Sekolah Sebagai Laboratorium Lingkungan Sosial

Sekolah Sebagai Laboratorium Lingkungan Sosial
Sekolah Sebagai Laboratorium Lingkungan Sosial. Kadang dalam pembahasan lingkungan pendidikan para ahli membaginya menjadi tiga yaitu; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial. Lingkungan keluarga merupakan pendidikan awal yang menanamkan, pendidikan agama, pendidikan budi pekerti, pendidikan emosional, dan dasar pendidikan sosial. Lingkungan sosial merupakan lingkungan pendidikan lanjutan yang menanamkan pekembangan hidup seorang peserta didik dalam mengenal lingkungan hidup bersama, yaitu bagaimana seorang anak mengenal perkembangan masyarakat, baik itu dari lini rekayasa sosial atau kehidupan yang berbentuk natural.  

Lingkungan sekolah meliputi pendidikan intra-kulikuler dan pendidikan ekstra-kulikuler yang dicanangkan dalam proses pembelajaran. Idealnya pendidikan di sekolah merekayasa lingkungan sekolah agar sama dengan lingkungan masyarakat, sehingga nantinya ketika siswa telah selesai mengenyam pendidikan di sekolah mereka tidak lagi kaku ketika diperhadapkan dengan lingkungan sosial yang kehidupannya sangat kompleks. Kekompleksan kehidupan sosial diantaranya diakibatkan karena lingkungan sosial adalah perpaduan antara masyarakat yang terdidik secara formal dan masyarakat yang terdidik secara alamiah. Masyarakat yang terdidik secara alamiah merupakan masyarakat mendapatkan pendidikan melalui pengalaman hidup, kearifan hidup, dan naluri hidup, yang disesuaikan dengan kebiasaan sehari-hari.

Mencanangkan pendidikan ekstra-kulikuler di sekolah biasanya dengan melakukan pendidikan di luar jam sekolah, berupa pelatihan-pelatihan yang mendukung perkembangan sosial peserta didik, pendidikan kepramukaan dan pendidikan karakter yang dimasukkan dalam proses bimbingan dan konseling sebagimana pesan yang disampaikan dalam kurikulum 2013.

Sebagai miniatur lingkungan sosial, sekolah mempersiapkan peserta didik untuk bisa bertarung dalam kehidupan sosial. Pertarungan yang dimaksud adalah pertarungan dalam membentuk pola pikir kehidupan bermasyarakat agar bisa meningkatkan kualitas hidup. Membentuk pemikiran bermasyarakat bukan saja dengan melahirkan konsep yang baru, tetapi mengangkat nilai-nilai baik yang berkembang di masyarakat dan mendorongnya untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini banyak sekali program yang dicanangkan oleh sekolah, namun semua program itu hanya untuk mencerdaskan kognitif peserta didik semata, sedangkan kecerdasan sosial belum menjadi prioritas. Padahal anak didik nantinya akan berinteraksi secara langsung dengan kehidupan sosial. Tanpa pendidikan sosial sebagaimana disebutkan di atas maka peserta didik ketika masuk ke kehidupan sosial akan merasa kaku, dan pada akhirnya mereka akan diam saja ketika melihat realitas yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Kesenjangan sosial yang banyak kita lihat, bukan semata-mata diakibatkan karena lemahnya ekonomi, tetapi pendidikan juga mempunyai andil dalam hal ini. Di sini, pendidikan hanya terdiam dan belum membentuk peserta didik yang peka dengan keadaan sosial. Pendidikan hanya melatih anak didik untuk menjadi mesin kerja yang menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Olehnya itu pendidikan di Indonesia sudah saatnya untuk merubah sistem yang hanya mengejar target angka-angka. Pendidikan sudah saatnya untuk mendidik anak didik menjadi bagian dari masyarakat sosil yang hidup bersama-sama untuk membangun bangsa dan negara.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama