Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mahasiswa dan Masa Depan Maluku Tenggara Kepulauan

Mahasiswa dan Masa Depan Maluku Tenggara Kepulauan

Mahasiswa dan Masa Depan Maluku Tenggara Kepulauan. Mahasasiswa Maluku Tenggara Kepulauan atau sebutan yang paling keren saat ini adalah Maluku Tenggara Raya memiliki peran yang kuat dalam merubah berbagai macam hal di daerah ini. Tulisan ini merupakan tulisan pertama yang terinpirasi dari tema MUBES III Fosma Malra Kepulauan yaitu"Rekonstruksi Organisasi Dalam Upaya Pengembangan Loyalitas dan Dedikasi Kader Menuju 1000 Tahun Maluku Tenggara Kepulauan"

A. Pendahuluan

Dalam dekade ini perkembangan dan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin  pesat, manusia bahkan saat ini menjadikan tekhnologi sebagai “dewa”, dalam arti bahwa tekhnologi tidak dapat lagi terlepas dari manusia. Peranan pemuda dan pelajar sebagai penerus tongkat estafet menjadi perhatian khusus. Baik pengaruhnya dalam mengikuti perubahan ini maupun pemudalah yang menjadi pembaharu atas aktifitas manusia yang sungguh luar biasa ini. Perlu disadari bahwa manusia merupakan ciptaan yang memiliki daya logis yang tak terbatas, memiliki nalar yang tinggi dan diberi akal hingga bisa menghimpun semuanya. Hal inilah yang menjadi faktor utama sehingga setiap hari bahkan menit terjadi perubahan dalam tatanan kehidupan manusia itu sendiri. Secara sadar setiap manusia memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan itu, tergantung pada bagaimana dia menjadi pemeran,  penikmat atau penonoton dalam pergolakan dan percaturan yang terjadi saat ini.

Kehidupan ini bahkan menjadi drama yang dimainkankan secara alamiah dan secara ilmiah. Drama yang memiliki daya tarik dan daya magnis yang sangat tinggi hingga dapat menarik perhatian dan mempunyai pengaruh yang kuat. Ditinjau dari segi historis perkembangan ilmu dan pengetahuan telah dimulai sejak berabad – abad yang lalu, dimulai dari abad Sebelum Masehi (SM) sampai pada zaman modern atau sekarang telah berganti dengan Post modernisme. Ini merupakn sejarah panjang yang harus diungkap sesuai dengan realitas sejarah dan mempunyai bukti empiris yang faktual. Dalam perkembangannya ilmu dan pengetahuan dibedakan, Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem, dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris dan secara ilmiah. Sementara itu, pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, sedangkan ilmu sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme tertentu. Jadi ilmu lebih khusus dari pada pengetahuan, tetapi tidak berarti semua ilmu adalah pengetahuan.

B. Penegasaan Istilah

Judul pada tulisan yang coba ku coret ini merupakan akumulasi dari beberapa asumsi tentang problematika yang terjadi pada daerah dan para pelajar yang berasal dari Maluku Tenggara Kepulauan.

Mahasiswa

Mahasiswa secara harafiah adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, entah di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi otomatis dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai pelajar di sebuah perguruan tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa. Menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif. Mahsiswa menurut hemat penulis merupakan orang yang memiliki intelektual dan dapat merubah realitas sosial dari yang kurang baik menjadi lebih baik dan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap masyarakat.

Maluku Tenggara Kepulauan

a. Alasan Historis

Propinsi Maluku pada awal kemerdekaan mempunyai dua Kabupaten saja, yaitu kabupaten Maluku Utara dan Maluku Selatan dan Maluku Tenggara Masuk dalam Maluku Selatan, namun karena ada hal lain yang penulis tidak dapat ungkapkan dalam tulisan ini, maka Maluku Tenggara melepaskan diri dari Maluku Selatan. Maluku Tenggara kemudian pada tanggal 12 agustus 1952 dinyatakan secara deyure menjadi daerah pemerintahan DATI II yaitu suatu kabupaten yang beribukota di Kota Tual.

Namun setelah Reformasi Kab. MALRA dengan gugusan pulau-pulau yang terbentang dari wetar Maluku Barat Daya hingga batu goyang Kepulauan Aru membentuk daerah pemerintahan DATI II, diantaranya :

  • Kota Tual
  • Kabupaten Maluku Tenggara Barat
  • Kabupaten Kepulauan Aru
  • Kabupaten Maluku Barat Daya

b.Alasan Geografis

Secara geografis gugusan kepulauan yang tergabung dalam  daerah Maluku Tenggara awal berada di sebelah timur Indonesia dan sebelah selatan Prop. Maluku, yang sudah mempunyai ikan emosional yang sangat tinggi dan mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin memajukan dan mengembangan daerah agar terlepas dari ketertinggalan yang telah lama dirasakan. Memang secara kasat mata kita dipisahkan oleh lautan tapi secara filosofis kita digabungkan oleh dasar lautan.

Alasan penulisan judul ini bukan merupakan alasan politis namun karena beberapa alasan yang telah diungkap diatas sehingga dapat ditarik suatu batasan bahwa mahasiswa merupakan orang terpelajar yang memiliki intelektualitas yang tinggi, dan Maluku Tenggara “Kepulauan” Merupakan alasan kultural yang dibangun sejak sebelum kemerdekaan dan sesudah Proklamasi.

C. Meropong Maluku Tenggara Kepulauan


Mahasiswa dan Masa Depan Maluku Tenggara Kepulauan

Perkembangan dan kemajuan daerah lain merupakan sampel yang harus diambil sebagai tolak ukur, untuk menilai sekaligus meneropong keadaan daerah kita. Daerah yang memiliki sumber daya alam yang memadai namun belum memiliki sumber daya manusia yang mendukung sumber daya alam tersebut. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan lambatnya perkembangan dan kemajuan daerah kita. Namun ini bukanlah dipakai sebagai dalil agar tetap membiarkan keterpurukan ini berlanjut, banyak upaya yang telah dilakukan namun belum menghasilkan hasil yang maksimal.

Maluku Tenggara Kepulauan merupakan daerah pesisir, hampir seluruh mayarakat tinggal di dekat pantai dan menggantungkan hidupnya pada lautan, lautanlah yang memberikan hidup pada mereka. Dan tidak sedikit pula yang berkebun, dan hasil kebun itu di jual dan dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan, nampak jelas bahwa lautan dan daratanlah sebagai tempat pijakan untuk kelangsungan hidup.  Ketika matahari menampakkan wajahnya di ufuk timur para nelayan dengan alat sederhana dan masih tradisional keluar dari rumahnya menuju ke lautan menantang badai untuk mencari ikan, para petani dengan parang dan cangkul berjalan ke kebun, mereka berkebun walau harus dibakar oleh terik mentari yang sangat panas, ada lagi yang pergi ke pasar, mereka duduk di emperan toko dan pinggir jalan menjajakan sayuran, makanan khas daerah dan ikan yang dihasilakan dengan keringat yang bercucuran. Bahkan harus tidur di atas trotoar yang dibawahnya mengalir air selokan yang baunya sangat menyengat. Daerah yang kaya akan hasil alam namun masyarakat masih hidup dibawah bayang – bayang kesengsaraan. Sungguh suatu pemandangan yang ironi, tak asing lagi dan luar biasa.

Kita memiliki sumber daya alam yang begitu banyak dan luas, terbentang dari wetar sampai ke batu goyang, lautan yang begitu indah dengan isinya yang banyak berupa ikan, mutiara, lola, dan masih banyak lagi yang lain, tersimpan dari permukaan lautan sampai ke dasar lautan. Daratan dengan keindahan alamnya dan tanah yang begitu subur, pulau – pulau kecil yang begitu mempesona. Kita juga memiliki kearifan lokal, berupa budaya dan adat yang ditanamkan sejak adanya peradaban di daerah kita, salah satu contoh adat Kei yakni Larvul Ngabal yang dijadikan sebagai landasan kehidupan sosial kemasyarakatan. Inilah sedikit gambaran tentang sirkulasi kehidupan dan alam daerah kita.

Pendidikan merupakan proses penyadaran terhadap masyarakat tentang problem – problem yang kita rasakan hari ini, namun pendidikan yang ada di sana belum maksimal mencapai tingkat ini, pendidikan yang terjadi hanya mengejar angka kelulusan, sedangkan pendidikan yang berbasis kultur belum dijamah dan dimanfaatkan dengan baik. Kita bagaikan sapi yang dicocok hidungnya, mengikuti segala yang dikeluarkan dari pusat, padahal kurikulum telah memberikan kebebasan tentang pengaturan jalannya proses pembelajaran di sekolah. Belum lagi perguruan tinggi yang belum menghasilakan mahsiswa yang dapat didayagunakan.

“Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan pendidikan Bangsa itu sendiri”, inilah suatu ungkapan yang seharusnya dijadikan sebagai tamparan di dalam pikiran dan di dalam hati kita, sehingga pelaksanaan kegiatan pendidikan itu dapat dimajukan dan dikembangkan dengan baik. Satu hal yang perlu kita semua sadari bahwa kultur kita harus juga dijaga dan dikembangkan karena itu merupakan jati diri kita sebagai anak yang dilahirkan dan dibesarkan dari budaya dan adat istiyadat.

Hukum dan HAM merupakan masalah yang sama dengan beberapa masalah yang sudah penulis uraikan diatas, masalah yang terabaikan begitu saja dan belum mendapat titik terang. Hukum merupakan aturan – aturan yang dibuat untuk ditaati bukan sebaliknya, namun entah kenapa hukum dilanggar begitu saja, “bagaikan melewati lautan tanpa perahu”. Pelanggaran Hukum ini berupa pelanggaran hukum pidana, Hukum perdata dan Hukum Acara serta Hukum adat. Banyak contoh kasus yang bisa kita ambil sebagai landasan atas pernyataan ini, diantaranya; pembunuhan, Pemekaian obat – obat terlarang, penyalahgunaan kekuasaan, Korupsi, dan masih banyak lagi yang tidak sempat untuk dicoret dalam coretan ini.

D. Organisasi Berbasis Kedaerahan

Manusia sebagai makluk sosial tidak bisa memisahkan diri dari manusia lain. Apabila manusia hidup sendiri maka dia akan merasa takut atau tidak dapat memenuhi kebutuhannya, dengan demikian maka manusia mempunyai naluri untuk hidup bersama orang lain yang disebut dengan social animal. Tumbuh dan kembang naluri manusia untuk hidup bersama didasarkan atas kehendak dan kepentingan yang tidak terbatas. Menurut Plato, masyarakat ialah “merupakan refleksi dari manusia perorangan”. Suatu masyarakat akan mengalami keguncangan sebagaimana halnya manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur yaitu nafsu, semangat dan intelegensia. Dalam menjalani hidupnya manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan, seperti kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, kebutuhan cita – cita dan lain-lain. Disamping itu manusia juga mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, namun secara psikologi keinginan manusia tak terhingga dan tidak dapat terpenuhi. Ketika kebutuhan pertama telah terpenuhi maka manusia masih mempunyai kebutuhan yang lain dan seterusnya, sehingga dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut setiap individu akan terlibat dalam kehidupan bermasyarakat (life of society) atau kehidupan berkelompok (life of group).

Dari uraian diatas memperlihatkan bahwa manusia tidak dapat terlepas dari kehidupan bermasyarakat, sehingga membentuk kelompok sosial atau organisasi sosial. Keterlibatan seseorang dalam organisasi sosial diakibatkan karena faktor kepentingan, kesadaran keinginan untuk merubah realitas sosial menjadi lebih baik, dan lain – lain.

Organisasi berbasis kedaerahan atau bisa juga disebut dengan organisasi kultur merupakan salah satu bentuk dari organisasi sosial, yang dibentuk untuk mencerdaskan kader, meneropong, mengembangkan, dan merubah daerah menuju ke arah yang lebih baik. Organisasi ini dibentuk atas dasar ego kultur, intelegensi, dan kesamaan budaya. Merupakan suatu keniscayaan bahwa daerah merupakan hal terpenting dalam hidup, karena dari sanalah kita berasal dan dari sanalah suatu saat kita akan kembali. Sehingga lahirnya organisasi kultur ini harus disambut baik oleh semua kalangan selama masih melihat daerah sebagai titik utama serta tidak melanggar norma-norma dan hukum yang telah ada dalam masyarakat.

Untuk menjawab tuntutan kehidupan saat ini, organisasi kultur saharusnya mempersiapkan kader yang cerdas dan berwawasan luas serta lebih melihat daerah sebagai objek kajian, yang meliputi bagian internal dan external. Bagian internal adalah segala yang dimilki daerah dan external adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi internal kedaerahan. Suatu problem yang merupakan manifestasi social problem adalah kepincangan-kepincangan dalam kehidupan sosial kemasyarakat yang bisa dirubah atau dihilangkan.

Perlu disadari bahwa simponi-simponi politik praktis yang busuk sedang dilantunkan dimana-mana, sehingga perlu juga pembelajaran politik secara baik agar mahasiswa memahami politik dari segi positif dan menghilangkan politik yang bersifat pragmatis. Sejarah telah mencatat bahwa setiap peradaban yang terjadi di dunia ini tidak pernaha terlepas dari masalah politik, karena politik mempunyai pengaruh yang kuat dalam mempengaruhi orang lain dan orang lain akan melakukan apa yang diperintahkan. Jika pikiran telah didik maka apa saja yang akan dilakukan demi mepertahankan pemahaman dan pengetahuan yang telah ditanamkan dalam pikirannya, jadi pikiranlah yang mejadi titik tolak suatu perilaku manusia.

Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah masalah pendidikan Multikulturalisme, karena dengan pemahaman ini kita akan lebih saling menghargai perbedaan yang ada, baik itu perbedaan agama, ideology, organisasi, kultur, dan lain sebagainya. Mengutip pendapat Samuel P. Huntington dalam tesisnya bahwa “benturan yang terjadi di dunia ini berupa benturan peradaban / budaya”. Pendapat yang dikemukan oleh Huntington telah terbukti dan telah terjadi di mana – mana baik itu di dalam Negri ini maupun terjadi di luar Negri, konflik SARA ini sering dijadikan sebagai dalih kebenaran, padahal konflik ini bukan bentuk dari konflik SARA tapi konflik kekuasaan yang dimanfaatkan demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Kita harus jeli dan dapat menafsirkan realitas dengan baik agar tidak terjebak dalam ilusi yang sedang dimainkan.

E. Mahasiswa dalam Menjawab Realita Sosial

Apa yang sebaiknya dilakukan oleh mahasiswa ?  Suatu pertanyaan yang memerlukan konsep yang reel untuk menjawabnya.

Mahasiswa merupakan kepanjangan tangan dari masyarakat untuk menyampaikan teriakan – teriakan  perih yang tersimpan di dalam kesedihan dan kesengsaraan, karena mahasiswa dianggap sebagai para intelektual yang mempunayi kapasitas keilmuan yang tinggi. Tapi apakah mahasiswa mampu menafsirkan realitas dengan baik ataukah hanya menjadi penonton bahkan penderita dari keterpurakan yang terjadi akhir – akahir ini. Menjadi suatu ironi jika mahasiswa hanya tertidur dan bermimpi indah diatas kasur kapitalis yang menghegomoni dan menggrogoto negri ini, hanya melihat penindasan, penggusuran, dan keputusan pemerintah yang mengesampingkan kepentingan rakyat dan mengedepankan ego untuk kepentingan perorangan atau kelompok.

Sampai saat ini Bangsa Indonesia secara umum dan MALRA KEPULAUAN lebih khusus mengalami guncangan yang sangat dahsyat. Guncangan ini berupa imprealisasi model baru yang dibentuk untuk mengekspansi Negara – negara yang disebut dunia ketiga, imprealisasi pada ekonomi, politik, budaya dan adat istiadat. Hal ini seharusnya tidak boleh dibiarkan berlarut – larut mengingat rakyat mengalami penderitaan berkepanjangan, kemiskinan, dan kebodohan akibat dari biaya pendidikan yang semakin mahal sedangkan tingkat perekonomian yang rendah. Ini juga menjadi salah satu faktor terjadinya ketimpangan sosial yang marak kita lihat baik secara reel atau melalui media massa. Imprealisasi ini bukan saja terjadi dari luar tapi dari dalam  negri, berupa korupsi, kolusi, nepotisme, dan tata cara politik yang bobrok dengan dalil demokrasi. Lalu apakah semua ini didiamkan saja ataukah dirubah agar lebih baik.

Bunyi – bunyian di atas tangisan rakyat yang tidur beralas koran bekas, teriakan – teriakan kosong yang tak bemakna untuk kesejahteraan rakyak, lalu apa yang mereka lakukan? Mereka lagi menyambut ide pragmatisme sebagai jalan dan idealisme telah pergi bersama dengan tangisan tadi. Oh…. Sungguh tragis pemandangan siang hari ini. Matahari terus membakar semangat teriakan - teriakan dengan nada yang indah, simponi teriakan itu mengalun mesra menghibur kaum marjil yang tertidur dalam kelaparan. Inikah yang dinamakan dengan pengabdian sosial yang termaktub dalam kitab suci mahasiswa?.

Sekarang kita harus merekonstruksi kembali pemikiran kita agar kembali kepada tujuan dan tanggung jawab mahasiswa yaitu pengabdian kepada masyarakat. Rekonstruksi harus secara menyeluruh dan merata kepada seluruh mahasiswa, sehingga hal – hal yang terjadi tidak terulang kembali. pengabdian kepada masyarakat jangan sekedar kemasan yang dikemas dengan baik dan disimpan di dalam lemari emas, namun harus direalisasikan. Pengabdian kepada masyarkat merupakan pengamalan ilmu pengetahuan yang kita miliki agar mengembangkan cakrawala pemikiran masyarakat, melakukan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kultur daerah tersebut. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia guna memperbaiki kualitas hidup. Pemberdayaan masyarakat berupa, pendampingan, pendidikan, pelatihan, membuka forum kajian, diskusi, lokakarya dan lain sebagainya, agar hidup dan kehidupan menjadi lebih baik dan menuju ke Masyarakat Madani, sejahtra, dan taraf hidup menjdi baik.

“Hidup adalah perjuangan, maka berjuanglah untuk merebut kehidupan ini agar menuju kepada kesejahtraan dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat”

F. Penutup

Coretan tangan ini merupakan interpertasi dari realitas kehidupan masyarakat yang sedang terkapar didalam gubuk derita, dan mahasiswa hanya terdiam dan membisu di antara corat marut kehidupan yang terjadi di daerah kita. Sehingga melalui coretan ini mudah – mudahan dapat membangunkan kita dari mimpi – mimpi indah, kemudian berbuat hal yang lebih baik di daerah kita dengan mencoba membangun dan meperbaiki pola pikir masyarakat, dengan kapasitas keilmuan yang kita miliki.

Antara mahasiswa dan masyarkat mempunyai hubungan yang sangat erat, karena mahasiswa itu bagian dari masyarkat, sehingga mulai dari sekarang marilah berpegangan tangan untuk memperjuangkan hak – hak rakyat yang disimpan di dalam guci – guci kebohongan. Semoga kita kembali berpikir logis dan dapat menembus jantung realitas. Merubah yang perlu untuk dirubah dan mempertahankan yang harus dipertahankan, agar kehidupan ini berjalan selaras, seimbang dan irama – irama keindahan dapat didengar di seluruh jagad Maluku Tenggara Kepulauan.

Posting Komentar untuk "Mahasiswa dan Masa Depan Maluku Tenggara Kepulauan"