Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sikap yang mencerminkan seseorang tidak beriman kepada Allah

Sikap yang mencerminkan seseorang tidak beriman kepada Allah
Berbicara tentang iman dalam Islam maka, saya teringat pengertian iman yang dikemukan oleh imam Gazali yakni, iman itu diyakini dengan hati yang setulus-tulusnya, kemudian diucapkan dengan lidah sebagai ungkapan pembenaran, dan dilaksanakan dengan sikap dan perilaku sebagai perwujudan dari keyakinan di dalam hati dan pengucapan dengan lisan.

Namun saat ini di tengah-tengah masyarakat kita, keimanan hanya merupakan suatu ucapan saja yang dikeluarkan oleh lidah, bahkan parahnya lagi keimanan hanya menjadi status di media sosial saja, sedangkan di dunia nyata iman tidak pernah diwujud nyatakan dalam bentuk perbuatan.

Rukun iman sebagaimana kita ketahui terdiri atas enam perkara yang sejak masih berada di bangku sekolah dasar, kita diwajibkan untuk menghafalnya. Dalam pembahasan Iman saya membaginya menjadi dua poin saja sebagai berikut.

Poin Pertama


Pada poin pertama merupakan yang paling mutlat yaitu iman kepada sang kholik Allah subhanahu wa taala. Bentuk keimanan kepada Allah adalah keimanan yang sejati dan hakiki, yaitu dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua larangannya, bukan sekedar mengucapkan di mulut saja bahwa "saya sudah beriman" tanpa ada suatu perbuatan yang menjurus kepada keimanan tersebut.

Beriman kepada Allah sudah barang tentu meyakini bahwa Allah itu Esa, yang dalam pemahaman Islam sebagai Tuhan yang tunggal, tidak ada duanya lagi. Ummat Islam diwajibkan untuk meyakini bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Kekuasaannya di atas segala sesuatu yang ada di alam semeseta ini, tidak ada kuasa yang melebihinya.

Poin Ke-Dua


Pada poin kedua beriman kepada selain Allah subhanahu wataala yaitu beriman kepada apa yang diciptakan para rukun iman yang ke 2 hingga ke 6 (Malaikat, Rasul-rasul Allah, Kitab-kitab Allah, hari kiamat, qada dan qadar).

Beriman kepada selain Allah yang saya sebutkan di atas, merupakan bagian yang terintegrasi dan tidak dapat dilepaspisahkan dengan beriman kepada Allah. Karena selain merupakan suatu kewajiban yang ada di dalam kitab suci, keimanan kepada apa yang digariskan ini sebagai suatu pemebenaran terhadap adanya Allah subhanahu wa taala sebagai tuhan seru sekalian alam

Perilaku Iman Yang telah hilang


Dengan bertebarannya kemaksiatan yang telah nyata di muka bumi ini menandakan menusia sudah tidak mempunyai malu dengan Tuhan yang maha melihat dan maha mengetahui, atau kecurigaan saya mereka tidak lagi mempunyai iman kepada Allah.

Di sana sini terjadi beragam kemaksiatan yang sudah dilarang oleh Allah melalui firman-firmanNya di dalam Al-Quran yang dikuatkan dengan hadist Rosulullah. Namun masyarakat di akhir zaman ini tidak lagi bisa membedakan antara yang baik dan buruk, yang buruk dianggap baik dan yang baik dianggap sesuatu yang aneh.

Perilaku yang buruk dimulai dari cara berpakaian yang dianggap lebih modis, saya ambil contoh wanita berjilbab tetapi celananya ketat dan ada bolong-bolong dibagian lutut sehingga airatnya terbuka. Perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim berpelukan di atas motor, mobil dan tempat-tempat umum tanpa ada malunya sama manusia. Zaman semakin terbuka dan manusianya juga ikut terbuka di tempat umum.

Belum lagi ada sebagian masyarakat yang suka memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar. Para pejabat mencuri uang rakyat tanpa ada rasa takut dan malu, orang kantoran pemerintahan memalsukan tanda tangan demi mendapatkan uang haram, dan praktek-praktek kebusukan yang terus bertebaran di atas muka bumi Allah.

Iman kepada Allah telah hilang, karena manusia tidak lagi menggap Allah sebagai maha melihat dan maha mengetahui. Dosa yang dilakukan dianggap sebagai hal yang biasa-biasa saja, tanpa memikirkan bahwa ada yang menyaksikan secara langsung.

Penutup


Berbicara keimanan secara praktek memang sangat sulit, karena iman bukan saja tentang ucapan yang keluar dari mulut, atau sekedar ikut-ikut membela Allah di depan umum. Tetapi iman itu satu kesatuan antara hati, lisan, akal dan perbuatan. Kalau salah satu diantara ketiga konsep keimanan ini hilang atau cacat maka, seseorang tidak bisa lagi dikatakan sebagai orang yang beriman.

Iman itu tentang bagaimana mencintai hingga pada tahapan akhir kerelaan yaitu ikhlas. Tanpa cinta dan ikhlas, seorang muslim tidak bisa bertakwa kepada Allah. Takwa yang berarti menjalankan segala perintahNya dan meninggalkan segala yang dilarang olehNya. Semua ini dikembalikan kepada masing-masing individu dari kita, karena keyakinan yang ada di dalam hati hanya diketahui oleh kita sendiri dan Allah yang maha mengetahui.
Waallahu A'lam

Posting Komentar untuk "Sikap yang mencerminkan seseorang tidak beriman kepada Allah"