Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemanfaatan Taman Kota Sebagai Taman Belajar

Pemanfaatan Taman Kota Sebagai Taman Belajar
Pemanfaatan Taman Kota Sebagai Taman Belajar. Hampir seluruh kota / kabupaten di Indonesia memiliki taman yang fungsinya sebagai taman terbuka hijau. Banyak tanaman yang ditaman di sana, suasananya sejuk dan menyegarkan. Didesain seindah mungkin agar orang tertarik datang untuk sekedar beristirahat melepas lelah atau bercerita dengan teman, kenalan dan sahabat karib.

Taman kota juga selain sebagai taman terbuka hijau, juga menjadi icon daerah kalau pengelolaannya dilakukan secara baik dengan meperhatikan fungsi taman itu sendiri. Di sinilah domain pemerintah daerah untuk melakukan kontrol atau pengawasan terhadap pemeliharaan, perawatan dan peningkatan kualitas taman secara berkelanjutan. Selain pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan dalam pemeliharaan taman, masyarakat juga seharusnya mempunyai kesadaran agar bersama-sama pemerintah menjaga dan memelihara taman tersebut. Karena tanpa campur tangan masyarakat, maka taman tidak akan bisa terawat dengan baik. Kesadaran seperti ini dilakukan dengan tidak mebuang sampah sembarangan, tidak mencoret-coret, dan tidak merusak fasilitas yang telah disediakan.

Taman yang ada di dalam kota dijadikan sebagai milik bersama, artinya bahwa setiap orang menyadari  taman itu miliknya, bukan milik pemerintah saja, atau miliki sebagian pihak saja. Kesadaran semacam ini agar keberadaan taman difungsikan sebagai tempat rekreasi, tempat santai dan yang terlebih adalah sebagai tempat belajar.

Belajar dan pembelajaran dilakukan seseorang atau kelompok orang tertentu di tempat di mana dia merasa nyaman, salah satunya di taman kota. Olehnya itu taman kota jangan saja dijadikan sebagai tempat berpacaran, tempat bertemu kenalan, tetapi juga dijadikan sebagai tempat dialektika pengetahuan. Kalau sudah dijadikan sebagai tempat belajar, maka taman kota akan mempunyai tambahan fungsi yaitu, dapat mengembangkaan sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidangnya, dan nantinya akan bermanfaat untuk pengembangan daerah secara khusus dan bangsa Indonesia secara umum.

Pengembangan daerah dan bangsa bukan berarti bahwa belajar hanya dimaksudkan untuk menjadikan ilmu sebagai infestasi dan nantinya membawa keuntungan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Paulo Freire. Tetapi pembangunan daerah dan bangsa ditujukan pada pengembangan manusia yang seutuhnya, yaitu manusia Indonesia yang berkarakter dan mempunyai pengetahuan lebih untuk memajukan peradaban bangsa.

Persaingan peradaban saat ini bukan dilihat dari besarnya suatu bangsa atau seberapa luas suatu wilayah negara, tetapi dilihat dari kualitas manusianya. Dengan kualitas manusia yang handal, suatu bangsa akan berdiri kokoh dan bangsa lain merasa segan untuk mengusiknya. Dengan demikian maka, taman kota bisa juga dijadikan sebagai tempat untuk membangun intelektualitas masyarakat.  

Terkadang kita berpikir bahwa belajar di taman kota merupaka suatu kegiatan yang riya (menonjolkan pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain). Tetapi merburut hemat penulis, belajar di taman kota bertujuan agar pembangunan taman kota dengan kemewahannya tidak sia-sia. Anggaran yang dikeluarkan dearah untuk membangun taman kalau dimanfaatkan pada hal yang sifatnya eforia semata, maka akan membawa kerugian, baik itu kerugian matril maupun kerugian moril.

Sudah saatnya fasilitas negara seperti ini dimanfaatkan seutuhnya dan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat. 
#ayomembaca

Posting Komentar untuk "Pemanfaatan Taman Kota Sebagai Taman Belajar"