Pemahaman Explanatory (Keterampilan Menjelaskan) dalam Pembelajaran

Pemahaman Explanatory (Ketrampilan Menjelaskan) dalam Pembelajaran
Explanatory atau menjelaskan adalah hal yang tidak bisa dihindari oleh guru. Banyak peristiwa dalam proses belajar mengajar yang menuntut guru untuk menjelaskan. Seperti ketika mengenalkan konsep serta memberi pengertian tentang suatu pokok bahasan.Penjelasan yang tidak ada dalam buku sehingga perlu dijelaskan dengan lisan. Keterampilan menjelaskan adalah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Dengan menyadari banyak peristiwa dalam belajar-mengajar yang menuntut guru untuk menjelaskan, maka  keterampilan menjelaskan bagi seorang guru adalah hal pokok. Hasil belajar yang diperoleh dari  penjelasan adalah pemahaman bukan ingatan. Sehingga setelah penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa dapat menjelaskan kembali dengan bahasanya sendiri. Dalam proses pendidikan, memahami adalah lebih diharapkan daripada hanya menghafal materi.

Keterampilan menjelaskan merupakan aspek yang sangat penting bagi guru sebagai pengajar  karena sebagian besar percakapan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada peserta didiknya. Pejelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didik. Misalnya guru akan menjelaskan konsep “sholat”. Jika peserta didiknya adalah usia TK (7-10 tahun) maka dia harus menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata. Begitu pula pada siswa tingkat, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

A. Pengertian Menjelaskan (Explanatory)


Keterampilan menjelaskan (explanatory) dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh, atau dengan suatu yang belum diketahui.

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas, dan biasanya guru lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan perkataan yang disampaikannya, sehingga terkadang siswa menuruti apa yang disampaikan oleh guru, dengan kata lain siswa mempercayai bahwa penjelasan dari guru itu benar,  misalnya dalam memberikan fakta, ide atau pendapat. Oleh karena itu, penjelasan guru haruslah tidak rancu di mana bisa mengakibatkan salah pengertian bagi siswa. Hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru  sehingga bermakna bagi siswa.

Menjelaskan berarti memberikan penjelasan atau pengertian pada seseorang. Oleh sebab itu seorang guru yang melakukan kegiatan explaining, harus:

  1. Mengerti apa yang iya jelaskan.
  2. Mengerti bagaimana merencanakan suatu penjelasan.
  3. Mengetahui bagaimana cara menjelaskan kepada murit (pelaksanaan). 

Keterampilan memeberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan yang dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu di dengan yang lainya.

Ciri utama keterampilan penjelasan yaitu menyampaikan informasi yang terencana dengan baik, disajikan dengan benar, serta urutan yang cocok.

B. Tahap-tahapan dalam Menjelaskan


Terdapat lima tahap dalam penjelasan: menyampaikan informasi, menerangkan, menjelaskan, memberi contoh, latihan.

1. Menyampaikan informasi

Secara sederhana, menyampaikan informasi adalah memberi tahu. Dalam konteks pembelajaran, menyampaikan informasi adalah memberitahu peserta didik tentang definisi-definisi atau pengertian-pengertian dasar tentang materi pembelajaran.

2. Menerangkan

Pada tahap ini guru menguraikan istilah-istilah asing yang belum dikenal peserta didik.

3. Menjelaskan

Langkah inti adalah penjelasan. Penjelasan dimaksudkan untuk menunjukkan “mengapa”, “bagaimana” dan “untuk apa”. Pola penjelasan ini berupaya membuktikan hubungan antara dua hal atau lebih yang saling mempengaruhi, bahkan menunjukkan sebab-akibat.

4. Pemberian contoh

Untuk meyakinkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan, berilah contoh konkret secara nyata.

5. Latihan

Langkah terakhir di dalam pejelasan adalah latihan. Latihan peserta didik dengan mencari hubungan sebab-akibat pada fenomena atau peristiwa yang lain.

C. Tujuan Keterampilan Menjelaskan


Beberapa tujuan yang akan dicapai dalam memberikan penjelasan di kelas antara lain :

  1. Untuk membimbing siswa- siswi memahami dengan jelas jawaban dari pertanyaan “mengapa” yang di kemukakan oleh guru atau yang diajukan oleh siswa-siswi.
  2. Menolong siswa-siswi mendapat dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektip dan bernalar.
  3. Melibatkan siswa-siswi untuk berpikir memecahkan masalah atau pertanyaan.
  4. Untuk mendapat umpan balik dari siswa-siswi mengenai tingkat pemahamanya dan untuk mengatasi kesalahan pengertian mereka.
  5. Menolong siswa-siswi unk menghayati dan mendapat proses, peralatan, dan penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan (situasi) yang meragukan (belum pasti). 
  6. Membuat siswa berpikir secara logis, estetis, dan moral.
  7. Melatih siswa berpikir dengan menggunakan sebab dan akibat. 
  8. Melatih siswa mandiri di dalam mengambil keputusan bagi dirinya.
  9. Menanamkan sikap yakin pada diri, bahwa berpikirnya benar (beri jawaban yang benar).
  10. Menuntun siswa kepada pengertian yang jelas dalam memecahkan pertanyaan “ apa, mengapa, dan bagaimana”.
  11. Melibatkan siswa dalam berpikir memecahkan masalah.
  12. Untuk memperoleh feedback dari siswa berdasarkan pada tingkat pengertian mereka/ menghindari salah pengertian.
  13. Membantu siswa menghargai dan memperoleh proses of reasoning (proses kiat) dan menggunakan bukti didalam memecahkan hal-hal yang tidak pasti. 

D. Prinsip-prinsip Keterampilan Menjelaskan


Prinsip-prinsip ketrampilan menjelaskan adalah sebagai berikut:

  1. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun diakhir pembelajaran.
  2. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar.
  3. Penjelasan dapat dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.
  4. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi peserta didik.
  5. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik. 
  6. Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karna pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru dari pada siswa.
  7. Tidak semua murid dapat menggali sendri pengetahuan dari buku atau sumber lainya. Oleh sebab itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tertentu.
  8. Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaat oleh murid dalam belajar. Guru perlu membantu murid dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan. 

E. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan 


Komponen ketrampilan mengajar dengan metode menjelaskan secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu perencanaan dan penyajian.

1. Perencanaan

Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan.

a. Isi Pesan

Yang berhubungan dengan isi pesan dalam materi standar adalah; menentukan garis besar materi yang akan dijelaskan kemudian menysusun garis besar materi tersebut secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik. Siapkan alat peraga untuk memberikan contoh (ilustrasi) sesuai dengan garis besar materi yang akan dijelaskan.

b. Peserta Didik

Dalam memberiakan suatu penjelasan harus dipertimbangkan siapa yang akan menerima penjelasan tersebut, bagaimana kemampuanya, dan pengetahuan dasar apa yang telah dimilikinya. Ketika merencanakan penjelasan harus sudah terbayang kondisi menerima pesan, karena penjelasan berkaitan erat dengan usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang social,  dan lingkungan belajar.

2. Penyajian

Dalam penyajianya perlu diperhatikan hal-hal sebgai berikut :

  • Bahasa yang diucapkan harus jelas dan enak didengar, tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan, tetapi dapat didengar oleh peserta didik.
  • Gunakanlah intonasi sesuai dengan materi yang dijelaskan.
  • Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta hindari kata-kata yang tidak perlu, seperti “eu” , “mm”, “ya ya”, “ya toh” (hal ini perlu dilatih dan dibiasakan).
  • Bila ada istilah-istilah khusus atau baru, berilah defenisi yang tepat.
  • Perhatikanlah, apakah semua peserta didik dapat menerima penjelasan, dan apakah penjelasan yang akan diberikan dapat difahami serta menyenangkan dan dapat membantu membangkitkan motifasi belajar mereka.
  • Penggunaan contoh dan ilustrasi : dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pemberian tekanan : dalam memberikan penjelasan,  guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “yang terpenting adalah” atau “perhatikan dengan baik anak-anak, yang ini agak sukar”.
  • Penggunaan balikan : “guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman,  keraguan atau ketidakjelasan ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti : “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan sebagainya.

Selain hal-hal diatas, terdapat dua pola yang memiliki efektivitas tinggi dalam menghubungkan contoh dan dalil, yaitu :

Pola Induktif, yaitu diberikan contoh terlebih dahulu kemudian ditarik kesimpulan umum atau dalil (rumus), dan pola deduktif, yaitu hukum, contoh-contoh digunakan untuk memperjelas atau merinci lebih dalam suatu hukum atau generalisasi yang tealah diberikan lebih dahulu.

Pola yang mana akan akan digunakan tergantung pada jenis bidang studi, usia siswa, dan latar belakang pengetahuan siswa tentang pelajaran tersebut. Sehubungan juga dengan pola dalil dan contoh ini merupakan penggunaan kata-kata penghubung dan ungkapan-ungkapan khusus secara teknis dan kelompok istilah yang digunakan untuk menghubungkan ide-ide dalam suatu penjelasan.

F. Kelebihan dan Kelemahan Penerapan Keterampilan


1. Kelebihan

Kelebihan ketrampilan mengajar adalah sebagai berikut:

  • Lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, menggorganisasi, dan menilai informasi yang diterima.
  • Lebih mudah dalam memancing meningkatkan kemampuan siswa dalan membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang lengkap dan relevan.
  • Mendorong siswa untuk mengembangkan ide-ide dan mengemukakan ide-ide tersebut.
  • Dapat mengatasi masalah pembelajaran yang diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar.
  • Merupakan cara yang lebih mudah saat guru akan memulai mengenalkan materi.
  • Dapat meningkatkan analisis guru terhadap teori yang sedang disampaikan dan guru menjadi benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam.

2. Kelemahan

Kelemahan ketrampilan mengajar adalah sebagai berikut:

  • Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, peserta didik cenderung menjadi karakteristik auditif (mendengar) dan akhirnya menjadi siswa yang pasif.
  • Apabila selalu digunakan dan terlalu lama maka perjalanan akan terkesan membosankan.
  • Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, kesempatan untuk berdiskusi menjadi terlalu sedikit bahkan habis untuk menjelaskan.

Daftar Pustaka

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung, PT Remaja Rosdah karya: 2005
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionallisme Guru, Jakarta, RajawaliPres, 2011
Buchari Alma, Guru Profesional Menguasai Metode Dan Terampil Mengajar, Bandung, Alfabeta : 2009
Zainal Asril, Microteaching, (Jakarta: Rajawali pers  PT  Raja Grafindo Persada
Erni dkk, Microteaching, Surabaya: Aprinta, 2009
Didi Supriadi, Deni Darmawan, Komunkikasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012
Moh. Uzer  Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2000

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama