Catatan dalam berbagai macam buku sejarah menyatakan bahwa, peradaban Islam pada masa lalu hampir menguasai seluruh dunia, tak terkecuali wilayah eropa. Islam pertama masuk pada wilayah eropa melalui Spanyol. Di sini peradaban Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat, mulai dari ilmu pengetahuan, sains, satra, agama, dan sebagainya.
Kemajuan peradaban Islam di spanyol tak lain karena ketaatan para pemimpin dan umat Islam pada saat itu pada agama Allah. Namun ketika ketaatan itu mulai terkikis secara perlahana maka, peradaban Islam secara perlahan terkikis pula.
Masuknya Islam di Spanyol
Umat Islam masuk ke Spanyol pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penalukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadiannya sebagai salah satu profinsi dari Dinasti Umayah.
Dalam proses penaklukan Spayol terdapat tiga pahlawan islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan wilayah tersebut. Mereka adalah Thariq bin Malik, thariq bin Ziyad, dan musa bin Nushair.Dalam penyerbuan ke Spanyol, Thariq bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk karena pasukannya lebih besar dan hasilnya nyata, pasukannya terdiri dari sebagian suku Barbar yang didukung oleh Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Walid. Pasukan itu kemudian menyebrangi selat dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad tempat dimana Thariq dan pasukannya mendarat untuk pertama kali, kemudian dikenal dengan nama Giblatar- Jabal Thariq, Bukit Thariq, diambil dari namanya sendiri Thariq.
Selanjutnya pada tahun 756-1030 M di Spanyol (Andalusia dan Cordoba). Didirikan oleh Abdullah ibn Marwan. Sebelumnya Islam sudah ditaklukan oleh tiga pahlawan Islam yaitu Tharif ibn Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair. Spanyol dan kota-kota penting lainnya jatuh ke tangan umat Islam. Sejak saat itu secara politik, wilayah Spanyol berada dibawah kekuasaan Khalifah Bani Umayah. Untuk memimpin wilayah tersebut, pemerintah pusat yang berada di Damaskus mengangkat seorang Wali/ Gubernur.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Islam Mudah Masuk di Spanyol
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam tampak begitu mudah. Hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor Eksternal dan Internal yang menguntungkan.
1. Faktor eksternal
Suatu kondisi yang terdapat didalam negeri Spanyol itu sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh umat Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam kondisi yag menyedihkan. Secara politik, wilayah spanyol terkoyak-koyak dan terbagi kedalam bebarapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu alitan Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduka spanyol dipaksa dibabtis menurut agama Kristen. Sedangkan yang tidak bersedia disiksa dan dibunuh secara brutal.
Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal sewaktu spanyol dibawah kekuasaan romawi, berkat kesuburan tanahnya, pertanian dan perdagangan, serta industri maju pesat. Akan tetapi setelah spanyol berda dibawah kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun.
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam.
2. Faktor internal
suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, beberapa tokoh pejuang dan prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin yang kuat, tentara kompak, bersatu danpenuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tidak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong-menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat pada pribadi kaum muslimin menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di wilayah tersebut.
Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak pertama kali Islam masuk di spanyol hingga masa jatuhnya, Islam memainkan peran yang sangat besar. Islam di Spanyol telah berkuasa selama tujuh setengah abag. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah Islam di Spanyol dapat dibagi dalam enam periode.
1. Periode pertama (711-755M)
Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Periode ini stabilitas politik Spanyol belum tercapai secara sempurna, berbagai ganngguan masih terjadi.
2. Periode kedua (755-912M)
Spanyol pada periode ini dibawah pemerintahan khalifah bani Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Dia adalah keturunan bani Umayah yang berhasil lolos dari kejaran bani Abbasiyah ketika bani Abbasiyah berhasil menaklukan bani Umayah di Damaskus. Selanjutnya Ad-Dakhil berhasil mendirikan dinasti Umayah di Spanyol.
3. Periode ketiga (912-1013M)
Periode ketiga mulai berlangsung dari pemarintahan Abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok”. Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah. Umat Islam di Spanyol mencapai kemajun dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman An-Nashirmendirikan Universitas Cordova, perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada periode ini masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
4. Periode Keempat (1013-1-86M)
Pada periode ini spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 Negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukhut Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, cordova, toledo dan sebagainya. Umat Islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika terjadi perang saudara, ada dari pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Namun, walaupun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana yang lain.
