5 Ayat Al-Quran tentang Kejujuran

5 Ayat Al-Quran tentang Kejujuran
Jujur mengandung arti yang sangat luas, karena kejujuran itu sumbernya dari hati. Jujur merupakan kesesuaian antara hati, perkataan, dan perilaku yang kita tampilkan. Jika diantara ketiganya ada yang tidak sesuai, maka itu merupakan sifat yang sebaliknya yaitu bohong atau dusta.

Berkata jujur dan berperilaku yang jujur itu sudah susah kita temui saat ini, banyak orang sudah menggunakan jurus kebohongan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya. Padahal agama melarang itu. Untuk sukses dalam berdagang misalnya, timbangan sudah dikurangi, atau apa yang dijual berbeda dengan kesepakatan awal dan lain sebagainya. Padahal berpilaku jujur akan menjadikan seseorang dipercaya oleh orang lain. Seperti yang dialami oleh Rasulullah sewaktu berada di makkah. Beliau mendapat gelar sebagai al-Amin (orang yang dipercaya) oleh bangsa Quraisy karena selalu memegang amanah yang diberikan kepadanya.

Sifat dan perilaku semacam ini yang seharusnya kita tiru, karena kejujuran akan membawa manusia kepada kebaikan seperti hadis Rasulullah "Dari Abdullah bin Masud, Rasulullah saw. bersabda "sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga." (H.R. Bukhari). Surga menurut hemat penulis bisa saja surga dunia berupa rezeki, dan kenikmatan yang Allah berikan kepada pelaku jujur, dan balasan surga di akhirat kelak.

Sudah seharusnya sifat jujur ini menjadi identitas setiap umat Islam, karena sifat jujur ini sudah banyak dicontohkan oleh Rasulullah yang dapat kita lihat melalui sejarah beliau. Selain itu banyak ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kejujuran, diantara ayat-ayat al-Quran itu adalah sebagai berikut.

1. Surat At-Taubah Ayat 119

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (Q.S. At-Taubah: 119)

Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar bertaqwa, yaitu menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Kemudian Allah memerintahkan agar bersama dengan orang-orang yang benar. Artinya bahwa dalam mencari teman, kita juga harus memilih mana teman yang baik yang nantinya membawa kita kepada kebaikan dunia dan akhirat, dan mana teman yang menyesatkan. Jadikanlah orang baik sebagai teman dan tinggalkan orang yang menyesatkan.

Ibarat kata jika kita bergaul dengan orang baik, maka kita akan sedikit demi sedikit menyesuaikan diri dengannya, sebaliknya jika kita bergaul dengan orang jahat.

2. Surat Az-Zumar ayat 33

وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ

Artinya: Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Q.S. Az-Zumar: 33)

Orang yang bertaqwa menurut ayat ini adalah orang yang membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Cara membenarkannya yaitu dengan mengikuti jejak-jejak rasulullah, melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi semua yang dialarang oleh beliau. Karena secara hakekat, perkataan Rasulullah saw. yang saat ini disebut sebagai hadis itu merupakan perkataan (wahyu) Allah swt. Rasulullah dibimbing oleh Allah baik itu secara langsung atau melalui malaikat jibril. Sehingga perkataan dan perilaku beliau selalu terjaga dari hal-hal yang buruk.

3. Surat Al-Maidah Ayat 8

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلۡقِسۡطِۖ وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَ‍َٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعۡدِلُواْۚ ٱعۡدِلُواْ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. al-Maidah :8)

Menjadi adil dan jujur bagi diri sendiri saja sulit, apalagi menjadi adil dan jujur bagi orang lain. Sehingga perilaku adil dan jujur ini sudah selayaknya dilatih sejak kecil agar terbawa hingga dewasa.

Menjadi orang yang menegakkan kebenaran adalah dengan cara yang jujur dan adil, kita tidak bisa mengahakimi orang yang tidak bersalah hanya karena kebencian pribadi.

4. Surat An-Nahl Ayat 105

إِنَّمَا يَفۡتَرِي ٱلۡكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰذِبُونَ

Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta (Q.S. An-Nahl: 105)

Orang Islam yang berdusta atau melakukan kebohongan adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah swt. Boleh jadi di KTP yang dia miliki itu bertuliskan agama Islam, namun perilaku yang dia tampilkan tidak sesuai dengan ajaran Islam, sehingga dari sudut pandang manakah bisa dikatakan dia sebagai umat Islam? Kalau hanya sekedar KTP orang kafirpun bisa membuat KTP dengan label Islam.

5. Surat Al-Ankabut Ayat 3

وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ

Artinya: Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (Q.S. Al-Ankabut: 3)

Menjadi orang yang jujur itu sulit bahkan dalam kehidupan kita orang yang jujur dan baik biasanya disingkirkan, karena nanti akan menghalang mereka yang bersifat buruk dalam mencapai tujuan dengan cara berdusta. Sehingga untuk memperthanakan kejujuran dalam diri, butuh semacam kekuatan yang besar agar tetap istiqamah. Wallahu a'lam.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama