Maluku adalah daerah yang memilki sejarah panjang serta telah diketahui sampai mancanegara terlebih derah Timur Tengah. Maluku banyak diketahui dengan sebutan Jazirah al-Mamluk atau Kepulauan Raja-raja. Sebutan ini bukan tanpa argumen, karena Maluku merupakan suatu negeri di Timur Indonesia yang begitu punya pengaruh dengan empat kerajaan yakni Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan.
Menurut pencarian sejarah, Maluku telah diketahui semenjak jaman Mesir di pimpin oleh Firaun dibuktikan dengan catatan tablet tanah liat yang diketemukan di Persia, Mesopotamia dan Mesir. Dalam catatan itu dijelaskan ada negeri dari timur yang begitu kaya, adalah tanah surga, dengan hasil alam berbentuk cengkeh, emas serta mutiara. Tanda-tanda itu memberikan indikasi tanah Maluku yang memang diketahui pengahsil Pala, Fuli, Cengkeh serta Mutiara semenjak jaman dulu.
Banyak catatan histori lainnya yang mengatakan mengenai Maluku diantaranya di kitab Nagarakretagama (1365), Catatan dari Dinasti Tang (618-906) di Cina. Ini menunjukkan keberadaan tanah Maluku benar-benar sangat tua serta mempunyai dampak terpenting didunia khususnya menjadi penghasil rempah- rempah.
Terkait dengan masuknya Islam di Maluku diketemukan beberapa versi menurut pandangan beberapa tokoh serta sejarawan. Buya Hamka dalam bukunya “Sejarah Umat Islam” yang mengulas sejarah perkembangan umat Islam dari mulai jaman jahiliyah menyebutkan bahwa Islam masuk di Maluku semenjak tahun 650 M atau 17 tahun sesudah wafatnya Nabi Muhammad saw. Diterangkan bahwa pada saat itu sudah banyak pedagang Arab serta Persia yang beragama Islam ada di Maluku untuk mencari rempah-rempah. Bahkan juga diprediksikan mereka menikah dengan wanita pribumi serta kemungkinan meninggal dunia di sana.
Selain itu berdasarkan catatan Hikayat Ternate yang ditulis oleh Naidah dijelaskan jika pengislaman di Maluku berlangsung pada 643 H (1250 M). Diprakarsai oleh tokoh bernama Jafar Shadik atau Jafar Nuh yang hadir dari Jawa datang ke Ternate pada Senin 6 Muharam 643 H atau 1250 M. Diluar itu ada juga yang menyampaikan jika Islam masuk di Maluku pada abad ke-15 M dibawa oleh Syekh Mansur. Ia merupakan seseorang pedagang dari Arab yang menyiarkan Islam semasa Calano Caliati di Tidore. Dalam proses penyebaran Islam di Maluku juga dikenal nama lainnya, yakni Datu Maulana Hussein yang sebarkan Islam di wilayah Ternate pada saat pemerintahan Kalano Marhum.
Menurut cataan baangsa Portugis Islam masuk di Maluku sudah berada pada wilayah Ternate semenjak 1460 M. Ini berarti Islam telah ada serta turut memengaruhi kehidupan tatanan sosial walau belum juga cukup kuat. Hingga kemudian sewaktu Sultan Zainal Abidin (1486-1500) pengaruh Islam mengakar dalam penduduk. Beragam versi diatas pada umumnya menyetujui jika Islam masuk ke Maluku melalu jalan perdagangan. Zainal Abidin di ketahui sempat pergi ke Jawa untuk mendalami Islam. Ia belajar secara langsung dari ulama Sunan Giri atau wali terkenal di tanah Jawa kala itu.
Selanjutnya baru muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang dikenal dengan sebutan Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja). Kesultanan Ternate yang di pimpin oleh Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore di pimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang di pimpin oleh Sultan Sarajati, Kesultanan Bacan yang di pimpin oleh Sultan Kaicil Buko.
Menurut pencarian sejarah, Maluku telah diketahui semenjak jaman Mesir di pimpin oleh Firaun dibuktikan dengan catatan tablet tanah liat yang diketemukan di Persia, Mesopotamia dan Mesir. Dalam catatan itu dijelaskan ada negeri dari timur yang begitu kaya, adalah tanah surga, dengan hasil alam berbentuk cengkeh, emas serta mutiara. Tanda-tanda itu memberikan indikasi tanah Maluku yang memang diketahui pengahsil Pala, Fuli, Cengkeh serta Mutiara semenjak jaman dulu.
Banyak catatan histori lainnya yang mengatakan mengenai Maluku diantaranya di kitab Nagarakretagama (1365), Catatan dari Dinasti Tang (618-906) di Cina. Ini menunjukkan keberadaan tanah Maluku benar-benar sangat tua serta mempunyai dampak terpenting didunia khususnya menjadi penghasil rempah- rempah.
Terkait dengan masuknya Islam di Maluku diketemukan beberapa versi menurut pandangan beberapa tokoh serta sejarawan. Buya Hamka dalam bukunya “Sejarah Umat Islam” yang mengulas sejarah perkembangan umat Islam dari mulai jaman jahiliyah menyebutkan bahwa Islam masuk di Maluku semenjak tahun 650 M atau 17 tahun sesudah wafatnya Nabi Muhammad saw. Diterangkan bahwa pada saat itu sudah banyak pedagang Arab serta Persia yang beragama Islam ada di Maluku untuk mencari rempah-rempah. Bahkan juga diprediksikan mereka menikah dengan wanita pribumi serta kemungkinan meninggal dunia di sana.
Selain itu berdasarkan catatan Hikayat Ternate yang ditulis oleh Naidah dijelaskan jika pengislaman di Maluku berlangsung pada 643 H (1250 M). Diprakarsai oleh tokoh bernama Jafar Shadik atau Jafar Nuh yang hadir dari Jawa datang ke Ternate pada Senin 6 Muharam 643 H atau 1250 M. Diluar itu ada juga yang menyampaikan jika Islam masuk di Maluku pada abad ke-15 M dibawa oleh Syekh Mansur. Ia merupakan seseorang pedagang dari Arab yang menyiarkan Islam semasa Calano Caliati di Tidore. Dalam proses penyebaran Islam di Maluku juga dikenal nama lainnya, yakni Datu Maulana Hussein yang sebarkan Islam di wilayah Ternate pada saat pemerintahan Kalano Marhum.
Menurut cataan baangsa Portugis Islam masuk di Maluku sudah berada pada wilayah Ternate semenjak 1460 M. Ini berarti Islam telah ada serta turut memengaruhi kehidupan tatanan sosial walau belum juga cukup kuat. Hingga kemudian sewaktu Sultan Zainal Abidin (1486-1500) pengaruh Islam mengakar dalam penduduk. Beragam versi diatas pada umumnya menyetujui jika Islam masuk ke Maluku melalu jalan perdagangan. Zainal Abidin di ketahui sempat pergi ke Jawa untuk mendalami Islam. Ia belajar secara langsung dari ulama Sunan Giri atau wali terkenal di tanah Jawa kala itu.
Selanjutnya baru muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang dikenal dengan sebutan Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja). Kesultanan Ternate yang di pimpin oleh Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore di pimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang di pimpin oleh Sultan Sarajati, Kesultanan Bacan yang di pimpin oleh Sultan Kaicil Buko.