Membangun Proses Belajar Mengajar yang Efektif di Kelas

Membangun Proses Belajar Mengajar yang Efektif di Sekolah
Proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang mutlak terjadi di lembaga pendidikan. Tanpa proses belajar mengajar maka, lembaga pendidikan itu akan mati atau hilang. Untuk itu dalam pelaksanaan belajar mengajar ada hal yang perlu untuk ditata atau diperbaiki. Penataan terhadapa Proses Belajar Mengajar di Sekolah sangat diperlukan demi kemajuan peserta didik dalam belajar.

A. Pendahuluan


Proses belajar mengajar merupakan interaksi timbal balik antara pengajar (guru) dengan pelajar yang dilakukan secara verbal, visual dan komunikatif di dalam satu ruangan atau satu tempat. Pada dasarnya proses belajar mengajar tidak sebatas pengertian formal semata. Proses belajar mengajar mempunyai pengertian yang luas. Perluasan makna terhadap proses belajar mengajar dilihat dari pengertian belajar dan mengajar itu sendiri.

Secara umum belajar mempunyai makna sebagai proses untuk mengenal, mengetahui dan mengaplikasikan, sedangkan mengajar merupakan proses transfer pengetahuan  dari satu pihak kepada pihak yang lain. Mengajar tidak saja sebatas pada seorang guru dalam memjelaskan pelajaran tetapi guru juga akan mendapat pengetahuan balik dari siswa yang diajarkannya, sehingga dalam proses belajar mengajar ada timbal balik antara guru dan murid.

“Apa yang anda ketahui belum tentu saya ketahui dan apa yang saya ketahui belum tentu anda ketahui” mungkin kata-kata ini bisa menggambarkan proses belajar mengajar yang sesungguhnya. Sudah saatnya guru bukan lagi sebagai sumber pengetahuan di dalam kelas, tetapi siswa juga mempunyai peran dalam memberikan pengetahuan yang dia miliki dalam belajar, guru sebenarnya mempunyai fungsi sebagai fasilitator dalam memfasilitasi proses penyerapan pengetahuan yang dilakukan oleh para siswa yang hadir sebagai peserta didik.

Konsep seperti ini sebenarnya sudah banyak disampaikan oleh para ahli dan praktisi pendidikan modern yang melihat perkembangan pendidikan sudah tidak lagi seperti saat dulu, saat ini sebagaimana sudah kita ketahui bahwa untuk mengakses informasi sudah mudah, sehingga seorang siswa juga memiliki pengetahuan sendiri, hasil dari melakukan proses belajarnya di luar jam belajar di sekolah.

Hal ini berbanding terbalik dengan sistem pendidikan klasik dimana guru dijadikan sebagai patron atau sumber pengetahuan dalam proses belajar mengajar, alhasil siswa hanya datang, duduk, mendengar dan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru kemudian pulang di rumah. Model pendidikan klasik seperti ini masih banyak digunakan di sekolah-sekolah yang belum dijangkau oleh teknologi dan belum memiliki multimedia pendidikan yang memadai di daerah tersebut, seperti daerah-daerah perbatasan, daerah pedalaman dan daerah-daerah tertinggal lainnya.

Kalau di daerah perkotaan atau daerah yang dunia pendidikannya sudah mengalami kemajuan dan masih terdapat guru yang menggunakan sistem pendidikan klasik maka, sudah saatnya untuk mengubah perilaku itu.

Guru berperan memberikan stimulus kepada siswa agar menggali pengetahuan sebanyak mungkin, guru jangan lagi terlalu aktif di dalam kelas dan memberikan ruang kepada siswa untuk berinteraksi dalam memberikan ide, pengetahuan dan ilmu yang dia miliki dalam mengembangkan perilaku pendidikan. Kalau guru terus yang aktif di dalam kelas, siswa akan menjadi pasif dan hal ini akan mempengaruhi tingkat kecerdasan siswa.

B. Perilaku Pendidikan


Perilaku pendidikan adalah tindak-tanduk atau tata cara dalam pelaksanaan pendidikan. Perilaku pendidikan menurut penulis bisa diartikan sebagai metode, model, atau sistem yang dibangun dalam proses belajar mengajar. Perilaku pendidikan atau metode pembelajaran sangata banyak kita jumpai dalam pembahasan pendidikan, diantaranya adalah metode ceramah, metode diskusi, metode induksi, metode penugasan, metode siswa belajar efekti, metode catatat buku sampai habis, dan metode-metode lainnya.

Di sini kami akan menguraikan dua perilaku pendidikan yang kami anggap tidak begitu diperhatikan dan digunakan dalam proses belajar mengajar, padahal dampak postitif dari kedua metode ini sangat efektif dalam menstimulus tingkat pengetahuan siswa. Kedua metode itu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Membuka Ruang Diskusi

Kalau kita lihat di dalam lapangan pendidikan kebanyakan proses belajar mengajar kurang menggunakan metode diskusi sebagai salah satu cara dalam perilaku pendidikan, kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah sebagai cara untuk menyampaikan pelajaran. Siswa hanya mempunyai fungsi sebagai pendengar yang baik, kemudian menyerap semua yang disampaikan guru tanpa memberikan protes atau mengkritik kalau penyampaian guru tidak sesuai dengan alur pikirannya.

Sedangkan jika menggunakan model diskusi, maka siswa akan bebas berekspresi dalam artian dialektika pengetahuan, dan bebas menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Guru hanya memediasi proses diskusi tersebut, mengarahkan jalannya diskusi, dan memperbaiki jika ada kesalahan, serta mengarahkan siswa jika proses diskusi keluar dari alur yang sudah ditentukan.

2. Belajar Langsung dari Alam

Kalau kita baca dalam literatur pendidikan atau literatur filsafat, kita akan menemukan bahwa hampir semua ahli ilmu pengetahuan atau filsuf belajar dari alam atau lingkunangan sekitar. Ide, konsep, dan teori yang mereka kemukakan tidak lain adalah hasil dari analisa dan perenungan panjang gejolak yang ditampilkan oleh alam.

Peran kita saat ini adalah bagaimana kita belajar dari pengalam yang telah mereka contohkan. Sudah saatnya untuk guru dan siswa belajar dari alam sekitar, sedangkan konsep atau teori yang ditunangkan di dalam buku dijadikan sebagai landasan teoritis dalam menemukan pengetahuan baru yang dikembangkan dari pengetahuan sebelumnya. Belajar di luar ruangan kelas juga akan mendorong semangat siswa untuk menggali pengetahuan yang mereka temukan di dalam lingkungan dimana dia tinggal, jadi bukan buku saja sebagai sumber pengetahuan tetapi alamlah sumber pengetahuan sebenarnya.

C. Penutup


Proses belajar mengajar merupakan cara ampuh dalam memberantas ketertinggalan dan keterbelakangan satu komunitas masyarakat dalam hal pendidikan, entah bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan, mau dengan cara formal atau non-formal sama saja, yang penting ada interaksi belajar mengajar yang dilakukan. Kadang orang hanya memandang belajar itu hanya ada di dalam ruang kelas, padahal belajar itu bisa dimana saja dan siapapun bisa menjadi guru.

Perilaku pendidikan atau model pembelajaran juga menjadi kaku jika dilaksanakan dengan cara yang begitu-begitu saja, tanpa ada pembaharuan dengan melihat potensi yang dimiliki siswa, olehnya itu kedua tawaran yang kami sampaikan di atas mungkin bisa menjadi bahan analisa dan pertimbangan bagi kita semua sebagai pelaku pendidikan dalam menjalankan aktifitas pendidikan di sekolah.

Jufri Derwotubun

Saya hanyalah seorang pengembara yang suka berpetualangan, menulis, dan membaca alam semesta.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama