Bersuci dari hadats terdiri dari bersuci dari hadats kecil dan hadats besar. Bersuci dari hadats kecil sebagaimana telah diketahui dilakukan dengan berwudhu, sedangkan bersuci dari hadats besar dengan mandi besar. Apabila tidak diperoleh air, maka harus bertayammum. Oleh karena itu, dalam membahas hikamh bersuci dari hadats, akan kita kaji hikmah wudhu, mandi dan tayammum.
Apabila kita meneliti firman Allah swt. dalam surat al-Maidah ayat 6 yang mengutarakan tentang tata cara wudhu, maka bagian-bagian yang wajib dibersihkan dalam berwudhu adalah wajah, dua tangan sampai siku, sebagian kepala dan kedua kaki sampai mata kaki. Bagian-bagian lain dari tubuh yang ikut dibersihkan ialah mulut, hidung, telinga, dan lain-lain hanya berstatus sunnah.
Apabila kita mengkaji bagian-bagian yang dibersihkan maka akan ada kaitannya dengan apa yang difirmankan oleh Allah swt. dalam Al-Qur'an yang artinya.
Pada hari pembalasan ini, kami mengunci mulut-mulut mereka, dan berbicara (melaporkan) kepada kami tangan-tangan mereka serta kaki-kaki mereka atas apa yang mereka perbuat. (Q.S. Yasin : 65).
Jelasnya apa yang dibersihkan secara fisik/lahiriyah dari kotoran yang terlihat dari mata, seyogyanya dilakukan juga pembersihan bagian-bagian tersebut dari kekotoran-kekotoran bathiniyah, yakni apa-apa yang merusak nilai-nilai baik dari perbuatan mulut seperti mengumpat, memfitnah dan mengadu domba , dan perbuatan tangan serta kaki seperti mengerjakan pencurian dan melangkahkan kaki ke tempat maksiat.
Sementara itu apabila dikaitkan dengan sabda Nabi saw. dalam hadist yang mengutamakan berwudhu maka akan nampak hikamah yang terkandung dalam berwudhu, nampaklah bahwa disamping bersihnya seseorang dari kotoran jasmani akan bersih pula dirinya dari dosa, serta akan memperoleh ampunan dari Allah swt. Hal tersebut dinyatakan dalam hadist yang artinya.
Bila seorang hamba Allah yang mukmin berwudhu, lalu ia berkumur-kumur, maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari mulutnya. Jika ia menghisap air ke dalam hidungnya maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari hidungnya. Jika ia membasuh mukanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari mukanya sampai kesalahan itu keluar dari bawah ujung pelupuk matanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya, keluarlah kesalahan-kesalahan dari kedua tangannya sampai kesalahan keluar dari kuku-kuku kedua tangannya. Bila ia mengusap sebagian kepalanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari kepalanya samapai keluarlah kesalahan itu dari kedua telinganya. Bila ia membasuh kedua kakinya, keluarlah kesalahan-kesalahan dari kedua kakinya sampai kesalahan keluar dari bawah kuku kedua kakinya. Kemudian berjalannya menuju masjid, dan shalatnya (shalat sunnah sesudah wudhu) menjadi tambahan pahala baginya. (H.R. Malik).
Jika kita lihat dari hadist di atas kesalahan-kesalahan yang dimaksud adalah dosa-dosa yang diperbuat akan diampunia Allah swt. Selain itu kalau dilihat dari segi kesehatan, bagian-bagian yang dibersihkan pada saat berwudhu merupakan bagian-bagaian luar dari tubuh yang bersentuhan langsung dengan segala macam kuman, bakteri buruk, dalam melakukan aktifitas, sehingga dengan berwudhu lima kali sehari saja tubuh akan menjadi bersih.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa mandi terbagi dua; mandi wajib dan mandi sunnah. Mandi wajib untuk membersihkan tubuh dari hadast besar dan mandi sunnah seperti mandi sebelum shalat jum'at, mandi sebelum shalat ied, sebelum shalat sunnah gerhana dan lain sebagainya.
Baij mandi sunnah maupun mandi wajib, mengandung hikmah yang berguna untuk kebersihan lahir maupun bathin.
1. Hikmah Mandi Sunnah
Secara lahiriyah hikmah mandi sunnah bermanfaat untuk kebersihan seluruh bagian tubuh. Dengan melakukan mandi badan menjadi segar, pikiran menjadi jernih dan persaan menjadi lega. Apabila dilakukan diwaktu pagi maka kita akan merasa segar setelah semalaman tidur, dan apabila dilakukan diwaktu sore, maka badan akan menjadi bersih dari semua kotoran akibat dari aktifitas seharian, sebab dengan mandi kotoran yang melekat di badan kita akan terbuang.
Sedangkan secara bathiniyah, mandi sunnah bermanfaat untuk membersihkan diri manakala kita akan menghadap sang ilahi. Dengan situasi badan yang bersih dari kotoran jasmani, perasaan beribadah kepada Allah swt. akan lebih khusyu' dan lebih tenang.
2. Hikmah Mandi Wajib
Secara lahiriyah, hikmah mandi wajib mempunyai beberapa keistimewaan dari mandi sunnah. Walaupun demikian keduanya berkaitan dengan kebersihan tubuh.
Mandi wajib bagi bagi orang yang telah melakuka hubungan suami istri, ataupun bagi yang keluar air mani, mengandung hikmah untuk mensucikan orang tersebut dari pengaruh kejiwaan yang dikaitkan dengan kegiatan yang bersifat naluri hayawaniyah. Dengan mandi yang bersangkutan dikembalikan kepada situasi fitrah kesucian dirinya.
Mandi wajib bagi perempuan yang telah behenti dari haidh, dari nifas, maupun darah wiladahnya, mempunyai hikmah memberikan pemulihan kekuatan dan kesegaran jasmani setelah dikeluarnya kotoran yang berstatus najis. Disamping itu apabila setelah melahirkan maka mandi bersih mengandung arti sebagai kesyukuran kepada Allah swt. karena telah terbebas dari kotoran dan kesulitan melahirkan anaknya.
Mandi wajib bagi orang yang meninggal dunia selain mati syahid, mengandung hikmah memebersihkan jenazah itu dari kotoran jasmaninya, serta mensucikan dirinya dari hadast besar yang mungkin dilakukannya dan belum sempat mandi sewaktu masih hidup, sehingga ketika ia menghadapa Alllah swt. dalam keadaan suci dan bersih dari hadast dan najis.
Mandi wajib bagi orang kafir yang memeluk agama Islam mengandung hikmah agar ia mensyukuri nikmah Allah swt. yang telah diperolehnya, karena dengan Islamnya berarti ia udah terhindar dari cengkraman api neraka, serta telah diberinya petunjuk yang membahagiakan dirinya di dunia dan di akhirat.
Sebelum kita menelaah tayammum lebih jauh, hendaknya digaris bawahi bahwa kewajiban bertayammum dilakukan apabila sudah dituntut oleh hukum yang mengahruskannya untuk melakukan tayammum, seperti tidak ada air di daerah di mana dia tinggal, di dalam pesawat dan sudah masuk waktu shalat, dalam keadaan sakit yang mengharuskannya untuk bertayammum, dan keadaan-keadaan lain yang tidak dapat mengharuskannya untuk mandi junub atau berwudhu.
Adapun hikamah yang terkandung dalam tayammum adalah:
Pertama, menumbuhkan kesadaran bahwa syari'at Islam itu tidak mempersulit umatnya, manakala keadaan sedang terpaksa. Syari'at Islam mudah dan ringan untuk dilaksanakan. Allah swt. berfirman dalam surat al-Maidah ayat 16 yang artinya, "Tidaklah Allah menghendaki adanya kesulitan pada dirimu".
Kedua, menumbuhkan kesadaran agar manusia ingat akan asal kejadian dirinya.
Ketiga, memberikan kesadaran bahwa tidak ada alasan untuk meninggalkan ibadah karena kurangnya sarana pokok.
Keempat, memberikan kesadaran bahwa dengan adanya tayammum seyogiyanya mau bersyukur. Hal ini seperti apa yang dimaksudkan dalam lanjutan ayat surat Al-Maidah ayat 6 di atas yang artinya, "..... tetapi ia hendak membersihkan kamu, dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur".
Penutup
Semoga dengan postingan tentang hikmah bersuci dari hadas kecil dan hadas besar - mandi, wudhu, dan tayammum ini menambahkan kesadaran kita tentang keharusan bersuci dari hadast dan meningkatkan kesadaran kita akan kewajiban melaksanakan ibadah kepada Allah swt. Selain itu dengan bersuci keimanan kita kepada sang Ilahi dapat meningkat dan keislaman kita dapat mencapai tingkat yang tinggi di sisi Allah swt. Wallahu a'lam.
Hikmah Berwudhu
Apabila kita meneliti firman Allah swt. dalam surat al-Maidah ayat 6 yang mengutarakan tentang tata cara wudhu, maka bagian-bagian yang wajib dibersihkan dalam berwudhu adalah wajah, dua tangan sampai siku, sebagian kepala dan kedua kaki sampai mata kaki. Bagian-bagian lain dari tubuh yang ikut dibersihkan ialah mulut, hidung, telinga, dan lain-lain hanya berstatus sunnah.
Apabila kita mengkaji bagian-bagian yang dibersihkan maka akan ada kaitannya dengan apa yang difirmankan oleh Allah swt. dalam Al-Qur'an yang artinya.
Pada hari pembalasan ini, kami mengunci mulut-mulut mereka, dan berbicara (melaporkan) kepada kami tangan-tangan mereka serta kaki-kaki mereka atas apa yang mereka perbuat. (Q.S. Yasin : 65).
Jelasnya apa yang dibersihkan secara fisik/lahiriyah dari kotoran yang terlihat dari mata, seyogyanya dilakukan juga pembersihan bagian-bagian tersebut dari kekotoran-kekotoran bathiniyah, yakni apa-apa yang merusak nilai-nilai baik dari perbuatan mulut seperti mengumpat, memfitnah dan mengadu domba , dan perbuatan tangan serta kaki seperti mengerjakan pencurian dan melangkahkan kaki ke tempat maksiat.
Sementara itu apabila dikaitkan dengan sabda Nabi saw. dalam hadist yang mengutamakan berwudhu maka akan nampak hikamah yang terkandung dalam berwudhu, nampaklah bahwa disamping bersihnya seseorang dari kotoran jasmani akan bersih pula dirinya dari dosa, serta akan memperoleh ampunan dari Allah swt. Hal tersebut dinyatakan dalam hadist yang artinya.
Bila seorang hamba Allah yang mukmin berwudhu, lalu ia berkumur-kumur, maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari mulutnya. Jika ia menghisap air ke dalam hidungnya maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari hidungnya. Jika ia membasuh mukanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari mukanya sampai kesalahan itu keluar dari bawah ujung pelupuk matanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya, keluarlah kesalahan-kesalahan dari kedua tangannya sampai kesalahan keluar dari kuku-kuku kedua tangannya. Bila ia mengusap sebagian kepalanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari kepalanya samapai keluarlah kesalahan itu dari kedua telinganya. Bila ia membasuh kedua kakinya, keluarlah kesalahan-kesalahan dari kedua kakinya sampai kesalahan keluar dari bawah kuku kedua kakinya. Kemudian berjalannya menuju masjid, dan shalatnya (shalat sunnah sesudah wudhu) menjadi tambahan pahala baginya. (H.R. Malik).
Jika kita lihat dari hadist di atas kesalahan-kesalahan yang dimaksud adalah dosa-dosa yang diperbuat akan diampunia Allah swt. Selain itu kalau dilihat dari segi kesehatan, bagian-bagian yang dibersihkan pada saat berwudhu merupakan bagian-bagaian luar dari tubuh yang bersentuhan langsung dengan segala macam kuman, bakteri buruk, dalam melakukan aktifitas, sehingga dengan berwudhu lima kali sehari saja tubuh akan menjadi bersih.
Hikmah Mandi
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa mandi terbagi dua; mandi wajib dan mandi sunnah. Mandi wajib untuk membersihkan tubuh dari hadast besar dan mandi sunnah seperti mandi sebelum shalat jum'at, mandi sebelum shalat ied, sebelum shalat sunnah gerhana dan lain sebagainya.
Baij mandi sunnah maupun mandi wajib, mengandung hikmah yang berguna untuk kebersihan lahir maupun bathin.
1. Hikmah Mandi Sunnah
Secara lahiriyah hikmah mandi sunnah bermanfaat untuk kebersihan seluruh bagian tubuh. Dengan melakukan mandi badan menjadi segar, pikiran menjadi jernih dan persaan menjadi lega. Apabila dilakukan diwaktu pagi maka kita akan merasa segar setelah semalaman tidur, dan apabila dilakukan diwaktu sore, maka badan akan menjadi bersih dari semua kotoran akibat dari aktifitas seharian, sebab dengan mandi kotoran yang melekat di badan kita akan terbuang.
Sedangkan secara bathiniyah, mandi sunnah bermanfaat untuk membersihkan diri manakala kita akan menghadap sang ilahi. Dengan situasi badan yang bersih dari kotoran jasmani, perasaan beribadah kepada Allah swt. akan lebih khusyu' dan lebih tenang.
2. Hikmah Mandi Wajib
Secara lahiriyah, hikmah mandi wajib mempunyai beberapa keistimewaan dari mandi sunnah. Walaupun demikian keduanya berkaitan dengan kebersihan tubuh.
Mandi wajib bagi bagi orang yang telah melakuka hubungan suami istri, ataupun bagi yang keluar air mani, mengandung hikmah untuk mensucikan orang tersebut dari pengaruh kejiwaan yang dikaitkan dengan kegiatan yang bersifat naluri hayawaniyah. Dengan mandi yang bersangkutan dikembalikan kepada situasi fitrah kesucian dirinya.
Mandi wajib bagi perempuan yang telah behenti dari haidh, dari nifas, maupun darah wiladahnya, mempunyai hikmah memberikan pemulihan kekuatan dan kesegaran jasmani setelah dikeluarnya kotoran yang berstatus najis. Disamping itu apabila setelah melahirkan maka mandi bersih mengandung arti sebagai kesyukuran kepada Allah swt. karena telah terbebas dari kotoran dan kesulitan melahirkan anaknya.
Mandi wajib bagi orang yang meninggal dunia selain mati syahid, mengandung hikmah memebersihkan jenazah itu dari kotoran jasmaninya, serta mensucikan dirinya dari hadast besar yang mungkin dilakukannya dan belum sempat mandi sewaktu masih hidup, sehingga ketika ia menghadapa Alllah swt. dalam keadaan suci dan bersih dari hadast dan najis.
Mandi wajib bagi orang kafir yang memeluk agama Islam mengandung hikmah agar ia mensyukuri nikmah Allah swt. yang telah diperolehnya, karena dengan Islamnya berarti ia udah terhindar dari cengkraman api neraka, serta telah diberinya petunjuk yang membahagiakan dirinya di dunia dan di akhirat.
Hikmah Tayammum
Sebelum kita menelaah tayammum lebih jauh, hendaknya digaris bawahi bahwa kewajiban bertayammum dilakukan apabila sudah dituntut oleh hukum yang mengahruskannya untuk melakukan tayammum, seperti tidak ada air di daerah di mana dia tinggal, di dalam pesawat dan sudah masuk waktu shalat, dalam keadaan sakit yang mengharuskannya untuk bertayammum, dan keadaan-keadaan lain yang tidak dapat mengharuskannya untuk mandi junub atau berwudhu.
Adapun hikamah yang terkandung dalam tayammum adalah:
Pertama, menumbuhkan kesadaran bahwa syari'at Islam itu tidak mempersulit umatnya, manakala keadaan sedang terpaksa. Syari'at Islam mudah dan ringan untuk dilaksanakan. Allah swt. berfirman dalam surat al-Maidah ayat 16 yang artinya, "Tidaklah Allah menghendaki adanya kesulitan pada dirimu".
Kedua, menumbuhkan kesadaran agar manusia ingat akan asal kejadian dirinya.
Ketiga, memberikan kesadaran bahwa tidak ada alasan untuk meninggalkan ibadah karena kurangnya sarana pokok.
Keempat, memberikan kesadaran bahwa dengan adanya tayammum seyogiyanya mau bersyukur. Hal ini seperti apa yang dimaksudkan dalam lanjutan ayat surat Al-Maidah ayat 6 di atas yang artinya, "..... tetapi ia hendak membersihkan kamu, dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur".
Penutup
Semoga dengan postingan tentang hikmah bersuci dari hadas kecil dan hadas besar - mandi, wudhu, dan tayammum ini menambahkan kesadaran kita tentang keharusan bersuci dari hadast dan meningkatkan kesadaran kita akan kewajiban melaksanakan ibadah kepada Allah swt. Selain itu dengan bersuci keimanan kita kepada sang Ilahi dapat meningkat dan keislaman kita dapat mencapai tingkat yang tinggi di sisi Allah swt. Wallahu a'lam.