Kemilaunya Destinasi Wisata Suku Asmat Yang Memukau Mata

Kemilaunya Destinasi Wisata Kota Asmat Yang Memukau Mata
Suku Asmat merupakan salah satu suku yang mendiami pulau Papua. Bersama dengan yang lain, mereka juga sama uniknya, dengan adat budaya serta tradisi yang tak kalah menariknya. Selain ukirannya juga hal lain.

Sistem pemerintahan yang dianut : adalah dengan mengangkat seseorang dari mereka yang paling dihormati sebagai kepala atau ketua, atau lebih dikenal sebagai kepala suku, kemudian akan dihormati kedudukannya. Tugasnya sesuai dengan kesepakatan masyarakat, menjaga keharmonisan hubungan di antara mereka. Dan jika kepala suku meninggal, mereka bermusyawarah lagi mencari pimpinan baru sama persis dengan yang dilakukan pada yang pertama dulu.

1. Tradisi Pernikahan


Pria dari suku ini sangat menghormati wanita. Jika mereka menikah diwajibkan untuk memberinya mas kawin berupa piring antik dan sebuah mata uang yang nilainya sama berharganya dengan perahu Johnshon, yang digunakan untuk melaut. Jika kurang dalam melakukan pembayaran, tetap boleh menikah, namun harus mengangsur kewajiban yang tersisa selama menikah.

2. Tradisi Memotong Tali Pusar Bayi


Meski jaman sudah modern, tapi adat masih dipertahankan dalam masyarakat suku Asmat. Adalah sembilu, sejenis pisau yang berasal dari bambu yang dipakai memotong tali pusar yang baru lahir. Tradisi itu masih dipertahankan sampai sekarang.

3. Kematian


Sangat menakutkan! Terjadi bila kepala suku meninggal jenazahnya tidak dikubur, melainkan dijadikan mumi dipajang di depan rumah adat. Jika orang biasa cukup dikubur diiringi tangisan dan juga nyanyian. Lebih mainstream lagi, yaitu tradisi ikipalek. Yaitu tradisi memotong ruas jari sebagai bentuk bela sungkawa pada wanita yang telah berrkeluarga , kalau ada anggota keluarga yang meninggal dunia.

4. Senjata


Senjata yang dipakai untuk berburu dan perang dari suku Asmat adalah busur dan anak panah. Ada tradisi yang sangat menakutkan, namun sekarang sudah dilarang. Adalah kesepakatan perjanjian ekstrem, yakni bila ada yang kalah dalam peperangan, maka mayatnya boleh dibawa pulang yang menang, dipotong-potong dimakan secara bersama-sama. Tapi tradisi sudah tidak ada lagi di sana.

5. Kuliner


Kuliner menyesuaikan dengan area tempat mereka tinggal dan menetap, yaitu di peisir pantai dan pedalaman. Pada umumnya berasal dari ikan atau binatang buruan. Memasaknya terbilang sederhana. Hanya dibakar saja, bahkan sagu yang merupakan bahan makanan pokok, juga hanya dibungkus daun dan dibakar.

6. Agama


Dahulunya suku Asmat cukup mengenal ajaran Animisme. Tapi seiring berjalannya waktu, agama mereka mendapat banyak pengaruh dari luar. Dan kini kehidupan bergamanya ikut pula berubah, sekarang sudah ada agama Islam, Kristen Protestan dan Katholik. Selain itu kepercayaan mendasar yang diyakini penduduk setempat, bahwa mereka anak dewa yang berasal dari dunia mistik, yang lokasinya berada di daerah mentari tenggelam pada sore hari. Mereka percaya bahwa dulu nenek moyang mereka melakukan pendaratan di bumi dan daerah pegunungan.

7. Rumah Adat


Suku Asmat merupakan suku yang terbesar dan terkenal di wilayah Papua, juga memiliki rumah adat yang sangat unik. Rumahnya disebut Jeu dengan panjang 25 meter hingga sekarang. Dan ada juga yang membangunnya di atas pohon.

Mengenal suku Asmat adalah tantangan tersendiri. Untuk Anda yang berjiwa pemberani dan menyukai sesuatu yang berbau petualangan, maka datang ke tempat ini adalah cara bagus. Memuaskan jiwa Anda, mengenal dan mempelajari kehidupan ujung timur negara Indonesia.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama