Kehidupan Manusia dalam Alam Rahim dan di Dunia Sesuai dengan Penjelasan Al-Quran

Kehidupan Manusia dalam Alam Rahim dan di Dunia Sesuai dengan Penjelasan Al-Quran
Kehidupan manusia dalam alam Rahim dan dunia berbeda dengan manusia awal (Nabi Adam) yang diciptakan langsung dari tanah, kemudian tinggal di surga sebelum turun ke bumi. Proses kejadian manusia saat ini melalui rahim seorang ibu, walaupun pada hakekatnya sama berasal dari tanah (saripati tanah). Proses penciptaan manusia dalam rahim dijelaskan dalam ayat al-Quran sebagai berikut:

هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَجَعَلَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا لِيَسۡكُنَ إِلَيۡهَاۖ فَلَمَّا تَغَشَّىٰهَا حَمَلَتۡ حَمۡلًا خَفِيفٗا فَمَرَّتۡ بِهِۦۖ فَلَمَّآ أَثۡقَلَت دَّعَوَا ٱللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنۡ ءَاتَيۡتَنَا صَٰلِحٗا لَّنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ 

Terjemahannya: Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur" (Q.S. Al-A’raf: 189)

Di ayat lain Allah berfirman:

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ١٢  ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ١٣ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٤ 

Terjemahannya: 12) Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah 13) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) 14) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Q.S. Al-Mukminun: 12-14)

Bentuk atau rupa manusia telah ditentukan Allah di dalam Rahim sebagaimana dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 6, menyebutkan bahwa “Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Kemudian Allah memberikan manusia kelengkapan tubuhnya berupa pendengaran, penglihatan dan hati.

وَهُوَ ٱلَّذِيٓ أَنشَأَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَٱلۡأَفۡ‍ِٔدَةَۚ قَلِيلٗا مَّا تَشۡكُرُونَ

Terjemahannya: Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (Q.S. Al-Mukminun: 78)

Umur manusia yang hidup di dunia ini telah ditentukan Allah saat manusia masih janin, ketika berada di alam rahim, sehingga sedikipun manusia tidak hidup kurang atau lebih dari umur yang telah ditentukan. “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. (Q.S. Fathir: 11)

هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن طِينٖ ثُمَّ قَضَىٰٓ أَجَلٗاۖ وَأَجَلٞ مُّسَمًّى عِندَهُۥۖ ثُمَّ أَنتُمۡ تَمۡتَرُونَ

Terjemahannya: Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). (Q.S. Al-An’am: 2)

Kehidupan manusia ini tidak akan terjadi jika tidak ada roh di dalam tubuhnya, ruh atau nyawa ini selalu berada dalam genggaman Allah.

ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلۡأَنفُسَ حِينَ مَوۡتِهَا وَٱلَّتِي لَمۡ تَمُتۡ فِي مَنَامِهَاۖ فَيُمۡسِكُ ٱلَّتِي قَضَىٰ عَلَيۡهَا ٱلۡمَوۡتَ وَيُرۡسِلُ ٱلۡأُخۡرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمًّىۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ 

Terjemahannya: Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Az-Zumar: 43)

Dalam kehidupan manusia pasti ingin memiliki keturunan, agar melanjutkan peradaban manusia. Keturunan manusia ini telah diatur oleh Allah, tentang jenis kelamin, jumlahnya dan sebagainya.

لِّلَّهِ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثٗا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ ٤٩ أَوۡ يُزَوِّجُهُمۡ ذُكۡرَانٗا وَإِنَٰثٗاۖ وَيَجۡعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيمًاۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٞ قَدِيرٞ ٥٠ 

Terjemahannya: 49) Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki 50) atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Asy-Syura: 49-50)

Anak cucu adam yang hidup di dunia ini sangat banyak, hingga mereka menyebar ke seluruh penjuru bumi dengan memiliki bahasa yang berbeda, warna kulit berbeda, dan kebudayaan yang beraneka ragam.

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ خَلۡقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفُ أَلۡسِنَتِكُمۡ وَأَلۡوَٰنِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡعَٰلِمِينَ

Terjemahannya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (Q.S. Ar-Rum: 22).

Dengan banyaknya anak cucu ada ini, mereka memiliki watak dan karakter yang berbeda atau bermacam-macam. Seorang sahabat Rasulullah saw. memberitahukan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. setelah mengimami shalat ashar, beliau kemudian berkhutbah. Dalam isi hutbah yang disampaikannya itu beliau bersabda: “Ingatlah sesungguhnya diantara manusia ada orang yang lambat marah, tetapi cepat padamnya. Adapula orang yang cepat marah, tetapi cepat padamnya hingga sifat yang tercela itu dapat ditambal dengan sifat terpuji. Adapula orang yang cepat marah namun lambat padamnya, ingatlah bahwa orang yang terbaik diantara mereka adalah orang yang lambat marah, tetapi cepat padamnya. Dan orang yang paling buruk diantara mereka adalah orang yang cepat marah tetapi lambat padamnya.

Ingatlah diantara umat manusia ada yang baik dalam membayar dan baik dalam meminta (menagih). Adapula orang yang buruk dalam membayar dan baik dalam meminta, sehingga sifat tercelanya itu dapat ditambal dengan sifat terpujinya. Juga ada orang yang buruk dalam membayar dan buruk dalam meminta. Jadi yang paling baik diantara mereka adalah orang yang baik dalam memmbayar dan baik dalam meminta. Sebaliknya ada orang yang baik dalam membayar tetapi buruk dalam meminta, hingga sifa tercelanya dapat diimbangi dengan sifat baiknya. Jadi orang yang paling buruk diantara mereka adalah orang yang buruk dalam membabayar dan buruk dalam meminta.

Ingatlah sesungguhnya marah itu merupakan bara api yang menyala dalam hati anak adam. Tidaklah kalian lihat pada kedua matanya yang memerah dan urat lehernya yang mengembang. Barang siapa yang merasakan hal tersebut hendaklah menempelkan dirinya ke tanah. (H.R. Tirmidzi dengan sanad sahih)

Manusia kemudian hidup di dunia melalui tahap demi tahap, mulai dari bayi hingga dewa, dan adapula yang hidup hingga menua. Itulah sunnatullah yang disebut sebagai hukum alam. Ada manusia yang hidup di dunia ini dalam waktu singkat, dan adapula yang hidup sampai tua hingga menjadi pikun (kembali seperti bayi). Sebagimana yang difirmankan Allah “sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (Q.S. Al-Insyiqaq: 19). … Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya… (Q.S. Al-Hajj: 5).

وَٱللَّهُ خَلَقَكُمۡ ثُمَّ يَتَوَفَّىٰكُمۡۚ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرۡذَلِ ٱلۡعُمُرِ لِكَيۡ لَا يَعۡلَمَ بَعۡدَ عِلۡمٖ شَيۡ‍ًٔاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٞ قَدِيرٞ

Terjemahannya: Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. An-Nahl: 70).

ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٖ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٖ قُوَّةٗ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٖ ضَعۡفٗا وَشَيۡبَةٗۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ 

Terjemahannya: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Ar-Rum: 54).

 وَمَن نُّعَمِّرۡهُ نُنَكِّسۡهُ فِي ٱلۡخَلۡقِۚ أَفَلَا يَعۡقِلُونَ

Terjemahannya: Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan (Q.S. Yasin: 68)

Inilah perjalanan hidup manusia yang tidak diketahuinya tentang takdir, jodoh, umur, dan berbagai hal yang dirahasiakan Allah baginya. Semoga kita menjadi orang yang selalu berikhtiar dan tawadhu dalam menjalankan segala ketentuanNya. Wallahu a’lam.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama