Idul Fitri - Lebaran dan Tradisi Unik dari Beberapa Negara di Dunia

Idul Fitri

Syariat Islam tentang melaksanakan puasa di bulan Ramadhan menjadi salah satu pelaksanaan ibadah bagi seluruh umat Islam yang sudah memenuhi syarat dalam melaksanakannya. Puasa ini merupakan suatu ibadah yang dilakukan dengan tidak makan dan minum serta menjaga agar terhindar dari segala hal yang membatalkan puasa selama seharian di bulan Ramdhan yang dimulai sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Jika kita kalkulasikan waktunya di Indonesia maka, ibadah ini dilaksanakan kurang lebih selama 13 jam (pada siang hari). Printah kewajiban berpuasa ini dapat dilihat dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 183.

Setelah berpuasa selama satu bulan penuh (29 atau 30 hari), tibalah waktunya untuk umat Islam merayakan hari raya pada tanggal 1 sampai dengan 7 Syawal. Di hari raya ini seluruh muslimin dan muslimat di dunia dari semua kalangan bergembira dengan cara-cara yang baik sesuai tuntunan agama, dan hampir di setiap negara bahkan daerah memiliki tradisi-tradisi tertentu dalam merayakannya.

Masyarakat Muslim di negara Turki merayakan momen lebaran dengan tradisi Seker Bayram, yaitu tradisi mengantarkan manisan kepada tetangga-tetangga rumah terdekat setelah mereka melakukan sungkeman. Tradisi ini merupakan bentuk silaturahmi untuk mempererat hubungan ukhuwah atau persaudaraan antara sesama. Bagi masyarakat Turki, seker baryam sendiri merupakan sebutan atau nama lain dari Idul Fitri.

Di negara Afganistan, tradisi lebaran dilakukan dengan sebutan Tokhm-Jangi atau perang telur. Tradisi lebaran ini dilaksanakan setelah shalat sunnah Idul Fitri. Bagi laki-laki yang ingin berpartisipasi dalam tradisi ini mereka berkumpul di lapangan atau halaman yang luas dengan membawa telur ayam yang sudah direbus, kemudian mereka memecahkannya. Peserta yang dianggap menang adalah mereka yang telurnya tidak pecah hingga selesai perlombaan.

Tradisi perayaan lebaran di Negara Kosovo dilakukan dengan menyiapkan makanan tradisional yakni borek dan beberapa makanan penutup lainnya, seperti puding. Masyarakat kosovo mengenal lebaran dengan sebutan bajram. Ketika perayaan bajram tiba, masyarakat kosovo akan bangun lebih awal, kemudian wanita-wanita di sana akan menyipakan makanan tradsional tersebut. Setelah shalat Idul Fitri, mereka akan keluar rumah berkeliling untuk mengucapkan selamat kepada sesama umat Islam, kemudian setelah beberapa saat dilakukan itu, mereka lanjutkan dengan jamuan minum teh dan sarapan, kemudian mengunjungi keluarga dan kerabat untuk merayakan lebaran bersama-sama.

Negara Saudi Arabia merayakan lebaran dengan pagelaran seni yang dilakukan dengan pembacaan puisi, teater, pertunjukan musik, dan parade dari beberap provinsi di sana. Mereka juga menghiasi rumahnya dengan berbagai pernak pernik khas Idul Fitri.

Jika di negara Arab Saudi perayaan lebaran dilakukan dengan pagelaran seni, lain halnya dengan di India. Negeri Hindustani ini terbilang umat Islam cukup banyak, mereka merakan idul Fitri dengan berbelanja di pasar (bazar) di malam Chaand Raat yaitu malam terakhir bulan ramadhan. Selain itu perempuan-perempuan Islam India juga melukis tangan mereka dengan henna dan mengenakan pakaian tradisional. Hidangan yang tidak pernah luput di hari lebaran adalah siwaiyaan, sejenis makanan tradisional yang terbuat dari bihun manis kering yang dalam penyajiannya disertakan dengan susu.

Idul Fitri

Bagi masyakarat Islam di China perayaan Idul Fitri dilakukan dengan tradisi mengunjungi atau ziarah ke makam leluhur mereka, dan tradisi ini dilakukan juga untuk mengenang ratusan ribu umat Islam di China yang meninggal pada masa dinasti Qing. Di hari lebaran, para Muslim di China akan mengenakan kopiah putih dan jas khas mereka, selain itu para Muslimah China mengenakan baju hangat dan penutup kepala (kerudung) yang setengah tertutup. Makanan khas lebaran di Negara yang warganya minoritas beragama Islam ini adalah mie yang terbuat dari tepung dengan beberapa pelengkap makanan lainnya, seperti daging dan sayuran.

Perayaan idul Fitri bagi saudara-saudari muslim kita di negara Palestina dilaksanakan dengan beberapa tradisi, seperti membuat kue ma'amoul yaitu sejenis kue butter manis yang terbuat dari tepung semolina. Di dalam kue ini terdapat beberapa isian buah kering seperti korma, kacang-kacangan, atau buah ara. Kue ini bentuknya mirip nastar namun bagian luarnya memilki motif yang khas dan ukurannya agak lebar melebihi nastar. Bagi orang tua yang berada di Palestina, lebaran tanpa kue ini bagaikan tidak berlebaran, sehingga kue ini semacam menjadi tradisi yang harus ada di setiap hari raya Idul Fitri.

Selain kue yang mirip nastar, kuliner lain yang selalu dikonsumsi masyarakat Palestina saat lebaran adalah ikan Fesikh, yaitu ikan asin yang terbuat dari olahan ikan belanak. Ikan Fesikh ini biasanya dikonsumsi bersama dengan irisan lemon, potongan bawang bombai, dan roti khas mesir sebagai sarapan sebelum shalat Idul Fitri. Dalam pengolahan ikan fesikh ini dilakukan oleh orang yang benar-benar sudah mahir, kalau tidak ikan ini bisa menjadi racun bagi orang yang mengonsumsinya.

Pada saat lebaran di Palestina, mereka tak lupa menyediakan kopi Arab yang biasanya disiapkan untuk orang yang akan silaturahmi ke rumahnya. Ketika ada orang yang bersilaturahmi, mereka akan hidangkan kopi Arab dan beberapa kue dan coklat untuk disantap. Jika ada tamu yang menolak untuk minum kopi dan makan kue tanpa alasan yang jelas, mereka menganggapnya sebagai suatu hal yang tidak sopan.

Selain tradisi unik lebaran di beberapa negara di atas, Indonesia juga memiliki tradisi lebaran yang sangat banyak, namun yang paling umum adalah tradisi kuliner, sungkeman, silaturahmi/halal bi halal. Tradisi kuliner merupakan tradisi yang sudah sangat kental dengan masyarakat Indonesia, dimana setiap hari raya Idul Fitri tiba, masyarakat Indonesia dari sabang sampai merauke akan menyiapkan makanan khas daerahnya masing-masing untuk dimakan setelah selesai shalat idul fitri.

Tradisi sungkeman pada hari raya idul fitri dilakukan dengan cara, orang yang lebih muda sungkeman kepada yang lebih tua sembari meminta maaf. Sedangkan silaturahmi atau halal bi halal dilakukan dengan mengunjungi keluarga, kerabat, teman, sahabat, dan lain-lain untuk mengucapkan selamat idul fitri dan saling memaafkan antara satu dengan yang lain. Kegiatan halal bi halal ini juga biasanya dilakukan secara serimonial oleh lembaga organisasi, perkumpulan, dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar mempermudah orang berkumpul di suatu tempat untuk bersilaturahmi dan saling bermaaf-maafan.

Demikianlah tradisi unik umat Islam dari beberapa negara dalam merayakan lebaran Idul Fitri yang penulis rangkum dari beberapa sumber. Semoga bermanfaat.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama