Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penemuan Benua Australia dan Pembentukan Koloni-koloni di Australia

Penemuan Benua Australia dan Pembentukan Koloni-koloni di Australia
Australia merupakan salah satu negara benua yang lokasinya pada  35°15′ LS 149°28′ BT. Ibu kita negara ini adalah Canberra, namun bukan merupaka kota terbesar. Kota terbesar negara ini adalah Sydney. Bahasa resmi yang digunakan negara ini adalah bahasa Inggris kaerna Australia merupakan salah satu negara yang masuk dalam persemakmuran Inggris. Sistem pemerintahan australia masih menyatu dengan kerajaan Inggris, olehnya itu Ratu merupakan simbol pemerintahan dan untuk mewakilinya maka, dibentuk Gubernu Jenderal. Negara ini berbentuk monarki konstitusional.

Sejarah awal australia dimulai ketika terjadi migrasu manusia pertama dari utara ke australia, kira-kira pada 40.000-50.000 tahun yang telah lampau. Masa ini disebut sebagai masa prasejarah australia. Sedangkan sejarah tertulis pertama Australia dimulai ketika orang-orang Eropa pertama kali melihat negara ini. Dan kemudia dibagi lagi menjadi dua periode: sebelum dan sesudah dia menjadi dominion dari Kekaisaran Britania pada 1901.

Untuk lebih jelasnya lagi tentang penemuan benua australia dan pembentukan koloni-koloninya maka, berikut ini penjelasannya.

Penemuan Benua Australia


Masyarakat asli Australia (aborigines atau aboriginal) mempunyai beberapa ciri fisik yang berlainan dengan beberapa ciri fisik empat ras utama yang lain, sehingga Elkin mengelompokkan masyarakat asli Australia pada kelompok khusus yang dimaksud Australoid. Diduga mereka masuk benua Australia pada 40.000 tahun yang lalu dari arah utara. Mereka berkembang dengan begitu lamban hingga mereka masih tetap hidup dalam jaman batu dengan corak kehidupan food gathering saat rombongan kolonis pertama dari Inggris datang di Australia.

Dalam pertemuan antara kebudayaan masyarakat asli dengan kebudayaan pendatang baru itu, kebudayaan masyarakat asli pada akhirnya tersisihkan, sehingga kebudayaan pendatang baru yang pada akhirnya menguasai. Kebudayaan yang berkembang di Australia selanjutnya ialah kebudayaan yang berakar pada kebudayaan Eropa meskipun dengan fisik Australia terdapat jauh dari Eropa. Sejarah Australia dalam semua aspeknya adalah sejarah bangsa yang dengan sosio budaya yang berasal dari Eropa.

Sementara masyarakat asli telah mendiami Australia beberapa puluh ribu tahun, untuk beberapa orang di Eropa eksistensi benua itu masih juga dalam skala spekulasi (asumsi). Beberapa orang Eropa masih tetap tidak sama pendapat mengenai terdapatnya antipodes. Beberapa pakar geografi dari jaman klasik sejak mulai permulaan abad masehi sudah menduga terdapatnya daratan selatan yang dimaksud Terra Australia Incognita. Pandangan ini ditentang oleh beberapa pakar agama yang juga sekaligus pakar geografi pada eranya. Kelompok yang paling akhir ini berasumsi jika dunia berupa rata seperti tikar, hingga mereka memandang jika opini yang membetulkan terdapatnya antipodes ialah opini yang salah. Saat Jaman Pertengahan opini yang paling akhir berikut yang menang, akan tetapi sesudah jaman itu selesai orang mulai berpikir kembali mengenai Terra Australia Incognita.

Pergantian politik yang berlangsung di pantai timur Laut Tengah menggerakkan beberapa orang Portugis serta Spanyol berupaya mencari jalan laut ke Dunia Timur. Mulailah masa penelusuran samudra yang melahirkan masa baru dalam riwayat bangsa-bangsa di Eropa, yakni masa penemuan beberapa daerah baru, yang dipelopori oleh Bangsa Portugis serta Spanyol. Kesuksesan Bangsa Portugis serta Spanyol menemukan jalan laut ke Dunia Timur, membuka jalan buat penemuan Benua Australia oleh beberapa orang Eropa. Akan tetapi, sejauh yang bisa diketahui Bangsa Portugis ataupun Spanyol gagal temukan Benua Australia.

Reformasi dalam segala bidang akibatnya memaksa Belanda mencari jalan sendiri ke Indonesia. Kesuksesan Belanda dalam membangun pos-posnya di Indonesia begitu memungkinkan penemuan Benua Australia, baik dengan tidak terencana ataupun sebagai hasil penyelidikan. Semenjak tahun 1606, saat pelaut Belanda untuk kali pertama mendapatkan daratan Australia, sampai tahun 1644, yakni kala berakhirnya ekspedisi Tasman yang ke-2, beberapa orang Belanda sudah sukses temukan serta memetakan sejumlah besar pantai Australia, yakni pantai utara, barat, serta 1/2 pantai selatan. Sebelumnya mereka menyebutkan daratan itu Het Land van de Eendracht, akan tetapi sesudah pelayaran tasman mereka mengatakan New Holland. Disaksikan dari sisi keuntungan materiil sebagai arah semua pekerjaan Belanda di Indonesia, New Holland tidak menarik buat Belanda. Mereka tidak mengklaim apalagi menempati daratan itu.

Pelaut Inggris yang pertama sampai dan melihat di Australia ialah William Dampier, lokasi yang didatangi Dampier sama juga dengan yang didatangi oleh pelaut-pelaut Belanda, sehingga tidak menghasilkan dampak baru buat benua itu. Penemuan Inggris yang sangat bermakna buat benua itu ialah penemuan James Cook atas pantai timur Australia pada tahun 1770. Berlainan dengan kesan-kesan Belanda, Cook melihat daratan yang ditemukannya itu memberi keinginan kehidupan yang cerah, hingga dia mengaku daratan itu berubah menjadi milik Inggris, serta dinamakan New South Wales. Laporan-laporan Cook, Joseph Banks, Solander, serta James Maria Matra, menghidupkan kemauan pemerintah Inggris untuk mendudukinya. Dengan begitu Cook dilihat menjadi penemu Australia yang sebetulnya, sebab penemuannya itu yang merubah perjalanan riwayat Australia sampai menggapai bentuk yang saat ini menuju masa depan yang akan datang.

Pembentukan Koloni Inggris di New South Wales


Keputusan pemerintah Inggris membuka koloni di New South Wales lahir ditengah-tengah aktivitas pemerintah menangani beberapa masalah karena kemiskinan, pengangguran, serta kejahatan yang diperhebat oleh ekses Revolusi Industri. Revolusi Amerika yang pada hakekatnya adalah momen politik dalam kehidupan pemerintahan Inggris pada saat itu, turut meningkatkan beban yang perlu dihadapi pemerintah Inggris di sektor sosial, terlebih terkait dengan American loyalists.

Dengan tradisional orang menjelaskan jika motif penting yang menggerakkan pemerintah Inggris memutuskan itu ialah keperluan tempat pembuangan terpidana yang tidak disenangi di Inggris. Dalam penelaahan selanjutnya, beberapa sejarawan mengajukan argumentasi bahwa mendapatkan tempat pembuangan bukan salah satu motif kuat. Ditemukan motif lainnya yang tidak kalah pentingnya seperti “naval supply and maritime base theory” yang dihubungkan dengan “Swing to the East” serta penambahan pelayaran serta perdagangan Inggris dengan Cina.

Sejak dari awal berdirinya koloni di New South Wales sampai tahun 1809, koloni itu di pimpin oleh gubernur yang berasal dari Angakatan laut, serta semenjak tahun 1790 untuk mengawasi keamanan koloni itu dibuat pasukan khusus yang disebut New South Wales Corps. Gubernur pertama Arthur Phillip, berupaya sekuat tenaga jadikan koloni itu “selfhelp”. Pengalamannya memberi landasan baginya buat berkesimpulan bahwa untuk membuat koloni itu dapat berdiri dengan sendiri jumlah free settler harus ditingkatkan di koloni itu, karena tenaga kerja terpidana termasuk tenaga kerja yang tidak produktif.

Masa Letnan Gubernur setelah Arthur Philip (1792-1795), memberikan kesempatan pada beberapa perwira Corps melakukan kegiatan-kegiatan yang hanya menguntungkan kelompoknya. Untuk memperoleh uang dalam jumlah yang semakin besar, mereka memonopoli perdagangan yang mulai berkembang di koloni itu. Perdagangan yang sangat menguntungkan mereka ialah perdagangan rum. Tiap-tiap usaha yang dia anggap merugikan mereka tetap ditentang, sekalipun datang dari gubernur koloni itu. Mengakibatkan beberapa perwira pedagang itu berselisih dengan tiga gubernur dengan beruntun. Hunter didakwa tidak pantas menjadi gubernur, sementara King pun dihina. Puncak perselisihan itu berlangsung sewaktu saat pemerintahan gubernur William Bligh. Aksi keras yang dijalankan Bligh melahirkan reaksi yang malah menjatuhkannya. Bligh tidak saja dijatuhkan, tapi dimasukkan ke penjara. Peristiwa ini populer dengan nama Rum Rebellion. Pemberontakan ini ternyata adalah awal proses berakhirnya pengaruh serta kekuasaan beberapa perwira Corps itu.

Dibawah pemerintahan Lachian Macquarie, seseorang perwira dari Angkatan Darat Inggris, dilaksanakan konsolidasi yang sukses meningkatkan koloni itu sampai kemajuan pesat. Pengetahuan mengenai garis besar pantai Australia banyak diraih pada saat sebelum Macquarie, khususnya atas jasa pelaut-pelaut ulung seperti George Bass serta Matthew Flinders. Akan tetapi, pengetahuan tentang pedalaman Australia baru bisa semakin bertambah sesudah pada tahun 1813 Great Dividing Range atau The Blue Mountains dapat ditembus oleh Gregory Blaxland, Lawson, serta Wenworth. Eksplorasi pedalaman yang sukses itu, menempatkan jalan buat kemungkinan pelebaran koloni itu selanjutnya bahkan juga membuka jalan untuk terwujudnya Australia seperti saat ini.

Pembentukan Koloni-koloni Lain di Australis


1. Queensland


Untuk pertama kali Queensland dihuni oleh masyarakat kulit putih pada tahun 1824. Ditemukannya pemukiman yang baik di Queensland sebagian besar merupakan jasa para penjelajah (explorer). John Oxley misalnya menyelidiki daerah Moreton Bay, tempat pemukiman pertama di Queensland. Pada tahun 1827 pemukiman baru di Darling Downs dibuka lagi oleh Allan Cunningham.

Pada mulanya pemukiman di Queensland tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari New South Wales. Setelah mengalami kemajuan-kemajuan, Queensland akhirnya merasa tidak puas lagi di bawah New South Wales. Rakyat di Queensland menginginkan agar Queensland dipisahkan dari New South Wales. Keinginan mereka ini dikabulkan oleh pemerintahan Inggris pada tahun 1859.

Kondisi dan kekayaan alam Queensland sangat membantu kemajuan Queensland. Letak negerinya yang sebagian berada di daerah tropis, memungkinkan Tasmania mengusahakan perkebunan kapas yang pernah sangat menguntungkan negeri itu, dan juga perkebunan tebu. Dalam mengusahakan perkebunan tebu ini Queensland memerlukan tenaga buruh yang tidak terlalu mahal. Akibantnya terjadilah apa yang disebut “Kanakas Traffic” yang menimbulkan dilema bagi negeri itu.

2. Tasmania


Koloni Tasmania mulai berkembang dari pemukiman yang dimulai di daerah Sungai Derwent yang kemudian berpusat di Hobart dan di Port Dalrymple yang kemudian berpusat di Launceston. Pada awal pertumbuhannya kedua pemukiman ini masing-masing dipimpin oleh seorang Letnan Gubernur yang mewakili Gubernur New South Wales. Sejak tahu 1813 kedua pemukiman itu (Launceston dan Hobart) ditempatkan di bawah seorang Letnan Gubernur, dan Letnan Gubernur pertama yang berkuasa atas kedua daerah pemukiman itu adalah Kolonel Davey. Dengan mendorong kemajuan pertanian serta menjadikan Hobart sebagai pelabuhan bebas, Davey berusaha menjadikan Tasmania sebagai koloni yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam usahanya ini ia berhasil. Sayang sekali ia kurang disenangi oleh Gubernur New South Wales karena Davey adalah orang yang kurang berdisiplin, dan suka minum-minum sampai mabuk.

Sebagai bagian dari New South Wales, Tasmania pernah dijadikan sebagai tempat pembuangan narapidana yang berkelakuan paling buruk. Bahkan di Tasmania sempat dibangun satu penjara khusus, Macquarie Harbour, di pantai barat pulau itu. Sejarah Tasmania sebagai koloni diisi dengan berbagai kekerasan yang meliputi:

a) Kekerasan perlakuan yang dialami oleh para narapidana. b) Kekerasan berupa teror-teror yang dilakukan oleh para bushranger, dan sebaliknya kekerasan tindakan pemerintah untuk memberantas bushranger tersebut. c) Kekerasan perlakuan masyarakat kulit putih terhadap penduduk asli. d) Kekerasan usaha pemerintah dan para imigran menjadikan koloni itu bisa berswasembada.

Pada tahun 1825 Tasmania dipisahkan dari New South Wales. Dalam perkembangan selanjutnya Tasmania mempunyai kedudukan setara dengan New South Wales, dan berhak mempunyai legislative council seperti New South Wales. Ketika New South Wales mulai mempersoalkan transportasi narapidana, Tasmania pun mengajukan tuntutan agar sistem narapidana dihapuskan. Tuntutan mereka ini menjadi kenyataan pada tahun 1852.

Pada tahun 1855 koloni ini menyelenggarakan pemerintahan sendiri, dan secara resmi sejak itu mengubah namanya dari Van Diemen’s Land menjadi Tasmania. Ditemukannya tambang tembaga, perak, dan bahan-bahan mineral lainnya dalam dekade 1870-an, menambah pesatnya kemajuan yang dialami oleh Tasmania. Keberhasilannya dalam mengekspor buah-buahan, serta bentuk pulaunya, menyebabkan Tasmania terkenal sebagai The Apple Isle.

3. Australia Selatan


Kalau Australia Barat dapat disebut koloni suatu kongsi, maka Australia Selatan dapat disebut koloni suatu teori, karena pembentukannya didasarkan pada suatu teori yang dikemukakan oleh Wakefield. Australia Selatan dibentuk dengan memotong areal seluas 300.000 mil persegi dari wilayah New South Wales. Rombongan koloni pertama tiba pada tahun 1836, mendarat di Pulau Kangaroo, namun akhirnya memilih lokasi untuk menetap di tempat dimana sekarang berdiri Kota Adelaide.

Pada awal berdirinya koloni itu, disana berjalan dualisme kekuasaan yang membawa berbagai komplikasi. Namun, akhirnya pemerintah Inggris menghapuskan dualisme tersebut dengan cara memanggil kedua pejabat, gubernur dan komisaris residen, lalu mengangkat gubernur baru yaitu Gawler. Sejak tahun 1853 Australia Selatan mulai berusaha mempersiapkan pemerintahan sendiri, namun baru berlaku secara efektif pada tahun 1856.

4. Australia Barat


Daerah pantai Australia Barat sudah dikenal oleh pelaut-pelaut Belanda sejak dekade kedua abad ke-17. Kondisi alamnya yang gersang (menurut penglihatan mereka pada waktu itu), tidak merangsang orang-orang Belanda maupun Inggris untuk mendudukinya. Pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19 ekspedisi-ekspedisi penyelidikan Perancis mengunjungi daerah pantai Australia Barat tersebut. Khawatir didahului oleh Perancis dan merasa terlalu jauh harus mengawasi daerah itu dari Sydney, mendorong Gubernur Darling mengirimkan mayor Lockyer mendirikan pos di King George Sound (Albany) pada tahun 1827.

Pada tahun yang sama, James Stirling menyelidiki daerah Swan River, dan sangat tertarik untuk mendudukinya. Terpengaruh oleh Stirling, Thomas Peel membentuk kongsi untuk membuka koloni di Swan River. Rombongan peel tiba di Swan River pada tahun 1829. Mula-mula mereka mendarat di suatu tempat dimana sekarang berdiri Fremantle, akan tetapi kemudian mereka pindah ke arah utara ke tempat dimana sekarang berdiri Kota  Perth. Dari sinilah berkembang koloni Australia Barat yang sekarang menjadi salah satu negara bagian dalam Common Wealth of Australia. Dibandingkan dengan koloni-koloni lain di Australia, Australia Barat adalah koloni terakhir yang melakukan pemerintahan sendiri sebagai daerah otonom dalam lingkungan kekuasaan Inggris.

5. Victoria


Sebagai bagian dari New South Wales, Victoria semula disebut Distrik Port Philip. Kolonis yang mula-mula dikirim ke daerah ini adalah rombongan David Collins yang ditugaskan membuka pemukiman di Sorento. Akan tetapi karena tempat ini kurang cocok untuk ditempati, Collins beserta rombongannya pindah ke Tasmania. Pada tahun 1837 Gubernur Bourke mengunjungi daerah in dan meresmikan nama-nama kota Williamstown dan Melbourne. Sampai tahun 1850 Victoria masih merupakan bagian dari New South Wales. Untuk mewakili gubernur disana diangkat seorang pengawas.

Rasa tidak puas di bawah New South Wales mendorong rakyat di Distrik Port Phillip menuntut pemisahan. Tuntutan ini mula-mula dijawab dalam bentuk hak distrik ini memilih 6 dari 24 anggota legislative council di New South Wales. Jawaban pemerintah ini tidak memuaskan mereka. Pada tahun 1850 Victoria dipisahkan dari New South Wales, dan sejak tahun 1851 menetapkan dan melaksanakan pemerintahan sendiri.

Dengan berdirinya koloni-koloni Tasmania, Queesland, Australia Barat, Australia Selatan, dan Victoria, maka lengkaplah penguasaan Inggris atas Benua Australia.

Posting Komentar untuk "Penemuan Benua Australia dan Pembentukan Koloni-koloni di Australia"