5. Periode Kelima (1086-1248M)
Periode kelima Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan Dinasti Murabithun, (1086-1143M) dan Dinasti Muwahiddun (1146-1235M). Periode ini kekuasaan Islam, Spanyol dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat dikuasai oleh kaum Kristen. Tahun 1238M Cordova jatuh ketangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh pada tahun 1248M. Hampir seluruh wilayah Spanyol Islam lepas dari tangan penguasa islam.
6. Periode Keenam (1248-1492M)
Pada periode ini islam hanya berkuasa di Granada dibawah Dinasti Ahmar (1232-1492M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman As-Nasir. Akan tetapi secara politik dinasti ini hanya berkuasa diwilayah yang kecil. kekuasaan yang merupakan pertahanan terakhir di spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Pada tahun 1609M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di wilayah ini. Walaupun Islam telah berjaya dan dapat berkuasa disana selama hampir tuju setengah abad lamanya.
Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol
Kemajuan peradaban Islam dispanyol diantaranya adalah kemajuan intelektual, keilmuan dan keagamaan, dan arsitektur dan bangunan.
1. Kemajuan Intelektual
a. Filsafat
Perkembangan filsafat di Andalusia dimulai sejak abad ke-8 hingga abad ke-10. Manuskrip-manuskrip Yunani telah diteliti dan diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Pada masa khalifah Abbasiyah, Al-Manshur (754-755 M) telah dimulai aktivitas penerjemahan hingga masa khalifah Al-Makmun (813-833 M). Pada masanya banyak filsafat karya Aristoteles yang diterjemahkan.
Tokoh utama dan pertama dalam sejarah filsafat Arab Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad bin Asy-Sayigh yang dikenal dengan Ibnu Bajjah.
b. Sains
Beberapa tokoh sains dalam bidang Astronomi, yaitu Abbas bin Farnas, Ibrahim bin Yahya An-Naqqash, Ibnu Safar, Al-Bitruji. Dalam bidang obat-obatan, antara lain Ahmad bin Ilyas dari Cordova, Ibnu Juljul, Ibnu Hazm, Ibnu Abdurrahman bin Syuhaid. Adapun di bidang kedokteran, yaitu Ummul Hasan binti Abi Ja’far, seorang tokoh dokter wanita. Dalam bidang geografi, yaitu Ibnu Jubar dari Valencia (1145-1228 M), Ibnu Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) pengeliling dunia sampai Samudra Pasai (Sumatra) dan Cina. Sedangkan Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah, penulis buku Muqadimah.
c. Bahasa dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, diantaranya: Ibnu Sayyidih, Muhammad bin Malik, pengarang Alfiyah (tata bahasa Arab), Ibnu Khuruf, Ibnu Al-Hajj, Abu Ali Al-Isybilli, Abu Al-Hasan bin Usfur dan Abu Hayyan Al-Gharnathi.
d. Musik dan Kesenian
Musik dan kesenian pada masa Islam di Spanyo sangat masyhur. Musik dan seni banyak memperoleh apresiasi dari para tokoh penguasa istana. Tokoh seni dan musik antara lain: Al-Hasan bin Nafi yang mendapat gelar Zaryab.
2. Bidang Keilmuan dan Keagamaan
a. Tafsir
Salah satu mufasir yang terkenal dari Andalusia adalah Al-Qurtubi. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andulusi (wafat 1273 M). adapun karyanya dalam bidang tafsir adalah Al-Jami’u li Ahkam Alquran, kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid ini dikenal dengan nama Tafsir Al-Qurtubi.
b. Fiqh
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab Maliki. Adapun yang memperkenalkan mazhab ini di Spanyol adalah Ziyad bin Abd Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisam binAbdurrahman. Para ahli fiqh lainnya adalah Abu Bakr bin Al-Quthiyah, Muniz bin Sa’id Al-Baluthi, Ibnu Rusyd, penulis kitab Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtasid, Asy-Syatibi, penulis buku Al-Muwafaqat fi Ushul Asy-Syariah (ushul fiqh), dan Ibnu Hazm.
3. Kemajuan di Bidang Arsitektur Bangunan
Kemegahan bangunan fisik Islam Spanyol sangat maju, dan mendapat perhatian umat dan penguasa. Umumnya bangunan-bangunan di Andalusia memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Jalan-jalan sebagai alat transportasi dibangun, pasar-pasar dibangun untuk membangun ekonomi. Demikian pula, dam-dam, kanal-kanal, saluran air, dan jembatan-jembatan. Seperti di kota Cordova, Granada, Sevilla dan Toledo.
Pengaruh Peradaban Islam di Eropa
Tokoh Spanyol Islam yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran Eropa adalah Ibnu Rusyd, yang dikenal di Eropa dengan Averros (1120-1198 M). Averros dikenal sebagai orang yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berpikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memikat minat semua orang yang berpikiran bebas.
Bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa. Selama Islam berada di Andalusia, telah banyak nama-nama benda yang dikenal di Barat berasal dari bahasa Arab. Karena lamanya Islam disana, tidak kurang dari 7.000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab.
Diantara kata-kata bahasa Arabbanyak yang masuk kedalam suku kata bahasa Eropa seperti kedalam bahasa Spanyol. Inggris, Prancis, dan Jerman. Misalnya kata-kata: as-sukkar (gula), menjadi azukar (Spanyol), sugar (Inggris), al-kuhul (alcohol)menjadi alkohol, al-fiil (gajah) menjadi marfil, syarab (minuman cair) menjadi syrup, dan lain-lain.
Transmisi Ilmu-Ilmu Keislaman Ke Eropa
Transmisi ilmu pengetahuan Islam mengalir ke Eropa melalui berbagai jalur. Jalur-jalur tersebut adalah melalui Perang Salib, Negeri Sicilia dan Spanyol (Andalusia).
1. Melalui Perang Salib
Perang Salib yang terjadi dari tahun 1096-1273 M (489-666 H) adalah perang antara umat Kristen Eropa Barat ke tanah Timur khususnya Palestina yang dikuasai daulah Islam. Perang ini dinamakan Perang Salib karena tentara Kristen memakai tanda Salib dalam peperangan tersebut.
2. Melalui Negeri Sicilia
Beberapa disiplin ilmu telah diperkenalkan dan dikembangkan di Sicilia. Diantara tokoh-tokoh yang mengenmbangkan ilmu di Sicilia adalah:
a. Hamzah Al-Basri, ahli filologi dan perawi dari penyair-penyair besar Arab Al-Mutanabbi.
b. Muhammad bin Khurasan, ahli status Al-Qur’an (sejarah hermenetik dan sejarah perkembangan huruf-huruf Al-Qur’an).
c. Para dokter Sicilia antara lain Abu Sa’id bin Ibrahim; Abu Bakr As-Siqili salah seorang guru besar dari para dokter; Ibnu Abi Usaibia. Abu Abbas Ahmad bin Abdussalam menulis tentang salah satu komentar terhadap karya Ibnu Sina.
3. Melalui Andalusia (Spanyol)
Para perintis ilmu dikalangan luar Islam yang pernah di Andalusia dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, obat-obatan, kedokteran, filsafat, kimia dan lain-lain. Diantara mereka tercatatlah nama-nama seperti dari Prancis Gerbert d’Auralic yang kelak menjadi popular di Prancis dengan gelar Sylvester II. Ia belajar 3 tahun di Toledo.
Peran Gerard dari Cremona cukup besar dalam transfer ilmu pengetahuan dari Andalusia ke Eropa, ini dikarenakan kecintaannya pada ilmu pengetahuan. Ketika pertama kali tiba di Toledo, ia amat menyesal akan akan kekurangan dan kemiskinan dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, ia mempelajari bahasa Arab sehingga ia dapat mentransfer ilmu-ilmu dari bahasa Arab ke bahasa Latin. Gerard meninggal pada tahun 1187 M dalam usia 87 tahun setelah menerjemahkan 71 buku berbahasa Arab. Aneka bidang ilmu telah diterjemahkan, seperti ilmu matematika, astronomi, geografi, aljabar dan ilmu kedokteran.
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2010.
Khoiriyah, Reorentasi Wawasan Sejarah Islam, Yogyakarta: Teras, 2012