Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan di Sekolah

Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan di Sekolah

Model pelaksanaan remedial dan pengayaan di sekolah merupakan salah satu kegiatan wajib yang dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan baik itu sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Pelaksanaan remedial dimaksudkan untuk membantu peserta didik yang lemah dalam belajar untuk meningkat kualitas belajarnya. Biasanya remedial dilakukan untuk peserta didik yang belum mencapai kriteria ketutasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh guru mata pelajaran sesuai dengan standar pendidikan Nasional.

Kegiatan pengayaan berbeda dengan kegiatan remedial, kalau kegiatan remedial difokuskan pada peserta didik yang lemah dalam belajar, maka pengayaan terfokus pada peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dalam belajar. Mereka melampaui kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh guru mata pelajaran. Mereka diberi perhatian khusus agar terus meningkatkan prestasinya dan tetap giat belajar, sehingga prestasi pembelajaran tidak menjadi turun.

Pada dasarnya kegiatan remedial dilaksanakan bukan sekedar menuntaskan nilai-nilai peserta didik yang kurang dari KKM mata pelajaran, tetapi lebih menekankan pada ketercapaian siswa dalam memahami dan meresapi pelajaran yang didapatkan di dalam kelas maupun di luar kelas. Kalau guru hanya terfokus pada nilai semata, maka jangan harap peserta didik akan mengalami perkembangan. Nilai yang baik bisa bisa didapatkan para peserta didik dengan melakukan kegiatan curang, seperti menyontek buku atau melihat pekerjaan teman sejawat.

Pengayaan juga bukan untuk peningkatan nilai, atau mempertahankan nilai yang sudah diraih oleh siswa. Kegiatan pengayaan dilaksanakan untuk menambah pengetahuan siswa, dan memberikan semangat kepada mereka untuk terus mencari pengetahuan baru agar tidak terfokus pada apa yang hanya mereka dapat di dalam kelas.

Prinsip-prinsip Remedial
  1. Adaptif
  2. Interaktif
  3. Fleksibilitas
  4. Pemberian Umpan Balik
  5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam pemberian pelayanan
Prinsip kegiatan pertama adalah aptif, dalam pelaksanaannya kegiatan remedial harus bisa mengakomodasi semua kemampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Ini artinya bahwa kegiatan remedial harus bisa beradaptasi dengan peserta didik. Siswa tidak bisa dipaksakan untuk bisa langsung mengerti atau mengetahui apa yang disampaikan, namun butuh tahapan-tahapan agar mereka bisa mengenal atau mengetahui apa yang disampaikan.

Prinsip kedua adalah interaktif, pelaksanaan remedial dilaksanakan secara interaktif antara peserda didik dengan pendidik dan sumber belajar. Peserta didik tidak boleh dibuat diam saja sata kegiatan remedial, tetapi sebisa mungkin untuk mereka diberikan rangsangan atau stimulus untuk aktif dan dapat berinteraksi dengan dengan pendidik.

Prinsip ketiga adalah fleksibel, dalam kegiatan remedial seorang pendidik mengakomodir berbagai metode mengajar yang sesuai dengan karakter siswa. Perbedaan karakter siswa dalam belajar ini membut guru sebisa mungkin mengajar tidak terfokus pada satu metode saja, tetapi bisa membaca situasi dan kondisi peserta didik dalam proses belajar.

Prinsip keempat adalah pemberian umpan balik, setelah kegiatan remedial sesegara mungkin pendidik memberikan informasi terkait dengan kemajuan belajar peserta didik. Umpan balik ini bisa berupa korektif maupun konfirmatif. Umpan balik ini bertujuan untuk menghindari kekeliruan yang berlarut-larut dalam belajar.

Prinsip kelima adalah kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian layanan, kegiatan pembelajaran reguler dan kegiatan remedian merupakan satau kesatuan yang berkesinambungan yang tidak boleh terputus antara satu dengan yang lain. Dalam program belajar kegiatan remedial disediakan dalam pelayanannya agar peserta didik bisa mendapatkan pelayanan yang layak dalam belajar.

Posting Komentar untuk "Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan di Sekolah"