Keluar dari Kepenatan dan Kebisingan Kota | Solo Bushcraft Indonesia

Keluar dari Kepenatan dan Kebisingan Kota | Solo Bushcraft Indonesia
Cerita ini berawal dari kepenatan saya yang bosan dengan hiruk pikuk suasana kota yang semakin hari semakin ramai, sedangkan wilayah pedesaan sudah banyak yang meninggalkannya. Banyak orang mulai pindah ke kota untuk mencari "penghidupan" yang lebih baik. Akhirnya desa semakin sunyi dan wilayah perkotaan semakin padat penduduk.

Anggapan bahwa mencari penghidupan lebih baik di kota menurut hemat penulis masih keliru, karena masih banyak orang yang tinggal di desa yang hidupnya sejahtera karena mereka mampu mengelola kehidupan yang lebih baik. Kata kunci dari semua itu adalah memiliki ketrampilan yang sesuai dengan kondisi tempat tinggal.

***

Hari semakin siang, kira-kira pukul 09.00 saya mulai menyiapkan perlengkapan melakukan perjalanan ke hutan. Saya tak begitu membawa banyak barang perlengkapan, karena perjalanan ini sekedar keluar dari kepenatan dan kebisingan kota, menuju ke wilayah hutan yang sunyi sepi dan mencoba untuk menggunakan segala yang telah disediakan alam.

Saya mulai menstater motor metik, kemudian menuju ke pombensin untuk mengisi bahan bakar. Setelah itu, saya melakukan perjalanan sekitar satu jam ke desa Ibra - kab. Maluku Tenggara. Di desa ini saya membeli dua bungkus kopi instan, dan empat buah roti untuk perbekalan. Setelah itu saya melaju ke wilayah hutan yang sebagian sudah menjadi perkebunan warga.

Di sana, saya memilih lokasi yang agak sunyi dan tidak dilewati oleh orang, kemudian saya membuka hammock dan mengikatnya di pohon. Setelah itu, saya kemudian memotong tiga pohon kecil untuk membuat "tungku" segi tiga. Lalu saya mengambil tali-talian pohon untuk mengeratkannya.

Tungku sederhana telah siap, lalu saya mengumpulkan kayu yang ada di sekitar tempat itu, kemudian menyalakan api, dan memasak air hingga mendidih. Kopi instan yang ada di dalam ransel saya ambil dan menyeduhnya. Kemudian saya menikmatinya sambil mendengarkan kicaun burung yang merdu di hutan itu.

Burung-burung itu berkicau seakan sedang berbalas pantun, setelah sebagian bekicau ada lagi burung lain yang membalas kicaun itu. Begitu indah suara-suara itu, bagaikan suara panggilan bidadari surgawi.

Secangkir kopi dan beberapa buah roti saya nikmati dengan tenang, tanpa ada gangguan atau bisingan seperti di kota, yang ada hanyalah suara alam yang seakan menyatu dengan diriku yang membuat mata mulai sayu.

Santapan sederhana telah saya nikmati, kemudian saya beristirahat di atas hammock hingga sore. Tak ada aktivitas yang banyak saya lakukan, karena hari itu hari libur, sehingga mengistirahatkan tubuh menjadi pilihan terbaik.

Sorepun tiba, suara burung semakin kencang, menandakan waktu malam akan datang. Saya lalu mengumpulkan semua barang bawaan kemudian mengisinya kembali ke dalam ransel. Hammock saya lipat kembali, sampah plastik saya pungut, panci kecil diisi ke dalam kresek. Kemudian pergi meninggalkan tempat itu untuk pulang kembali ke rumah.



Nah inilah cerita singkat saya di hutan itu, cerita ini disertai dengan video yang sudah saya buat, semoga dapat menghibur dan bermanfaat buat teman-teman sekalian. Jangan lupa untuk like, share, dan subscribe channel YouTube "Pengembara J.D" untuk mendukung kegiatan-kegiatan kami selanjutnya. Terima kasih.

Jufri Derwotubun

Saya hanyalah seorang pengembara yang suka berpetualangan, menulis, dan membaca alam semesta.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama