Etika Bergaul Dengan Teman Yang Tidak Beragama Islam

Etika Bergaul Dengan Teman Yang Tidak Beragama Islam
Meskipun dalam dalam kehidupan masyarakat kita berbeda keyakinan dengan umat non-muslim, namun bukan berarti sebagai orang yang hidup di tengah-tengah masyarakat harus menjauhi mereka. Seperti yang tercantum dalam firman Allah swt berikut ini, "Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS Maidah:8).

Dari keterangan ayat tersebut dijelaskan bahwa sebagai muslim kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada yang bukan seagama, bahkan itu disyari’atkan. Selama sesuai perbuatan baik lahir bukan didasarkan kasih sayang dan loyalitas kepada non muslim tersebut, namun semata-mata atas dasar kemanusiaan, sebab mereka berbuat baik kepada kita sehingga perlu membalas perlakuannya.

1. Bersikap Baik Dengan Menjaga Lisan Dan Perbuatan


Bersikap baik dengan menjaga lisan dan perbuatan haruslah dimiliki, tidak hanya kepada sesama teman muslim, akan tetapi bagi yang non muslim juga. Lisan dan perbuatan baik terbukti mampu menyelamatkan seseorang dari kejahatan buruk yang akan menimpa. Di manapun dan dalam keadaan apapun, dua hal tersebut haruslah dijaga dengan baik..

2. Bersikap adil


Yang dimaksud dengan adil di sini adalah menjaga kemaslatan umat, misalnya dalam bidang pekerjaan, seorang atasan yang dituntut untuk bersikap adil pada bawahannya baik yang muslim maupun non muslim. Meskipun non muslim jika hasil pekerjaanya bagus, sudah selayaknya selaku bos memberikan apresiasi terhadap kemampuan pegawainya tersebut, dengan memberi harga gaji pantas. Tidak dibedakan walaupun tidak seagama dengan dirinya.

3. Tidak merusak harta benda dan kehormatannya


Sama seperti Anda yang muslim, yang tidak menyukai bila ada orang mencoba merusak harta dan benda kita, bagi yang non muslimpun juga sama. Oleh sebab itu untuk menjaga lingkungan tetap kondusif serta aman, saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing dalam hubungan bermasyarakat itu perlu. Agar tercipta suasana damai serta tidak saling menyakiti satu sama lain.

4. Mengasihi dalam batas kewajaran


Dalam konteks pertemanan, meskipun bergaul dengan mereka yang non muslim dianjurkan, akan tetapi harus tahu diri, mengerti batasan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Boleh mengasihi memperlakukan baik, namun tetaplah menjaga jarak. Jangan mengabaikan pertemanan Anda dengan sesama muslim sendiri, atau lebih condong mengistimewakan yang non muslim. Apalagi bila sampai melibatkan perasaan hingga terjadi kisah cinta, dan berencana menikahinya  membangun rumahtangga bersamanya. Pada umumnya ini terjadi pada hubungan sepasang muda-mudi yang sedang mabuk asmara. Mengesampingkan logika dan lebih mengedepankan perasaan sesaat. Nasihat yang datang baik dari orangtua, teman hingga guru mengajinya sama sekali tidak ia dengar. Padahal sejatinya mempunyai bermaksud baik, ingin menyelamatkan dirinya dari api neraka, sebab menikahi yang bukan orang iman.

5. Boleh saling memberi dan menerima hadiah


Memberi dan saling menerima hadiah antara orang iman dan teman yang non muslim, tidak menjadi masalah jika harus saling bertukar kado di momen-momen penting dalam hidup. Tapi pastikan itu tidak melanggar ketentuan aturan Allah serta Rasul seperti yang telah ditulis, diperintahkan dalam Al Qur’an dan Al Khadist. Supaya selamat dunia akhirat menjaga diri itu lebih baik, jika tidak ingin menyesal nanti di hari perhitungan. Tahu diri dengan tidak meminta lebih kepada Allah bila sudah diberi kemudahan.

Jufri Derwotubun

Saya hanyalah seorang pengembara yang suka berpetualangan, menulis, dan membaca alam semesta.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama