Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Sosok Khalifah Ali bin Abi Thalib

Mengenal Sosok Khalifah Ali bin Abi Thalib
Siapa umat Islam yang tidak mengenal sosok sahabat Rasulullah yang satu ini, Ali bin Abi Thalib yang menjadi sepupu, sahabat dan menantu Rasulullah saw. Untuk itu mari mengenal sosok khalifah Ali bin Abi Thalib.

Biografi Ali bin Abi Thalib 


1. Nasab Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib mempunyai nama lengkap adalah, Ali bin Abi Thalib bin Abdi Manaf bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. beliau lahir didalam ka’bah, 23 tahun sebelum Hijriyah. Ali mempunyai nama kecil Haidarah, selanjutnya Rasulullah memberikan nama Turab untuk Ali.

Bapak Ali bin Abi Thalib bernama Abu Thalib atau nama sebetulnya Abdi Manaf yaitu paman dari Rasulullah saw. Hal tersebut memberikan pemahaman jika Ali merupakan sepupu dari Rasulullah SAW karena Ia anak dari paman Rasulallah saw.

Ibunda Ali bin Abi Thalib bernama Fathimah binti Asad Hasyim bin Abdi Mana bin Qushay. Ibunya digelari menjadi wanita pertama yang melahirkan seseorang putera Bani Hasyim. Hal ini, berarti Ali bin Abi Thalib merupakan keturunan dari Bani Hasyim, serta Ibunya jadi wanita pertama yang melahirkan seorang khalifah.

Ali merupakan anak bungsu, Ia mempunyai 3 (tiga) saudara laki laki serta 2 (dua saudara wanita, yakni Ja’far, Aqil, Thalib yang masing-masing umurnya berjarak 10 (sepuluh) tahun dengan Ali, lalu Ummu Hani’ serta Jumanah.

Saat musim paceklik melanda golongan Quraisy, Abu Thalib yang mempunyai banyak anak, mengundang empati Rasulullah saw. hingga ingin membantu bebannya. Rasul bersama dengan ke-2 pamannya Hamzah serta Abbas mendatangi Abi Thalib, serta mengemukakan kehendak ingin menjaga anaknya itu. Lantas Abi Thalib menyampaikan “Tinggalkanlah Aqil bagiku, serta bawa siapa saja yang kamu kehendaki”. Hamzah membawa Ja’far, Abbas membawa Thalib, dan Rasulullah menentukan untuk menjaga Ali. Dalam hal seperti ini menunjukkan jika Abi Thalib menyayangi Aqil lebih dari yang lain. Serta sejak itu Ali tinggal bersama dengan Rasulullah serta memperoleh kasih sayang seperti dari bapak kandungnya sendiri.

Semenjak Ali tinggal didalam rumah Rasulullah, ia mendapatkan pendidikan secara langsung dari Rasulullah, yang melatih sifat-sifat terpuji. Ali di waktu kecilnya mengalami perubahan yang hebat, telah tampak jika dia seseorang anak yang kritis serta brilian. Perubahannya itu di tandai dengan ketidaksamaan dengan rekan-rekan sepantarannya yang tampak jelas. Rasul yang mengajarkan supaya Ali mempunyai hati yang lembut, serta sadar akan kebenaran.

2. Beberapa ciri Fisik Ali bin Abi Thalib 

Ali bin Abi Thalib merupakan seorang yang berkulit sawo matang, badannya tegap agak pendek. Mempunyai jenggot panjang, mata yang besar berwarna hitam kemerah-merahan. Beliau mempunyai bulu dada serta pundak yang lebat, muka yang tampan, dan ringan langkah ketika berjalan.

3. Ali bin Abi Thalib Masuk Islam 

Ali bin Abi Thalib merupakan seseorang muslim sejati, Ia dilahirkan di tempat yang suci yakni ka’bah. Tidak sempat sekalinya Ali menyembah berhala. Akan tetapi Ali masuk agama Islam dengan resmi yaitu pada umur 7 tahun, 8 tahun dan ada juga yang menyebutkan sepuluh tahun. Dalam refensi lainnya, saat Rasulullah menerima wahyu pertama melalui perantara malaikat Jibril, Ali bin Abi Thalib saat itu berusia 9 tahun, atau ada juga yang menyebutkan berusia 13 tahun. Akan tetapi yang tentu Ali masuk Islam saat Ia berusia begitu muda.

Agama Islam diterimanya dengan sepenuh hati, tidak bercampur dengan dampak kepercayaan lama serta tidak bercampur dengan suatu yang mengeruhkan kejernihannya. Oleh karenanya, begitu nyata jika Ali merupakan seorang Muslim yang murni.

4. Istri dan Anak Ali bin Abi Thalib 

Ali bin Abi Thalib menikah dengan putri Rasulullah saw. yakni Fatimah binti Nabi Muhammad saw. Mereka menikah sesudah perang badar. Dalam kata lain, posisi Ali telah makin bertambah, pertama menjadi sepupu sekaligus teman dekat Rasulullah saw, lalu dipererat menjadi menantu Rasulullah saw.

Ali begitu setia serta menyukai Fatimah, mereka dikaruniai 3 (tiga) putra, yakni Hasan, Husain, serta Muhasin tapi Muhasin wafat saat bayi. Serta mempunyai 2 (dua) putri yang bernama Zainab al-Kubra, serta Ummu Kultsum al-Kubra.

Enam bulan sesudah Rasulullah SAW meninggal dunia, Fatimah binti Rasulullah juga wafat di umur yang tidak kenap 30 (tiga puluh) tahun. Lantas setelah itu Ali bin Abi Thalib menikah dengan beberapa wanita.

Ummu Banin binti Hazam, dari pernikahan ini dikaruniai 4 (empat) anak yakni, Abbas, ja’far, Abdullah, serta Usman. Akan tetapi mereka semua terbunuh dalam perang karbala, terkecuali Abbas. Laila binti Mas’ud bin Khalid bin Malik dikeruniai 2 (dua) anak yakni Ubaidullah serta Abu Bakar yang terbunuh di perang karbala. Kemudian Istri Ali yang lain bernama Atsma` binti `Umais, Ummu Habib binti Robi`ah, Ummu Said binti Urwah, Binti Umru`ul Qais, Umamah binti Abil Ash, Khaulah binti Ja’far bin Qais.

Ali bin Abi Thalib tertulis menikah dengan 8 (delapan) wanita sesudah wafatnya Fatimah binti Rasulullah akan tetapi ada sumber lainnya yang menyampaikan ada 9 (sembilan). Dari pernikahan itu Ali mempunyai banyak keturunan, hingga ada banyak putra putri beliau yang tidak didapati nama ibu kandungnya yakni, Ummu Hani`, Maimunah, Zainab as-Shughra, Ramlah as-Shughra, Ummu Kaltsum as-Shughra, Fatimah, Umamah, Khadijah, Ummul Kiram, Ummu Ja’far, Ummu Salamah, Jumanah serta Nafisah.

Diantara beberapa orang istri Ali bin Abi Thalib, ada yang meninggal dunia saat beliau masihlah hidup, ada juga yang diceraikan serta saat Ali bin Abi Thalib meninggal dunia, Ia tinggalkan 4 (empat) orang istri serta 19 (sembilan belas) Ummu Walad (budak wanita). Jumlah keseluruhnya putera-puteri Ali yakni, 14 (empat belas) putera, serta 17 (tujuh belas) puteri.

Keistimewaan Ali bin Abi Thalib 


Ali bin Abi Thalib mempunyai banyak kelebihan atau keutamaan. Di bawah ini beberapa kelebihan Ali, yang terdiri dari dua jenis, yakni kelebihan menurut kedudukan, serta kelebihan berdasar pada kepribadian, lalu dilanjutkan dengan nasihat atau beberapa kata mutiara dari Ali bin Abi Thalib.

1. Kedudukan Ali bin Abi Thalib

Jika dilihat dari kedudukan, Ali bin Abi Thalib merupakan yang sangat dekat nasabnya dengan Rasulullah. Pertama, Ali merupakan sepupu mutlak dari Rasulullah saw. Ke-2, Ali merupakan teman dekat yang sudah ditanggung baginya syurga. Ke-3, Ali merupakan menantu Rasulullah saw., tiap-tiap orang ketika itu banyak yang ingin jadi semacam itu, supaya lebih dekat dengan keluarga Rasulullah saw. serta mendapatkan keturunan yang terhormat. Yang paling akhir beliau merupakan seseorang khalifah Islam, yang melanjutkan pucuk kepemimpinan dari khalifah Utsman bin Affan atas amanah dari Rasulullah saw.

2. Kepribadian Ali bin Abi Thalib

Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan Ali bin Abi Thalib, menurut Imam al-Bukhori dalam Shahinya :

a. Menyukai Allah serta RasulNya

Ali bin Abi Thalib masuk Islam dengan hati yang teguh, serta beliau sudah ikut dengan Rasulullah menegakkan Islam. Lalu bukti yang tegas mengatakan jika Ali benar-benar menyintai Allah dan Rasul, yakni ada dalam Sabda Rasul yang diriwayatkan Sahal bin Sa’ad.

Di dialam hadits itu dikisahkan jika Rasulullah akan memberi sebuah bendera besok hari pada seorang yang begitu menyukai Allah dan RasulNya. Lantas beberapa orang menanyakan serta sekalian mengharap jika dirinyalah yang akan diberikan bendera. Pada besok harinya, pada saat orang telah menunggu Rasulullah menanyakan, “Dimanakah Ali bin Abi Thalib? ”. Ali tidak berada di majelis itu karena beliau menderita sakit pada kedua matanya. Lantas Ali dibawa menghadap Rasul, serta Rasulullah meludah pada kedua mata Ali sekalian berdoa, serta saat itu juga mata Ali sehat seperti tidak sempat sakit.

Lalu Rasul menyerahkan bendera yang telah ditunggu-tunggu pada Ali bin Abi Thalib. Ini dia bukti yang akurat, jika Rasulullah sendiri yang menibatkan kalau Ali orang yang begitu mencintai Allah serta RasulNya.

b. Kelembutan Rasulullah pada Ali bin Abi Thalib

Rasulullah senantiasa lembut pada istrinya, akan tetapi Ali juga mengalami hal semacam itu, saat Rasul hadir kerumah Ali ingin menemuinya, Rasul berjumpa dengan Fatimah serta bertanya, “dimanakah putera pamanku itu? ” fatimah menjawab : “di masjid”. Rasulullah menjumpai Ali dimasjid serta saat Ali akan berdiri, lantas selendangnya terjatuh, serta tanah mengotori punggungnya. Rasulullah menghapuskan tanah di punggung Ali serta berkata, “duduklah wahai Abu Turab, duduklah wahai Abu Turab”.

c. Ali bin Abi Thalib membenci perselisihan

Diriwayatkan dari Abidah bin Amru as-Salmani, dari Ali bin Abi Thalib, Ia berkata : “putuskanlah hukum seperti kalian memutuskannya dulu. Sesungguhnya saya membenci perselisihan. Usahakanlah supaya golongan muslimin satu jama’ah, atau aku mati seperti sahabat- sahabatku mati.

Selanjutnya dari sumber yang berbeda, kelebihan Ali dapat disaksikan dari sifat-sifatnya seperti berikut.

a. Menjauhi kezhaliman

Ali bin Abi Thalib merupakan orang yang pemberani, akan tetapi dengan keberaniannya itu Ia mempu menghidari kezhaliman. Sekali juga Ali tak pernah memulai serangan pada seorang, bila Ia bisa menghindarinya. Serta Ali menasehatkan pada anaknya Hasan, “ janganlah kamu melawan orang berduel. Bila kamu dilawan karena itu hadapilah rintangan itu, karena orang yang melawan merupakan aniaya, orang yang aniaya akan kalah.

b. Hati yang bersih dari perasaan dengki musuh

Kecerdasan Ali disertai dengan hati yang bersih dari perasaan dengki pada orang yang memusuhinya. Ali melarang keluarga serta sahabat-sahabatnya melakukan mutslah pada seseorang pembunuh serta membunuh orang yang bukan pembunuh.

c. Tidak berlebih-lebihan dalam menyampaikan sesuatu

Ali bin Abi Thalib tidak berlebih-lebihan dalam menyampaikan suatu maupun menyembunyikannya, dan tidak ingin menerima sikap terlalu berlebih, walau dari orang yang memujinya. Kadang Ali memperoleh pujian yang terlalu berlebih, sedang Ali sendiri sangsi dengan maksudnya, lantas Ali menuturkan pada orang itu, “ Saya tak sempurna seperti yang engkau jelaskan serta lebih mulia dari anggapan apakah yang terdapat dalam hatimu”.

d. Pribadi yang zuhud

Di antara kelebihan Ali bin Abi Thalib ialah karakter kezuhudan yang dimilikinya.

“Manusia yang sangat zuhud pada dunia yaitu Ali bin Abi Thalib”. Sufyan berkata : “sesungguhnya Ali tidak pernah menempatkan batu bata di atas batu bata, tanah liat di atas tanah liat, sepotong kayu di atas potongan yang lain (bangun rumah) serta tidak pernah menghimpun harta”.

Dia menolak untuk mendiami istana putih di Kuffah karena memprioritaskan gubuk yang dihuni oleh fakir miskin, serta terkadang Ia menjual pedangnya untuk membeli baju serta makanan.

Walau Ali sangatlah zuhud, Akan tetapi ali jauh dari perilaku kasar, sempit dada, kurang pergaulan. Bahkan Ali merupakan orang yang begitu toleransi pada sesama.

Inilah Ali bin Abi Thalib, seorang yang pemberani dengan keberanannya, orang yang zuhud lagi lurus, tidak berlebih-lebihan, serta menghidarkan dirinya dari kezhaliman.

Wafatnya Ali bin Abi Thalib 


Ali bin Abi Thalib wafat terbunuh saat malam jum’at waktu sahur tanggal 17 ramadhan 40 H. Beliau meninggal dunia pada umur 63 tahun. Pembunuhan Ali bin Abi Thalib ini didasari oleh dendam lama di Nahrawan.

Tokoh yang membuat konspirasi untuk membunuh Ali bin Abi Thalib ialah Ibnu Muljam al-Himyari al-Kindi atau nama sebetulnya Abdurrahman bin Amru bersama dengan kedua temannya, wardan dan Syabib. Pembunuhan ini telah direncanakan dengan begitu masak. Syabib bertindak selaku pelaksana eksekusi, Ia di depan pintu menunggu Ali keluar rumah untuk membangunkan orang shalat. Lantas Syabib memukul leher, serta menebas kepala bagian atas Ali bin Abi Thalib, hingga mengucurlah darah pada jenggot beliau.

Ketika itu, Ali sudah sempat berteriak serta memerintah untuk tangkap beberapa pembunuh, dan mereka lantas melarikan diri. Wardan sukses di kejar serta secara langsung dibunuh, Syabib berhasil lolos dari kejaran, sedang Ibnu Muljam diamankan dengan tangan terikat. Lalu Ali bin Abi Thalib dibawa kerumah dan Ibnu Muljam. Ali menanyakan, “apa yang mendorongmu lakukan ini? ”, Ia menjawab : “aku sudah mengasah pedang ini saat empat pulu hari serta saya meminta pada Allah supaya bisa membunuh makhluk yang sangat buruk dengan pedang ini”. Ali berkata : “menurutku engkaulah yang perlu terbunuh dengan pedang itu, menurutku engkaulah makhluk yang sangat buruk! ”.

Lalu Ali bin Abi Thalib menyampaikan bahwa, bila beliau meninggal dunia karena itu bunuhlah Ibnu Muljam itu. Tapi bila beliau hidup, karena itu dialah yang lebih tau bagaimana hukuman yang patut untuk dia.

Jenazah Ali bin Abi Thalib dimandikan oleh Abdullah bin Ja’far, lalu dishalatkan oleh putera beliau Hasan, dimakamkan saat malam hari di Darul Imarah, Kuffah. Mudah-mudahan Allah me-ridhai Ali bin Abi Thalib.

Ali bin Abi Thalib merupakan teman dekat yang istimewa untuk Rasulullah saw, karena Ali bagian dari keluarganya, yakni menjadi sepupu, dan menantu Rasulullah saw.  Ali bin Abi Thalib merupakan seseorang muslim sejati, hatinya tidak sempat tercampur dengan menyembah kapada berhala. Beliau ikut serta menyebarkan dakwan islamiyah bersama dengan Rasulullah saw, dan turut dalam beberapa peperangan. Ali bin Abi Thalib mempunyai karakter yang mulia, Ia orang yang cerdas pemikirannya, suci hatinya, zuhud, serta menghindari diri dari melakukan perbuatan zalim, dan merupakan salah satu sahabat yang pemberani.

Posting Komentar untuk "Mengenal Sosok Khalifah Ali bin Abi Thalib"