Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tiga Macam Manusia: Kafir, Mukmin, dan Munafik dalam Pandangan Islam

Tiga Macam Manusia: Kafir, Mukmin, dan Munafik dalam Pandangan Islam

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini, taka da makhluk lain yang dapat mengalahkannya. Namun jika kita lihat dari segi keimanan manak manusia dibagi dalam tiga macam atau golongan yaitu, a) Kafir, b) Mukmin, dan d) Munafik. Diantara ketiga golongan ini, hanya yang mukmin saja yang menemukan jalan menuju keimanan. Padahal petunjuk jalan menuju kepada iman itu sudah sangat jelas, hal ini sebagaimana firman Allah dalam al-Quran yang terjemahannya adalah; Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (Q.S. Al Insan: 3). Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Q.S. Asy Syams: 7-8).  

Walaupun ayat al-Quran di atas telah menjelaskan bahwa jalan menuju keimanan itu sudah jelas dan mudah, namun Sebagian manusia enggan untuk beriman kepada Allah, sebagaimana firmanNya; Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman -- walaupun kamu sangat menginginkannya. (Q.S. Yusuf: 103). Hal ini karena persoalan iman itu adalah panggilan hari melalui hidayah, sehingga jika seseorang sudah mendapatkan hidayah maka dia akan beriman, namun jika sebaliknya maka dia terus menjadi kafir.

Perlu jika kita pahami bahwa dalam kehidupan ini terdapat keragaman keyakinan dalam manusia. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadist Rasulullah sallahualaihi wasallam yang artinya; Ingatlah, sesungguhnya anak Adam (umat manusia) dari berbagai macam lapisan. Diantara mereka ada yang dilahirkan sebagai orang mukmin, dan mati dalam keadaan beriman. Adapula yang dilahirkan dalam keadaan kafir, hidup sebagai orang kafir, dan matipun dalam keadaan kafir. Juga ada yang dilahirkan sebagi orang mukmin, hidup sebagai orang mukmin, namun mati dalam keadaan kafir. Sebaliknya ada yang lahir dalam keadaan kafir, hidup sebagai orang kafir, tetapi ia mati dalam keadaan beriman. (H.R. Tirmidzi dari Abu Sa’id AlpKhudri, dengan sanad sahih).

Dari hadis ini jelas bahwa dalam kehidupan ini kita tidak tau terlahir sebagai apa, dan dalam keadaan bagaimana. Bersyukurlah bagi yang lahir hingga meninggal dalam keadaan beriman, dan yang lahir dalam keadaan orang tuanya kafir, lalu hidup dalam keadaan kafir, namun kemudian kembali kepada jati dirinya sebagai orang beriman, lalu meninggalpun dalam keadaan beriman, namun celakalah bagi yang sebaliknya 

Untuk itu, demi menjaga hati agar tetap dalam iman dan ketaatan kepada Allah, maka sebaiknya kita mengamalkan do’a yang diajarkan Rasulullah saw. dalam sebuah hadis yang artinya; “Wahai Dzat yang memalingkan hati, teguhkanlah hati kami pada agamaMu. Wahai dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami dalam ketaatan kepadaMu.” (H.R. Tirmidzi, dan Hakim).

Orang Kafir

Kata kafir berasal dari bahasa Arab yang jamaknya adalah kuffar. Artinya orang yang tidak beriman kepada Allah, rasul-rasul Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, dan hari kiamat kelak. Orang-orang kafir ini, mereka tidak menjalankan perintah Allah dan tidak mengindahkan semua larangan-larangaanNya, bahkan ada sebagian yang sengaja menyembunyikannya, demi kepentingan duniawi semata. Sehingga mereka tergolong dalam golongan manusia yang paling jahat. Sebagimana firman Allah dalam al-Quran.

إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ  

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Q.S. Al Anfal: 55).

Macam-macam Orang Kafir

Orang-orang kafir dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu;

  1. Kafir Ingkar, yaitu mereka yang tidak mengetahui Allah
  2. Kafir Inad, yaitu mereka yang hatinya mengakui adanya Allah, namun lisannya berkata lain, dan tidak meaati semua perintah dan larangan Allah.
  3. Kafir Juhud, yaitu mereka yang secara jelas mengenal Allah, namun tak mau mengakui kebenaran itu.
  4. Kafir Nifaq, yaitu orang-orang yang secara lisan mengakui bahwa beriman kepada Allah, namun di dalam hatinya tidak sama sekali, itulah yang disebut sebagai orang munafik.

Jika kita tinjau dari sikap orang kafir kepada umat islam maka, mereka tebagi menjadi duan macam golongan yaitu;

  1. Kafir Harbi, yaitu mereka yang selalu memiliki rasa tidak suka dengan umat Islam, kemudian memusuhi dan memerangi. Serta mencelakkan umat Islam agar terus berada dalam kehancuran.
  2. Kafir Zimmi, yaitu mereka yang bersedia hidup berdampingan dengan umat Islam, tidak saling memusuhi, saling bahu membahu dalam pembangunan, dan saling menghormati antara satu dengan yang lain.

Tingkah Laku Orang Kafir

Orang-orang kafir sejak dahulu kala hingga saat ini, memiliki tingkah laku yang sama, diantara tingkah laku mereka itu sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran sebagai berikut.

1. Meragukan Al-Quran

Mengenai keraguan orang-orang kafir, berikut penjelasannya dalam al-Quran,

وَلَا يَزَالُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِي مِرۡيَةٖ مِّنۡهُ حَتَّىٰ تَأۡتِيَهُمُ ٱلسَّاعَةُ بَغۡتَةً أَوۡ يَأۡتِيَهُمۡ عَذَابُ يَوۡمٍ عَقِيمٍ  

Artinya: Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Quran, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat. (Q.S. Al Hajj: 55)

Orang-orang kafir itu jelas tidak beriman kepada kitab-kitab Allah sehingga meragukan kebenaran al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. yang disampaikan kepada umat manusia. Merk aini akan mendapatkan azab yang sangat pedih diakhirat nanti.

2. Tersesat karena memandang indah semua perilaku buruknya

إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمۡ أَعۡمَٰلَهُمۡ فَهُمۡ يَعۡمَهُونَ  

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang (dalam kesesatan). (An Naml: 4)

Orang-orang kafir akan berbuat sesuka hati mereka, melanggar semua larangan Allah dan tidak mengindahkan perintahNya. Mereka hanya mempedulikan kesenangan dunia, dan menggap akhirat tidak ada, yang membuat mereka tersesat.

3. Sombong dan Menyukai Permusuhan

بَلِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِي عِزَّةٖ وَشِقَاقٖ  

Artinya: Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit. (Q.S. Sad: 2)

Mereka yang kafir selalu merasa sombong denga napa yang mereka miliki, menggap rendah orang lain dan selalu membangun permusuhan dengan orang beriman. Perhatikan saja, kenyataan saat ini dimana orang-orang kafir membangun permusuhan, kebencian, dan peperangan terhadap umat Islam. Negara-negara Islam banyak yang mereka hancurkan demi mencari kepuasan diri.

4. Membernci Kebenaran

لَقَدۡ جِئۡنَٰكُم بِٱلۡحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَكُمۡ لِلۡحَقِّ كَٰرِهُونَ  

Artinya: Sesungguhnya Kami benar-benar telah memhawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu. (Q.S Az-Zukhruf: 78)

Sedikitpun orang-orang kafir ini membenci dengan kebenaran yang telah Allah wahyukan dalam al-Quran dan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. melalui sunnah-sunnahnya.

Orang Mukmin

Mukmin secara harfiah berarti orang-orang yang beriman. Beriman dalam hal ini adalah beriman kepada limat rukun iman yaitu; iman kepada Allah, malaikat-malikat Allah, Rasul-rasul Allah, kitab-kitab Allah, datangnya hari kiamat/hari akhir, dan qadha dan qadar.

Secara terminology orang mukmin adalah yang menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi semua larangannya, dan berjihad dengan segala yang mereka miliki di jalan Allah. Jihad dalam Islam berarti bersungguh-sungguh, yang artinya bahwa bersungguh-sungguh dalam segala hal yang baik.

Ciri-ciri orang Mukmin

Orang-orang mukmin memiliki ciri yang khas, berbedari dari golongan orang kafir dan munafik, sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Quran sebagai berikut;

1. Tidak Meragukan Kebenaran Al-Quran

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ  

Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Q.S. Al Baqarah: 2)

Secara sanis al-Quran sudah banyak dibuktikan kebenaran secara ilmiah, dan tidak dapat diragukan kebenarannya. Bagi orang-orang yang beriman al-Quran merupakan kitab yang paling benar dan di dalamnya berisi petunjuk jalan kebaran.

2. Taqwa Kepada Allah

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱبۡتَغُوٓاْ إِلَيۡهِ ٱلۡوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُواْ فِي سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ  

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Q.S. Al-Maidah: 35)

Salah satu hal yang selalu ada dalam diri orang mukmin adalah bertaqwa kepada Allah dengan menaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya, sebagimana yang telah disyariatkan.

3. Memiliki Keimanan yang Tinggi

ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ  ٣ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ  ٤

Artinya: (3)(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (4) dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (Q.S. Al Baqarah: 3-4)

Keimanan yang tinggi menjadi pokok dan dasar bagi orang-orang yang beriman dalam menjalankan kehidupannya, karena dengan iman ini akan menjadi dasar untuk menemui kebenaran hidup di dunia dan mencari bekal untuk Ketika berada di alam akhirat kelak.

4. Orang-orang yang Mendapat Petunjuk dari Allah

أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ  

Artinya: Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Al Baqarah: 5)

Allah memberi petunjuk kepada Allah tentang jalan kebenaran, mereka selalu menjaga agar berada di jalan yang benar agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, itulah orang-orang yang beruntung.

Orang Munafik

Munafik secara bahasa berarti berpura-pura percaya atau setia, sedangkan secara istilah dalam Islam, munafik berarti mendustkana agama, berpura-pura beriman padahal tidak beriman, dan mengaku sebagi seorang muslim padahal menyembah selain Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran sebagai berikut.

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ  

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Q.S. Al Baqarah: 8)

Ciri-ciri Orang Munafik

Ciri-ciri orang munafik sangat jelas dalam sebuah hadis yang menyebutkan mereka memiliki tiga ciri yaitu; apabila berbicara mereka berbohong, apabila mereka berjanji selalu mengingkari, dan apabila mereka diberi kepercayaan maka mereka khianati. Penjelasan ketiga ciri orang munafik ini sebagai berikut:

1. Bila Berbicara Berbohong

Orang-orang yang munafik ini Ketika mereka bertemu dengan orang beriman, mereka sangat lihai dalam memainkan lidahnya, memutar kata untuk meyakinkan bahwa mereka beriman, padahal aslinya tidak seperti itu. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah dalam al-Quran sebagai berikut.

وَإِذَا لَقُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوۡاْ إِلَىٰ شَيَٰطِينِهِمۡ قَالُوٓاْ إِنَّا مَعَكُمۡ إِنَّمَا نَحۡنُ مُسۡتَهۡزِءُونَ  

Artinya: Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". (Q.S. Al Baqarah: 14)

Di ayat lain Allah menjelaskan tentang kebohongan yang selalu mereka lakukan, yaitu sebagai berikut.

إِذَا جَآءَكَ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ قَالُواْ نَشۡهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُۥ وَٱللَّهُ يَشۡهَدُ إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَكَٰذِبُونَ  ١ ٱتَّخَذُوٓاْ أَيۡمَٰنَهُمۡ جُنَّةٗ فَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّهُمۡ سَآءَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ  ٢ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ ثُمَّ كَفَرُواْ فَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ فَهُمۡ لَا يَفۡقَهُونَ  ٣

Artinya: (1) Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (2) Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (3) Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. (Q.S. Al Munafiq: 1-3).

Keuda ayat ini dengan jelas mengingatkan kepada kita sebagai umat Mukmin untuk selalu berhati-hati dengan lidah orang-orang munafik yang di depan manis, namun dibelakang sangat pahit. Mereka ini bermuka dua yang kapan saja bisa berubah sesuai dengan keinginan dan kepentingan yang sedang mereka inginkan.

2. Bila Berjanji Mengingkari

Ciri-ciri orang munafik yang kedua adalah bila mereka telah berjanji kepada sesuatu hal, mereka akan mengingkari janji itu. Karena janji yang mereka utarakan itu hanya untuk sebuah kebohongan saja. Padahal dalam al-Quran Allah telah mengingatkan untuk memegang teguh janji yang telah diucapkan.

وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ إِذَا عَٰهَدتُّمۡ وَلَا تَنقُضُواْ ٱلۡأَيۡمَٰنَ بَعۡدَ تَوۡكِيدِهَا وَقَدۡ جَعَلۡتُمُ ٱللَّهَ عَلَيۡكُمۡ كَفِيلًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُونَ

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (Q.S. An Nahl: 91)

3. Bilan Dipercaya, Mereka Khianati

Orang-orang munafik tidak bisa dipercaya dan diberikan keparcayaan kepada mereka dalam hal apapun, karena mereka akan menghianati kepercayaan yang diberikan itu. Sehingga dalam memberikan kepercayaan kepada orang lain, kita harus melahitnya dengan detail terlebih dahulu. Jika dia orang yang beriman maka, tidak mungkin mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَخُونُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓاْ أَمَٰنَٰتِكُمۡ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Q.S. Al An Fal: 27).

Penutup

Dari penjelasan yang panjang di atas ini dapat kita lihat bahwa, Sebagian dari orang-orang kafir tidak beriman kepada Allah karena mereka tidak mengatahuinya, sedangkan sebagian lain sudah mengetahui kebenaran Allah tetapi menutupinya dan tidak mau beriman.

Orang-orang mukmin adalah orang yang dengan sepenuh hati beriman, dan bertaqwa dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah.

Orang-orang munafik adalah orang yang bermuka dua, di depan orang beriman mereka mengatakan beriman kepada Allah, padahal dalam hatinya tidak beriman, dan Ketika berada di sesembahannya, mereka menyebut bahaw bersama dengan setan sesembahannya itu. Selain itu orang-orang munafik ini jika berjanji tak ada yang mereka tepapi, karena bagi mereka janji dengan orang beriman itu hanya sebagai maksud untuk mendapatkan keuntungan duniawi semata. Mereka ini juga tidak bisa diberi kepercayaan. Ketika mereka mendapatkan kepercayaan orang beriman, mereka akan khianati demi kepentingan mereka sendiri. Wallahu alam.

Posting Komentar untuk "Tiga Macam Manusia: Kafir, Mukmin, dan Munafik dalam Pandangan Islam"