Bagaimana Perilaku Politik?

Bagaimana Perilaku Politik?
Politik bukan lagi menjadi sesuatu yang baru dalam kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia itu adalah makhluk sosial yang saling mempengaruhi untuk tercapai tujuan yang dimilikinya. Saling mempengaruhi inilah yang kemudian disebut sebagai perilaku politik.

Perilaku politik atau dalam bahasa inggris adalah political behaviour merupakan perilaku yang dilakukakn seseorang baik itu secara individu maupun kelompok untuk memenuhi hak dan kewajiban yang dimilikinya sebagai insan politik. Seseorang sebagai individu atau kelompok diwajibkan negara untuk melakukan hak dan kewajiban yang dimilikinya guna melakukan perilaku politik. Banyak contoh yang dapat kita temukan dalam perilaku politik, diantaranya yaitu:

1. Adanya pemilihinan umum untuk memilih pemimpin atau wakil rakyat dalam pemerintahan.

2. Memiliki hak sebagai insan politik untuk mengikuti suatu oraganisasi partai politik (parpol), menjadi anggota organisasi masyarakat (ormas), atau berada dalam salah satu lembaga swadaya masayarakat.

3. Memiliki andil untuk ikut serta dalam pesta politik (demokrasi).

4. Memiliki hak untuk mengkritik atau menurunkan pemimpin yang otoriter.

5. Memiliki hak untuk memimpin partai politik.

6. Memiliki kewajiban untuk berperilaku baik dalam politik sesuai dengan undang-undang dasar dan ketentuan perundangan yang berlaku.

Dalam setiap dan hubungan kekuasaan terdapat tiga unsur yang terlibat di dalamnya yaitu: (1) tujuan dari kekuasaan tersebut, (2) cara penggunaan sumber-sumber pengaruh, dan (3) hasil penggunaan sumber-sumber pengaruh. Adapun ciri-ciri kekuasaan yang merupakan penjabaran dari ketiga unsur tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kekuasaan adalah hubungan atar manusia atau interaksi sosial

2. Pemegang kekuasaan mempengaruhi yang lain

3. Pemegang kekuasaan bisa seorang individu, atau sekelompok orang, kelompok sosial, kelompok budaya, atau bisa juga pemerintah.

4. Sasaran kekuasaan (yang dipengaruhi) bisa berupa individu, kelompok atau pemerintah.

5. Seseorang yang memiliki sumber-sumber kekuasaan belum tentu memiliki kekuasaan. Hal itu tergantung pada penggunaan sumber-sumber kekuasaan tersebut.

6. Penggunaan sumber-sumber mungkin melibatkan, konsensus atau kombinasi.

7. Suatu perspektif moral, apakah tujuan kekuasaan itu baik atau buruk?

8. Hasil penggunaan sumber-sumber itu bisa menguntungkan seluruh masyarakat atau bisa juga menguntungkan sekelompok kecil masyarakat, tergantung pada ada tidaknya distribusi (pembagian) kekuasaan yang relatif merata dalam masyarakat.

9. Pada umumnya kekuasaan ada yang bersifat politis yang memiliki makna bahwa sumber-sumber itu digunakan dan dilaksanakan untuk masyarakat umum. Adapula kekuasaan yang berbentuk pribadi yang cenderung digunakan untuk kepentingan sebagian kecil masyarakat.

10. Kekuasaan yang beraspek politik adalah penggunaan sumber-sumber untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. (Ramlan Surbakti: 1984).

Dengan demikian maka, pada dasarnya perilaku politik adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan seseorang baik itu secara indiviu atau kelompok dalam memnuhi hak dan kewajibannya sebagai salah satu dari insan politik yang hidup dalam bermasarakat. Sehingga perlilaku politik ini perlu dikontrol oleh peraturan perundangan agar tidak keluar dari rel peradaban baik manusia. Perilaku politik juga termasuk di dalamnya saling mempengaruhi untuk ketercapaian suatu tujuan politik yang diinginkan.

Jufri Derwotubun

Saya hanyalah seorang pengembara yang suka berpetualangan, menulis, dan membaca alam semesta.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama