Ciri-ciri atau tanda-tanda orang munafik menurut hadis Rosulullah saw. yang paling populer diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim yaitu ada tiga, (1) Apabila ia berbicara maka ia berdusta, (2) Apabila Ia berjanji maka ia ingkari, dan (3) Apabila ia dipercaya maka ia berkhianat.
Berdusta dalam kamus Online Baha Indonesia menyebutkan bahwa berdusta adalah berkata tidak benar atau bohong. Sedangkan menurut wikipedia berdusta adalah mengatakan yang tidak benar atau menyesatkan. Masih dalam wikipedia yang menyatakan bahwa berdusta atau berbohong adalah pelanggaran paling serius terhadap kebenaran.
Berbohong atau berdusta merupakan suatu perilaku buruk yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah terbiasa dan dilakukan berulang-ulang. Orang-orang seperti ini mengaggap kebohongan sebagai suatu kebenaran, karena dilakukan demi melancarkan kepentingan dirinya sendiri. Kebiasaaan berbohong kalau terus dipelihara, maka akan berakibat buruk pada diri sendiri.
Orang-orang yang suka berbohong menurut Allah SWT. mereka adalah orang-orang yang tidak percaya atau tidak beriman kepada ayat-ayat Allah sebagaimana firmannya di dalam Al-Quran:
Terjemahannya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (Q.S. An Nahl : 105)
Kata ayat-ayat Allah dalam ayat ini sangat luas, karena yang dimaksud dengan ayat Allah bukan saja yang bersifat tekstual tetapi juga yang bersifat kontekstual. Allah seakan ingin menjelaskan bahwa orang-orang yang suka berdusta atau berbohong merupakan orang-orang yang tidak percaya atau tidak beriman dengan segala sesuatu ciptaan Allah baik yang ada di bumi maupun yang ada di seluruh alam semesta ini.
Di zaman Rosulullah SAW. setelah beliau hijrah dari mekkah ke madinah, beliau menemukan banyak orang pendusta di kota Madinah. Kalau di kota mekkah lawan Rosulullah adalah mereka yang kuat, dan menentang Rosulullah secara langsung, berbeda dengan di madinah yang kebanyakan berhati lemah. Mereka ketika di depan berkata manis, tetapi di belakang mereka berkata yang sudah berbeda lagi. Hal ini menandakan bahwa kebanyakan lawan Rosulullah di kota madinah adalah mereka yang suka berbohong.
Lalu bagaimana Rosulullah menanggapi mereka?. Rosul sebagai Nabi yang diutus untuk menyempurnakan akhlak, selalu menanggapi orang-orang seperti ini dengan terus berdakwah dan berbuat baik kepada mereka. Tujuannya adalah agar mereka sadar bahwa keburukan adalah keburukan dan kebaikan adalah kebaikan, keduanya tidak bisa dicampur adukkan. Suatu ketika dalam menghadapi orang-orang yang suka berdusta ini beliau bersabda:
Terjemahannya: "Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan itu akan menghantarkan kepada surga, seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatatn sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya berbohong itu akan menunjukkan kepada kedzaliman, dan kedzaliman itu akan menghantarkan ke arah neraka. Seseorang yang terus menerus berbuat bohong akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong". (H.R. Bukhori dan Muslim).
Kebohongan akan menghatarkan manusia kepada keburukan, baik itu di dunia maupun di akhirat. Walaupun di dunia kebohongan yang manusia lakukan tidak mendapat balasan, namun kelak diakhirat siksa Allah sangat jelas pedihnya.
Kata ingkar dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI Online) berarti tidak mengaku, tidak membenarkan, menyangkal, memungkiri, menapik. Dalam hal berjanji – tidak menepati, dalam hal sumpah setia – tidak melaksanakan.
Meningkari janji atau tidak menepati janji merupakan perbuatan yang buruk. Ketika seseorang berjanji dan tidak melaksanakan janjinya maka, itu sama saja dengan dia telah bersekutu dengan setan yang selalu mengingkari janjinya. Sebagaimana firman Allah SWT. di dalam Al-Quran:
Terjemahannya: Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (Q.S. An Nisa: 120).
Ingkar janji merupakan suatu perbuatan yang selalu dilakukan oleh Bani Israil. Mereka paling susah untuk menepati janji yang pernah mereka katakan. Misalnya, suatu ketika bani Israil telah berjanji di depan Nabi Musa as. untuk hanya menyebahkan kepada Allah SWT. Namun ketika nabi Musa mendapatkan wahyu dan pergi ke gunung Sinai (Thursina), orang-orang bani Israil kembali menyembah anak sapi yang terbuat dari emas. Mereka tidak mempedulikan peringatan dari Nabi Harun as. yang mendapat mandat dari nabi Musa untuk mengurus kaum bani Israil untuk sementara waktu.
Bani israil merupakan kaum yang banyak mendapat perhatian dari Allah, baik itu pujian maupun laknat Allah, banyak ayat-ayat yang merekam tentang perbuatan bani Israil. Salah satu firman Allah tentang peringatan agar Bani Israil memenuhi janjinya kepada Allah terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 40 sebagi berikut.
Terjemahannya: Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). (Q.S. Al Baqarah: 40)
Berkaca dari bani Israil yang selalu mengingkari janjinya baik kepada Allah SWT. maupun kepada manusia maka, sudah sepatutnya ummat Islam saat ini agar tetap memperteguh keimanan dengan tidak melakukan pengingkara, baik itu mengingkari Allah atau mengingkari janjinya kepada sesama manusia.
Hukum berbuat janji menurut para ulama adalah jaiz, mubah, yang artinya boleh, namun hukum menepati janji adalah fardu ain. Artinya bahwa berbuat janji atau tidak berbuat janji itu tidak akan mendapatkan dosa, namun tidak menepati janji dengan sengaja merupakan perbuatan dosa.
Kata berkhianat berasal dari kata khianat yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Online) mengartikan sebagai perbuatan tidak setia, tipu daya; perbuatan yang bertentangan dengan janji. Sedangkan menurut wikipedia khianat adalah salah satu ciri kekafiran, ia adalah lawan dari amanah.
Orang yang berkhianat merupakan salah satu ciri orang yang tidak memiliki iman. Beriman kepada Allah berarti melaksanakan semua perintah Allah, termasuk menjadi orang yang amanah. Beriman kepada Allah berarti menjadikan Allah sebagai contoh dalam setiap langkah hidup. Allah tidak pernah berkhianat kepada makhluknya, maka manusia pula seharunya tidak berkhianat kepada kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
Rosulullah SAW. Menyebutkan bahwa tidak ada iman pada orang yang berkhianat, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Ibnu Hibban yang terjemahannya sebagai berikut.
“Tiada iman pada orang yang tidak memenuhi amanah, tiada agaman pada orang yang tidak menunaikan janji” (H.R. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban).
Dalam Al-Quran Allah menyeru kepada ummat manusia untuk menepati janjinya, sebagaimana firmannya di dalam surat Al-Baqarah ayat 283 sebagai berikut.
Terjemahannya: ...jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya...(QS. Al Baqarah: 283)
Menepati janji atau amanah adalah perbuatan yang baik. Seseorang yang menepati janji sudah barang tentu akan mendapatkan kebaikan di dunia maupun di akhirat kelak. Sedangkan orang yang berkhianat akan mendapatkan balasan yang setimpal. Mungkin di dunia dia akan terbebas dari hukuman, tetapi di akhirat kelak hukum Allah yang akan mengadilinya.
Demikianlah postingan kali ini tentang 3 Ciri atau Tanda Orang Munafik Menurut Quran dan Hadis, semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang munafik. Wallahu a'lam.
Apabila ia berkata maka ia berdusta
Berdusta dalam kamus Online Baha Indonesia menyebutkan bahwa berdusta adalah berkata tidak benar atau bohong. Sedangkan menurut wikipedia berdusta adalah mengatakan yang tidak benar atau menyesatkan. Masih dalam wikipedia yang menyatakan bahwa berdusta atau berbohong adalah pelanggaran paling serius terhadap kebenaran.
Berbohong atau berdusta merupakan suatu perilaku buruk yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah terbiasa dan dilakukan berulang-ulang. Orang-orang seperti ini mengaggap kebohongan sebagai suatu kebenaran, karena dilakukan demi melancarkan kepentingan dirinya sendiri. Kebiasaaan berbohong kalau terus dipelihara, maka akan berakibat buruk pada diri sendiri.
Orang-orang yang suka berbohong menurut Allah SWT. mereka adalah orang-orang yang tidak percaya atau tidak beriman kepada ayat-ayat Allah sebagaimana firmannya di dalam Al-Quran:
إِنَّمَا يَفۡتَرِي ٱلۡكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰذِبُونَ
Terjemahannya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (Q.S. An Nahl : 105)
Kata ayat-ayat Allah dalam ayat ini sangat luas, karena yang dimaksud dengan ayat Allah bukan saja yang bersifat tekstual tetapi juga yang bersifat kontekstual. Allah seakan ingin menjelaskan bahwa orang-orang yang suka berdusta atau berbohong merupakan orang-orang yang tidak percaya atau tidak beriman dengan segala sesuatu ciptaan Allah baik yang ada di bumi maupun yang ada di seluruh alam semesta ini.
Di zaman Rosulullah SAW. setelah beliau hijrah dari mekkah ke madinah, beliau menemukan banyak orang pendusta di kota Madinah. Kalau di kota mekkah lawan Rosulullah adalah mereka yang kuat, dan menentang Rosulullah secara langsung, berbeda dengan di madinah yang kebanyakan berhati lemah. Mereka ketika di depan berkata manis, tetapi di belakang mereka berkata yang sudah berbeda lagi. Hal ini menandakan bahwa kebanyakan lawan Rosulullah di kota madinah adalah mereka yang suka berbohong.
Lalu bagaimana Rosulullah menanggapi mereka?. Rosul sebagai Nabi yang diutus untuk menyempurnakan akhlak, selalu menanggapi orang-orang seperti ini dengan terus berdakwah dan berbuat baik kepada mereka. Tujuannya adalah agar mereka sadar bahwa keburukan adalah keburukan dan kebaikan adalah kebaikan, keduanya tidak bisa dicampur adukkan. Suatu ketika dalam menghadapi orang-orang yang suka berdusta ini beliau bersabda:
ان الصدق يهدى الى البر, ان البر يهدى الى الجنة, وان الرجل ليصدق حتى يكتب عند الله صديقا, وان الكذب يهدى الى القجور وان الفجور يهدى الى النار وان الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا (رواه البخارى و مسلم
Terjemahannya: "Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan itu akan menghantarkan kepada surga, seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatatn sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya berbohong itu akan menunjukkan kepada kedzaliman, dan kedzaliman itu akan menghantarkan ke arah neraka. Seseorang yang terus menerus berbuat bohong akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong". (H.R. Bukhori dan Muslim).
Kebohongan akan menghatarkan manusia kepada keburukan, baik itu di dunia maupun di akhirat. Walaupun di dunia kebohongan yang manusia lakukan tidak mendapat balasan, namun kelak diakhirat siksa Allah sangat jelas pedihnya.
Apabila Ia berjanji maka ia ingkari
Kata ingkar dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI Online) berarti tidak mengaku, tidak membenarkan, menyangkal, memungkiri, menapik. Dalam hal berjanji – tidak menepati, dalam hal sumpah setia – tidak melaksanakan.
Meningkari janji atau tidak menepati janji merupakan perbuatan yang buruk. Ketika seseorang berjanji dan tidak melaksanakan janjinya maka, itu sama saja dengan dia telah bersekutu dengan setan yang selalu mengingkari janjinya. Sebagaimana firman Allah SWT. di dalam Al-Quran:
يَعِدُهُمۡ وَيُمَنِّيهِمۡۖ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ إِلَّا غُرُورًا
Terjemahannya: Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (Q.S. An Nisa: 120).
Ingkar janji merupakan suatu perbuatan yang selalu dilakukan oleh Bani Israil. Mereka paling susah untuk menepati janji yang pernah mereka katakan. Misalnya, suatu ketika bani Israil telah berjanji di depan Nabi Musa as. untuk hanya menyebahkan kepada Allah SWT. Namun ketika nabi Musa mendapatkan wahyu dan pergi ke gunung Sinai (Thursina), orang-orang bani Israil kembali menyembah anak sapi yang terbuat dari emas. Mereka tidak mempedulikan peringatan dari Nabi Harun as. yang mendapat mandat dari nabi Musa untuk mengurus kaum bani Israil untuk sementara waktu.
Bani israil merupakan kaum yang banyak mendapat perhatian dari Allah, baik itu pujian maupun laknat Allah, banyak ayat-ayat yang merekam tentang perbuatan bani Israil. Salah satu firman Allah tentang peringatan agar Bani Israil memenuhi janjinya kepada Allah terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 40 sebagi berikut.
يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِيٓ أُوفِ بِعَهۡدِكُمۡ وَإِيَّٰيَ فَٱرۡهَبُونِ
Terjemahannya: Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). (Q.S. Al Baqarah: 40)
Berkaca dari bani Israil yang selalu mengingkari janjinya baik kepada Allah SWT. maupun kepada manusia maka, sudah sepatutnya ummat Islam saat ini agar tetap memperteguh keimanan dengan tidak melakukan pengingkara, baik itu mengingkari Allah atau mengingkari janjinya kepada sesama manusia.
Hukum berbuat janji menurut para ulama adalah jaiz, mubah, yang artinya boleh, namun hukum menepati janji adalah fardu ain. Artinya bahwa berbuat janji atau tidak berbuat janji itu tidak akan mendapatkan dosa, namun tidak menepati janji dengan sengaja merupakan perbuatan dosa.
Apabila ia dipercaya maka ia berkhianat
Kata berkhianat berasal dari kata khianat yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Online) mengartikan sebagai perbuatan tidak setia, tipu daya; perbuatan yang bertentangan dengan janji. Sedangkan menurut wikipedia khianat adalah salah satu ciri kekafiran, ia adalah lawan dari amanah.
Orang yang berkhianat merupakan salah satu ciri orang yang tidak memiliki iman. Beriman kepada Allah berarti melaksanakan semua perintah Allah, termasuk menjadi orang yang amanah. Beriman kepada Allah berarti menjadikan Allah sebagai contoh dalam setiap langkah hidup. Allah tidak pernah berkhianat kepada makhluknya, maka manusia pula seharunya tidak berkhianat kepada kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
Rosulullah SAW. Menyebutkan bahwa tidak ada iman pada orang yang berkhianat, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Ibnu Hibban yang terjemahannya sebagai berikut.
“Tiada iman pada orang yang tidak memenuhi amanah, tiada agaman pada orang yang tidak menunaikan janji” (H.R. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban).
Dalam Al-Quran Allah menyeru kepada ummat manusia untuk menepati janjinya, sebagaimana firmannya di dalam surat Al-Baqarah ayat 283 sebagai berikut.
فَإِنۡ أَمِنَ بَعۡضُكُم بَعۡضٗا فَلۡيُؤَدِّ ٱلَّذِي ٱؤۡتُمِنَ أَمَٰنَتَهُۥ وَلۡيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُۥۗ
Terjemahannya: ...jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya...(QS. Al Baqarah: 283)
Menepati janji atau amanah adalah perbuatan yang baik. Seseorang yang menepati janji sudah barang tentu akan mendapatkan kebaikan di dunia maupun di akhirat kelak. Sedangkan orang yang berkhianat akan mendapatkan balasan yang setimpal. Mungkin di dunia dia akan terbebas dari hukuman, tetapi di akhirat kelak hukum Allah yang akan mengadilinya.
Demikianlah postingan kali ini tentang 3 Ciri atau Tanda Orang Munafik Menurut Quran dan Hadis, semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang munafik. Wallahu a'lam.