam, hubungan dengan alam. Manusia tidak bisa dilepaspisahkan dengan alam, karena kehidupan manusia tergantung pada alam. Jika manusia tidak melestarikan alam dengan baik maka, akan datang bencana yang dapat merusakan tatanan kehidupan, namun jika alam dilestarikan dengan baik maka manusia akan mendapatkan kesejahteraan.
Selain ketiga bentuk hubungan di atas, salah satu bentuk hubungan lain adalah, manusia melakukan hubungan baik dengan dirinya sendiri agar manusia bisa mendapatkan kebaikan dari memperbaiki dirinya sendiri. Wallahu A'lam.