Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perilaku korupsi sudah ada pada anak dengan hal-hal sepele ini

Perilaku Korupsi Sudah Ada Pada Anak dengan Hal-hal Sepele
Perilaku korupsi sudah ada pada anak dengan hal-hal sepele ini. Korupsi sudah menjadi nama yang paling buruk di dengar di Indonesia. Korupsi diperangi dengan berbagai macam cara, dimulai dari lembaga pendidikan, ceramah atau khotbah oleh tokoh agama, seminar-seminar anti korupsi, dan sampai pada pemberantasan melalui jalur hukum. Namun kebiasaan ini sudah mengakar dan menjadi budaya yang tidak dapat dimusnahkan sekaligus dengan anti korupsi. Butuh proses yang panjang untuk memangkas generasi korupsi yang merugikan Negara.

Ada beberapa kebiasaan buruk yang terjadi dalam lingkungan keluarga yang menstimulus anak untuk berpikir bahwa korupsi atau mengambil hak milik orang lain itu tidak menjadi persolan. Seiring waktu berjalan anak akan tumbuh dalam kesemrawutan kebiasaan yang tidak baik bagi perkembangannya. Orang tua terkadang tidak tidak sadar sudah membiasakan anak untuk mengambil milik orang lain. Beberapa kebiasaaan itu antara lain sebagai berikut :

Orang tua membeli mainan yang tidak seimbang


Orang tua terkadang membeli mainan buat anaknya tidak  memperhatikan keseimbangan antara mainan satu anak dengan anak yang lainnya. Biasanya ada mainan satu anak lebih bagus atau lebih menarik sehingga membuat saudaranya merasa iri dan merasa ingin memiliki mainan itu. Pada kesempatan tertentu si anak yang memiliki mainan yang kurang bagus ini mengambil mainan saudaranya yang bagus itu. Sebut saja anak yang mengambil itu masih kecil, kemudian si anak yang lebih besar mempersoalkan hal tersebut. Orang tua hanya membiarkan hal itu terjadi dan mengatakan kepada anak yang lebih besar, "biarkan saja, dia masih kecil, belum paham apa-apa", tanpa memberi peringatan dengan bahasa sesuai tingkat pemahaman anak kecil itu. Pada akhirnya anak-anak di rumah akan mempunyai pemahaman bahwa mengambil milik saudaranya tidak menjadi persoalan.

Jangan makan makanan yang ada di atas meja, itu milik ayahmu


Dalam kehidupan keluarga tertentu penyediaan makanan yang diberikan kepada anak berbeda dengan makanan yang diberikan kepada orang tua. Ini karena mungkin mereka berpikir bahwa, orang tua itu harus dihormati, padahal perilaku seperti ini akan melahirkan kecemburuan sosial. Anak akan berpikir kenapa orang tua lebih dispesialkan.

Dalam keadaan sepi (tidak ada orang lain) si anak mengambil makanan milik orang tuanya (walaupun sedikit) karena dia berpikir bahwa makanan tersebut milik orang tuanya dan boleh saja diambil. Kebiasaan ini akan terulang di lain waktu dan menjadi kebiasaan yang berdampak buruk bagi pola pikir si anak di masa yang akan datang, terlebih jika orang tua sudah mengetahui kemudian hanya menganggap itu sebagai hal yang biasa-biasa saja dan tidak memberikan nasehat kepada anak agar tidak mengulanginya lagi.

Pakai saja, itu milik ayah dan ibu atau saudara,  jadi tidak apa-apa


Ada beberapa anak yang menganggap kalau semua yang ada di dalam rumah milik bersama dan dapat dipergunakan oleh semua anggota keluarga. Apa yang menjadi milik orang tua atau milik saudaranya bisa digunakan tanpa sepengetahuan mereka. Alhasil perilaku ini akan terus dilakukan dan akan terbawa-bawa sampai di lingkungan sosial tanpa membedakan yang mana milik orang lain dan yang mana miliknya.

Kaliankan berteman jadi tidak apa-apa jika dia main mainanmu atau dia makan snackmu


Anak di masa kecil mempunyai keinginan besar untuk mengenal lingkungan di mana dia tinggal, dia akan berinteraksi dengan orang yang ada di lingkungannya dan dari hasil interaksi itu dia akan memiliki teman bermain yang sebaya dengannya. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka pasti memiliki mainan atau snack yang dibelikan oleh orang tuanya. Di saat tertentu kalau ada mainan milik temannya yang lebih menarik, pasti dia ingin memiliki mainan yang sama atau snack yang lebih enak pasti dia ingin makan snack yang sama. Setelah dia meminta mainan atau snack yang sama kepada orang tuanya agar dibelikan, permintaannya itu tidak dikabulkan dengan alasan ini dan itu.

Ada keinginan besar yang berasal dari dalam dirinya untuk memainkan mainan atau makan snack milik temannya. Di saat temannya lengah dia mengambil apa yang sebenarnya bukan miliknya dan memanfaatkan sesuai keinginannya. Sudah barang tentu jika temannya mengetahui perbuatannya pasti marah dan melakukan protes. Saat seperti itu sebenarnya menjadi kesempatan bagi orang tua untuk memberikan pemahaman yang baik kepada anaknya agar tidak mengambil milik orang lain. Tetapi terkadang ada sebagian orang tua malah mengatakan “kaliankan berteman jadi tidak apa-apa jika dia main mainanmu atau dia makan snackmu”.

Kedua anak tadi dengan tingkat kecerdasaanya akan menafsirkan perkataan itu sebagai bagian dari pembolehan untuk mengambil milik orang lain.

Dia masih kecil jadi tidak apa-apa


Terkadang ada istri yang mengambil uang miliki suaminya atau sebaliknya suami yang mengambil uang milik istrinya tanpa diketahui oleh pemiliknya. Tidak sengaja anak yang ada di dalam rumah melihat peristiwa tersebut. Orang tua hanya menganggap bahwa apa yang dilihat anaknya tidak menjadi persoalan karena dia masih kecil dan belum memahami hal seperti ini. Padahal pada saat kecil otak anak akan menerima segala macam hal yang dia lihat dan dia rasakan tanpa menyaring terlebih dahulu. Hal sepele seperti ini akan diingat oleh anak dan bisa jadi anak berperilaku.

Posting Komentar untuk "Perilaku korupsi sudah ada pada anak dengan hal-hal sepele ini"