Apakah iman itu? Rasulullah SAW bersabda bahwa; “iman itu adalah engkau percaya kepada (1) Allah subhanahu wa taala, (2) malaikat-malaikat-Nya, (3) kitab-kitab-Nya, (4) Rasul-rasul-Nya, (5) Hari kemudian (akhirat) dan (6) Takdir yang digariskan-Nya” (H.R. Muslim). Hadis ini disanadkan kepada firman Allah dalam al-Quran surat an-Nisa ayat 136 sebagai berikut.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (Q.S. an-Nisa: 136)
Photo from pixabay |
Berikut ini uraian keenam rukun iman tersebut.
1. Iman kepada Allah
Umat Islam memiliki kewajiban untuk percaya sepenuhnya tentang adanya Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, pencipta sekaligus penguasa tunggal alam semesta, pemilik segala keagungan dan kesempurnaan.
Apa buktinya bahwa Allah itu Maha Esa? Untuk menjawab pertanyaan ini, para ulama kalam mengetengahkan dalil yang dinamai dalil “tolak belakang” yang dalam istilah aslinya disebut sebagai “at-Tamani”. Yaitu jika ada beberapa Tuhan - seperti dua Tuhan atau lebih – maka akan terjadi bentrok antara keduanya, dan bisa dipastikan bahwa masing-masing Tuhan ingin mengalahkan Tuhan yang lainnya. Akibatnya, jika ada Tuhan yang satu memiliki kehendak untuk menciptakan sesuatu, dan Tuhan yang lainnya tidak menginginkan hal itu maka, kira-kira apa yang bakal terjadi ? Bencana !
Timbul pertanyaan: apakah tidak mungkin Tuhan-tuhan itu berdamai dan bekerja sama dalam mewujudkan sesuatu yang ingin diciptakan semisal alam semesta ? Pertanyaan ini dijawab oleh Maturidi, seorang ulama kalam terkenal, bahwa diantara Tuhan-tuhan itu terjadi perdamaian kemudian kemudian kerja sama mewujudkan alam, hal itu menunjukkan betapa lemah dan bodohnya Tuhan-tuhan tersebut. Berarti mereka tidak ada bedanya dengan manusia yang saling bekerja sama untuk mewujudkan satu bangunan.
Dampak positif dari iman kepada Allah dalam kehidupan manusia menurut seorang pemikir Islam terkemuka yang bernama Abu A’la Maududi adalah:
a. Menghilakan pandangan yang sempit dan licik
b. Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri dan tahu pada harga diri
c. Menumbuhkan sifat rendah hati, sikap damai dan Ikhlas
d. Membentuk manusia berbudi luhur dan kesatria
e. Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap masalah
f. Berpendirian teguh, sabar, tabah, dan penuh optimis
g. Menjadikan manusia patuh pada segala peraturan Tuhan.
2. Iman Kepada Malaikat-malaikat-Nya
Allah memiliki suatu makhluk yang gaib bagi manusia, mereka selalu bersujud dan bertasbih kepadaNya sepanjang waktu, tanpa mengenal lelah, mereka adalah Malaikat-malaikat yang kesemuanya taat dan setia dalam menjalankan segal tugas dari Allah SWT.
3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Allah mewahyukan ajaran-ajaran-Nya kepada para Nabi dan Rasul melalui malaikat Jibril. Wahyu-wahyu Allah itu kemudian dihimpun dalam bentuk suhuf dan kitab. Nabi yang memiliki suhuf diantaranya adalah; Nabi Adam as. Dan Nabi Syith as. Sedangkan Nabi/Rasul yang memiliki kitab adalah Nabi Musa as. (Kitab Taurat), Nabi Daud as. (Kitab Zabur), Nabi Isa (Kitab Injil), Nabi Muhammad saw. (Kitab Al-Quran).
Sebagai orang yang beriman kepada Allah kita wajib percaya sepenuhnya bahwa suhuf-suhuf dan kitab-kitab tersebut benar-benar himpunan Firman Allah bukan karangan Nabi itu sendiri.
4. Percaya Kepada Rasul-rasul Allah
Untuk membimbing umat manusia menuju ajaran yang benaf, Allah menetapkan manusia-manusia pilihan sebagai utusannya. Mereka adalah Nabi dan Rasul-Nya.
Jumlah Nabi dan Rasul yang wajib diketahui umat Islam adalah 25 orang, mulai dari Nabi Adam as. Hingga Nabi Muhammad saw.
5. Iman Kepada Hari Kiamat
Kita harus percaya bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara, sedangkan kehidupan yang kekal adalah di alam akhirat kelak. Nah sebagai tanda perpindahan kehidupan manusia dari alam dunia ke alam akhirat, Allah menetapkan adanya hari kiamat, yakni hari berakhirnya kehidupan di dunia.
Kapan hari kiamat tiba?
Jawaban dari pertanyaan ini adalah wallahu a’lam. Artinya bahwa perkara kiamat ini hanya diketahui oleh Allah. Nabi Muhammad saw. sebagai rasulNya tidak mengetahui kapan terjadinya hari itu, hanya mengetahui tanda-tanda menjelang kedatangan hari kiamat. Yang jelas bahwa, hari itu segala sesuatu yang ada di alam semesta ini hancur binasa, setelah itu makhluk hidup akan dibangkitkan kembali untuk mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah mereka lakukan.
6. Iman kepada Qadha dan Qadhar
Kita wajib percaya sepenuhnya bahwa dalam menciptakan manusia, Allah menetapkan juga usia, rezeki, dan jodohnya. Jadi segala sesuatu yang baik dan buruk datangnya dari Allah.
Akan tetapi Allah sendiri mendorong manusia untuk tidak menyerah begitu saja kepada takdir. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam al-Quran surat ar-Ra’d ayat 11 sebagai berikut.
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S. ar-Ra’d: 11)
Maksud ayat tersebut di atas adalah Allah tidak akan mengubah keadaan manusia selama mereka tidak mengubah sebab-sebab kemunduran mereka.