Rasulullah saw. merupakan nabi terakhir yang diutus Allah untuk seluruh umat manusia. Pada masanyanya Rasulullah saw. memiliki 9 istri. Salah satunya Zainab binti Khuzaimah yang meninggal dunia pada 1 H atau tahun pertama kaum Muslimin hijrah dari Mekkah ke Madinah. Rasulullah memiliki istri yang banyak bukan tanpa alasan, atau bukan karena alasan negagatif yang selalu dituduhkan oleh kalangan pembenci Islam. Rasulullah saw. memiliki istri yang banyak dan sebagian dari kalangan janda itu karena Rasulullah saw. ingin melindungi mereka dari keadaan dunia arab waktu itu yang ganas. Salah satunya adalah Zainab binti Khuzaimah.
Nama lengkapnya ialah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah.
Berdasar pada asal-usul keturunannya, dia termasuk juga keluarga yang dihormati serta disegani. Tanggal lahirnya tidak di ketahui dengan tentu, akan tetapi ada kisah yang menyebutkan jika dia lahir sebelum tahun ke-3 belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia telah diketahui dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) seperti sudah diterangkan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad jika Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah merupakan Ummul-Masakin. Gelar itu disandangnya semenjak periode jahiliah. Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin juga di terangkan jika Rasulullah saw. menikahinya sebelum beliau menikah dengan Maimunah, serta saat itu dia telah diketahui dengan sebutan Ummul-Masakin semenjak jaman jahiliah. Berdasar pada hal tersebut bisa diambil kesimpulan jika Zainab binti Khuzaimah populer dengan karakter kemurah-hatiannya, kedermawanannya, serta karakter santunnya pada orang-orang miskin yang dia prioritaskan ketimbang pada dianya sendiri. Karakter itu telah tertanarn dalam dirinya sejak mulai memeluk Islam meskipun ketika itu dia belumlah tahu jika orang-orang yang baik, penyantun, serta penderma akan mendapatkan pahala dari Allah.
Zainab binti Khuzaimah. termasuk juga golongan orang yang pertama kali masuk Islam dari golongan wanita. Yang mendorongnya masuk Islam ialah akal serta pikirannya yang baik, menampik syirik dan penyembahan berhala serta tetap menghindari diri dari perbuatan jahiliah.
Beberapa perawi berlainan pandangan mengenai nama-nama suami pertama serta ke-2 sebelum dia menikah dengan Rasulullah saw. Sejumlah perawi menyampaikan jika suami pertama Zainab merupakan Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib, yang lalu menceraikannya. Dia menikah lagi dengan Ubaidah bin Harits, akan tetapi dia terbunuh pada Perang Badar atau Perang Uhud. Sejumlah perawi menyampaikan jika suami kedua-duanya ialah Abdullah bin Jahsy. Sebetulnya ada banyak perawi yang menyampaikan pandangan yang berlainan. Namun, dari beberapa pandangan itu, yang sangat kuat ialah kisah yang mengemukakan kalau suami pertamanya ialah Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib. Karena Zainab tidak bisa melahirkan (mandul), Thufail menceraikannya saat mereka pindah ke Madinah. Untuk memuliakan Zainab, Ubaidah bin Harits (saudara lelaki Thufail) menikah dengan Zainab. Seperti kita kenali, Ubaidah bin Harits merupakan salah seseorang prajurit penunggang kuda yang sangat perkasa sesudah Hamzah bin Abdul-Muththalib serta Ali bin Abi Thalib. Mereka bertiga turut menantang beberapa orang Quraisy dalam Perang Badar, serta pada akhirnya Ubaidah mati syahid dalam perang itu.
Sesudah Ubaidah meninggal dunia, tidak ada kisah yang menuturkan mengenai kehidupannya sampai Rasulullah menikahinya. Rasulullah menikah dengan Zainab karena beliau ingin membuat perlindungan serta mengurangi beban kehidupan yang dirasakannya. Hati beliau jadi luluh menyaksikan Zainab hidup menjanda, sesaat semenjak kecil dia telah diketahui dengan kelemah- lembutannya pada orang-orang miskin. Sebagai Rasul yang membawa rahmat buat alam semesta, beliau ikhlas memprioritaskan kebutuhan kaum muslimin, termasuk juga kebutuhan Zainab. Beliau selalu meminta pada Allah supaya hidup miskin serta mati dalam kondisi miskin serta disatukan di Padang Mahsyar bersama dengan orang-orang miskin.
Walau Nabi. memungkiri beberapa nama atau julukan yang diketahui pada jaman jahiliah, tapi beiau tidak memungkiri julukan “ummul-masakin” yang disandang oleh Zainab binti Khuzaimah.
Tidak di ketahui dengan tentu masuknya Zainab binti Khuzaimah ke rumah tangga Nabi., apa sebelum Perang Uhud atau setelahnya. Yang pasti, Rasulullah. menikahinya karena kasih sayang pada umatya, meskipun wajah Zainab tidak demikian cantik serta tidak seorang juga dari kalangan teman dekat yang bersedia menikahinya. Mengenai lamanya Zainab ada dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah juga banyak tendapat ketidaksamaan. Satu diantaranya pendapat menyampaikan jika Zainab masuk ke rumah tangga Rasulullah saw. saat tiga bulan, serta pendapat lainnya delapan bulan. Namun, yang tentu, hasilnya begitu singkat kanena Zainab wafat sewaktu Rasulullah hidup. Didalam kitab sirah juga tidak diterangkan penyebab kematiannya. Zainab wafat pada umur relatif muda, kurang dari tiga puluh tahun, serta Rasulullah saw. yang menyalatinya. Allahu A’lam.
Hidupnya bersama dengan Rasulullah saw, cuma singkat. Antara 4 sampai 8 bulan. Zainab populer dengan julukan Ummul Masaakiin, karena kedermawanannya pada golongan miskin. Zainab wafat, saat Rasulullah masihlah hidup. Serta Rasulullah sendiri menshalati jenazahnya. Zainablah yang pertama-tama dimakamkan di Baqi.
Mudah-mudahan karunia Allah selalu mengikuti Sayyidah Zainab binti Khuzaimah. serta mudah-mudahan Allah memberikannya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.
Nasab serta Periode Pertumbuhannya
Nama lengkapnya ialah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah.
Berdasar pada asal-usul keturunannya, dia termasuk juga keluarga yang dihormati serta disegani. Tanggal lahirnya tidak di ketahui dengan tentu, akan tetapi ada kisah yang menyebutkan jika dia lahir sebelum tahun ke-3 belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia telah diketahui dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) seperti sudah diterangkan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad jika Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah merupakan Ummul-Masakin. Gelar itu disandangnya semenjak periode jahiliah. Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin juga di terangkan jika Rasulullah saw. menikahinya sebelum beliau menikah dengan Maimunah, serta saat itu dia telah diketahui dengan sebutan Ummul-Masakin semenjak jaman jahiliah. Berdasar pada hal tersebut bisa diambil kesimpulan jika Zainab binti Khuzaimah populer dengan karakter kemurah-hatiannya, kedermawanannya, serta karakter santunnya pada orang-orang miskin yang dia prioritaskan ketimbang pada dianya sendiri. Karakter itu telah tertanarn dalam dirinya sejak mulai memeluk Islam meskipun ketika itu dia belumlah tahu jika orang-orang yang baik, penyantun, serta penderma akan mendapatkan pahala dari Allah.
Keislaman dan Pernikahannya
Zainab binti Khuzaimah. termasuk juga golongan orang yang pertama kali masuk Islam dari golongan wanita. Yang mendorongnya masuk Islam ialah akal serta pikirannya yang baik, menampik syirik dan penyembahan berhala serta tetap menghindari diri dari perbuatan jahiliah.
Beberapa perawi berlainan pandangan mengenai nama-nama suami pertama serta ke-2 sebelum dia menikah dengan Rasulullah saw. Sejumlah perawi menyampaikan jika suami pertama Zainab merupakan Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib, yang lalu menceraikannya. Dia menikah lagi dengan Ubaidah bin Harits, akan tetapi dia terbunuh pada Perang Badar atau Perang Uhud. Sejumlah perawi menyampaikan jika suami kedua-duanya ialah Abdullah bin Jahsy. Sebetulnya ada banyak perawi yang menyampaikan pandangan yang berlainan. Namun, dari beberapa pandangan itu, yang sangat kuat ialah kisah yang mengemukakan kalau suami pertamanya ialah Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib. Karena Zainab tidak bisa melahirkan (mandul), Thufail menceraikannya saat mereka pindah ke Madinah. Untuk memuliakan Zainab, Ubaidah bin Harits (saudara lelaki Thufail) menikah dengan Zainab. Seperti kita kenali, Ubaidah bin Harits merupakan salah seseorang prajurit penunggang kuda yang sangat perkasa sesudah Hamzah bin Abdul-Muththalib serta Ali bin Abi Thalib. Mereka bertiga turut menantang beberapa orang Quraisy dalam Perang Badar, serta pada akhirnya Ubaidah mati syahid dalam perang itu.
Sesudah Ubaidah meninggal dunia, tidak ada kisah yang menuturkan mengenai kehidupannya sampai Rasulullah menikahinya. Rasulullah menikah dengan Zainab karena beliau ingin membuat perlindungan serta mengurangi beban kehidupan yang dirasakannya. Hati beliau jadi luluh menyaksikan Zainab hidup menjanda, sesaat semenjak kecil dia telah diketahui dengan kelemah- lembutannya pada orang-orang miskin. Sebagai Rasul yang membawa rahmat buat alam semesta, beliau ikhlas memprioritaskan kebutuhan kaum muslimin, termasuk juga kebutuhan Zainab. Beliau selalu meminta pada Allah supaya hidup miskin serta mati dalam kondisi miskin serta disatukan di Padang Mahsyar bersama dengan orang-orang miskin.
Walau Nabi. memungkiri beberapa nama atau julukan yang diketahui pada jaman jahiliah, tapi beiau tidak memungkiri julukan “ummul-masakin” yang disandang oleh Zainab binti Khuzaimah.
Menjadi Ummul-Mukminin
Tidak di ketahui dengan tentu masuknya Zainab binti Khuzaimah ke rumah tangga Nabi., apa sebelum Perang Uhud atau setelahnya. Yang pasti, Rasulullah. menikahinya karena kasih sayang pada umatya, meskipun wajah Zainab tidak demikian cantik serta tidak seorang juga dari kalangan teman dekat yang bersedia menikahinya. Mengenai lamanya Zainab ada dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah juga banyak tendapat ketidaksamaan. Satu diantaranya pendapat menyampaikan jika Zainab masuk ke rumah tangga Rasulullah saw. saat tiga bulan, serta pendapat lainnya delapan bulan. Namun, yang tentu, hasilnya begitu singkat kanena Zainab wafat sewaktu Rasulullah hidup. Didalam kitab sirah juga tidak diterangkan penyebab kematiannya. Zainab wafat pada umur relatif muda, kurang dari tiga puluh tahun, serta Rasulullah saw. yang menyalatinya. Allahu A’lam.
Hidupnya bersama dengan Rasulullah saw, cuma singkat. Antara 4 sampai 8 bulan. Zainab populer dengan julukan Ummul Masaakiin, karena kedermawanannya pada golongan miskin. Zainab wafat, saat Rasulullah masihlah hidup. Serta Rasulullah sendiri menshalati jenazahnya. Zainablah yang pertama-tama dimakamkan di Baqi.
Mudah-mudahan karunia Allah selalu mengikuti Sayyidah Zainab binti Khuzaimah. serta mudah-mudahan Allah memberikannya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.