Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Teori masuknya Islam di Nusantara (Indonesia)

4 Teori masuknya Islam di Nusantara (Indonesia)
Beberapa teori mengenai masuknyaIslam di Indonesia ini selalu muncul sampai sekarang ini. Ada banyak pandangan mengenai masuknya Islam di Indonesia diantaranya yaitu.

Teori Makkah 


Islam yang masuk serta berkembang di Indonesia datang dari Jazirah Arab atau bahkan dari Makkah pada abad ke-7 M. Teori ini dikemukakan oleh Hamka (Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah), ia merupakan seseorang ulama’ sekaligus juga sebagai seorang sastrawan Indonesia. Hamka menyampaikan pandangannya ini pada tahun 1958, waktu orasi yang disampaikannya pada dies natalis perguruan tinggi Islam Negri (PTIN) di Yogyakarta. Argumentasi yang dijadikan referensi Hamka ialah sumber lokal Indonesia serta sumber Arab. Tidak hanya itu yang tidak bisa dilewatkan ialah fakta menarik lainnya yaitu bahwa beberapa orang Arab telah berlayar sampai Cina pada abad ke-7 M dalam rencana untuk berdagang. Hamka yakin dalam perjalanan berikut mereka berkunjung di kepulauan Nusantara waktu itu.

Orang yang berpandangan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya datang dari Arab dan Mesir, memiliki beberapa dasar teori yaitu; 1) Pada bad ke 7 yakni tahun 674 di Pantai Barat Sumatera telah ada perkampungan Islam (Arab), 2) Samudra Pasai menganut mazhab Syafi’i, di mana pengaruh mazhab Syafi’I paling besar pada saat itu ialah Mesir serta Makkah, 3) Raja-raja Samudra Pasai memakai gelar Al-Malik, yakni gelar dari Mesir.

Teori Gujarat


Teori Gujarat menyampaikan jika proses kehadiran Islam ke Indonesia ini datang dari Gujarat pada abad ke-13, Islam dibawa serta disebarkan oleh pedagang-pedagang Gujarat yang berkunjung di kepulauan Nusantara. Mereka meniti jalan perdagangan yang telah terjadi antara India dan Nusantara. Pandangan ini dkemukakan oleh Snouck Hurgronje. Ia mengambil pandangan ini dari Pijnapel, seseorang ahli dari Universitas Leiden Belanda, yang seringkali mempelajari artefak-artefak peninggalan di Indonesia. Pendapat Pijnapel ini dapat dibetulkan oleh J. P Moquette yang sempat mempelajari bentuk nisan kuburan-kuburan raja-raja pasai.

Pandangan tentang agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 serta pembawanya datang dari Gujarat (Cambay), India, dengan dasar teori sebagai berikut; 1) Minimnya fakta yang menjelaskan bagaimana peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia, 2) Jalinan dagang Indonesia dengan India sudah lama lewat jalur Indonesia-Cambay-Timur Tengah-Eropa, 3) Terdapat batu nisan Sultan Samudra Pasai yakni Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak ciri khas Gujarat.

Teori Cina 


Teori ini mengungkapkan terkait agama Islam yang disebarkan di Indonesia oleh beberapa orang Cina. Mereka bermafhab Hanafi, Pandangan ini disimpulkan oleh salah seseorang pegawai Belanda pada saat pemerintahan kolonial Belanda dahulu.

Teori ini berasumsi jika proses kehadiran Islam ke Indonesia datang dari beberapa perantau Cina. Orang Cina sudah berhubungan dengan penduduk Indonesia jauh sebelum Islam diketahui di Indonesia. Pada waktu Hindu Buddha etnis Cina atau Tiongkok sudah berbaur dengan masyarakat Indonesia, terlebih lewat kontak dagang. Bahkan juga ajaran Islam sudah masuk ke Cina pada abad ke-7 M, waktu di mana agama ini baru berkembang.

Teori Persia


Teori Persia menyampaikan jika proses kehadiran Islam ke Indonesia beasal dari daerah Persia atau Parsi (Iran). Pencetus dari teori ini ialah Hosein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hosein lebih menitik beratkan analisisnya pada persamaan budaya serta kebiasaan yang berkembang pada penduduk Parsi serta Indonesia. Kebiasaan itu diantaranya : kebiasaan dalam merayakan 10 Muharram atau hari Asyuro menjadi hari suci golongan Syi’ah atas kematian Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad saw.

Teori tentang agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 ini dan pembawanya datang dari Persia (Iran) didasari atas beberapa hal, yaitu: 1) Peringatan 10 Muharam atau Asyura atas wafatnya Hasan serta Husein cucu Nabi Muhammad SAW, yang begitu di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. 2) Persamaan ajaran Sufi yang diyakini Syaikh Siti Jenar dengan sufi dari Iran yakni Al-Hallaj. 3) Pemakaian istilah bhs Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda tanda bunyi Harakat. 4) Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik. 5) Ada perkampungan Leren/Leran daerah Gresik. Leren merupakan nama salah satunya simpatisan tori ini yakni Umar Amir Husen serta P. A. Hussein Jayadiningrat.

Posting Komentar untuk "4 Teori masuknya Islam di Nusantara (Indonesia)"