Perintah Allah tentang Berlomba-lomba dalam Kebaikan Menurut Al-Quran

Perintah Allah tentang Berlomba-lomba dalam Kebaikan Menurut Al-Quran

Manusia telah dibekali dengan akal pikiran yang diciptakan Allah dengan sempurna. Dengan dibekali akal pikiran, manusia dapat berkreasi susuai dengan kemampuan dan bakat yang ada di dalam dirinya masing-masing. Dengan akal pula manusia dapat menjadi sukses sesuai dengan apa yang dia inginkan dan cita-citakan. Kesuksesan yang manusia raih haruslah dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur sehingga tidak membawa manusia pada posisi yang paling rendah.

Untuk mencapai derajat yang tinggi diperlukan ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan akhlak dan keimanan, serta memaksimalkan potensi diri yang telah Allah swt. berikan untuk dipergunakan pada jalan yang baik.

Sebagai pedoman umat Islam, Al-Quran sangat menganjurkan agar kita bersegera dalam berbuat kebaikan, yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan dengan memanfaatkan segala potensi yang telah Allah berikan kepada kita. Di antara ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang hal ini adalah sebagai berikut.

Quran Surat Al Baqarah Ayat 148


Perintah Allah tentang Berlomba-lomba dalam Kebaikan Menurut Al-Quran

Menurut para ahli tafsir kalimat yang ada pada ayat di atas yaitu kalimat likulli mengandung makna setiap umat, setiap ahli agama, dan seiap penganut agama. Sedangkan kata wijhatun artinya kiblat, yang dihadapakan pada waktu shalat. Jadi setiap kaum, setiap penganut agama memiliki kiblatnya masing-masing. Umat yahudi memiliki kiblatnya sendiri, umat nasrani memiliki kiblatnya sendiri dan umat Islam kiblatnya adalah ka'bah. Olehnya itu umat Islam diperintahkan untuk menghadap ka'bah saat melaksanakan shalat.

Ada beberapa ahli tafsir dalam menerjemahkan kalimat fashtabiqul khairat diantaranya yaitu menurut al-Jalalin maksudnya bersegera dalam ketaatan, sedangkan at-Tabari menyebutkan maksudnya adalah bersegeralah dalam segala bentuk amal shaleh sebagai bukti syukur kepada Allah swt. yang telah memberikan kiblat kepada kita umat Islam. Adapun al-Qurtubi menjelaskan bahwa maksud dari kalimat itu adalah secara umum segala bentuk kekuatan dan amal shaleh, sedangkan secara khusus bersegeralah dalam shalat atau shalat di awal waktu.

Perbedaan ahli tafsir dalam menafsirkan kalimat fashtabiqul khairat hanya pada perspektif kebahasaan saja sedangkan dalam makna sama, yaitu bersegera atau berlomba-lomba dalam kebaikan, baik itu kebaikan yang dilakukan langsung kepada Allah maupun kebaikan kepada sesama manusia dan alam semesta.

Berbuat kebaikan bukan saja untuk orang lain tetapi kebaikan itu juga untuk diri kita sendiri. Karena kebaikan yang kita lakukan suatu saat akan dipertanggung jawabkan di hari kiamat ketika semua manusia dikumpulkan dan mendapatkan balsan sesuai amal perbuatan selama hidup di dunia. Masing-masing dari kita akan mempertanggung jawabkan apa yang kita lakukan tanpa terkecuali. Beruntunglah bagi orang yang amal kebaikannya lebih banyak dari amal keburukannya.

Berlomba-lomba dalam kebaikan adalah berlomba-lomba dalam keseluruhan kebaikat. Umat Islam diperintahkan untuk melaksanakan semua kebaikan sesuai dengan ketentuan syariat Islam, tanpa terkecuali.

Quran Surat Fatir Ayat 32


Perintah Allah tentang Berlomba-lomba dalam Kebaikan Menurut Al-Quran

Isi kandungan yang terdapat di dalam surat Fatir ayat 32 adalah sebagai berikut:
  1. Dalam umat Islam, Allah telah memilih hamba-hambanya untuk dianugrahi (diwariskan) kitab Al-Quran kepada mereka.
  2. Bukti menyatakan bahwa tidak semua umat Islam menerima Al-Quran, sebagian diantara mereka menurut Allah menzalimi diri mereka sendiri, sebagian lagi berada di tengah, sedangkan sebagiannya sudah terlebih dahulu berbuat kebaikan
  3. Bagi umat Islam yang terlebih dahulu berbuat kebaikan akan memperoleh karunia yang amat besar.
Pada poin kedua dalam isi kandungan ayat ini, umat islam dibagi menjadi tiga kelompok atau golongan. Golongan pertama adalah mereka yang menganiaya dirinya sendiri, yaitu orang-orang yang mengakui dirinya sebagai orang Islam, namun perilaku sehari-harinya tidak mencerminkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan syariat Islam, artinya mereka lebih banyak berbuat dosa daripada berbuat kebaikan.

Kedua, yang dimaksud dengan golongan yang berada di pertengahan adalah mereka yang perbuatan baiknya sebanding dengan perbuatan dosanya. Menurut Ibnu abbas, golongan kedua ini akan dimasukkan ke dalam surga setelah mendapatkan hisab yang ringan atau mudah (hisaban yasiro).

Ketiga, yang dimaksud dengan golongan gologngan yang lebih dahulu berbuat kebaikan adalah mereka yang amal kebaikannya lebih banyak dibandingkan dengan amal keburukannya (dosa). Golongan seperti ini kelak di akhirat nanti akan ditempatkan di surga dengan begitu banyak kenikmatan di dalamnya.

Contoh Perilaku Berlomba-lomba dalam Kebaikan


Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan. Baik itu kebaikan yang sifatnya kecil seperti memungut sampah dari jalan sampai pada kebaikan yang lebih besar seperti mendirikan yayasan pendidikan atau yayasan sosial nonprofit, ada yang membangun fasilitas umum, ada yang mendirikan temapat untuk panti jombo, dan kegiatan sosial lainnya.

Ketika melihat realitas masyarakat, ternyata diantara kita masih banyak orang baik yang mau membagikan hartanya kepada mereka yang tidak mampu, melakukan aksi sosial yang dapat langsung dirasakana oleh masyarakat yang membutuhkan.

Kesemua perilaku baik ini perlu dilandasi dengan keikhlasan yang tumbuh dari dalam hati, agar apa yang dilakukan dapat mebawa manfaat bagi orang lain dan diri sendiri serta bernilai ibadah.
Wallahu a'lam.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama