Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Perubahan Sosial dan Teori-teori Perubahan Sosial

Pengertian Perubahan Sosial dan Teori-teori Perubahan Sosial
Perubahan sosial biasa terjadi di masyarakat dengan berbagai latar belakang, baik itu latar belakang ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya. Untuk itu maka sebenarnya apa itu perubahan sosial? dan bagaiman teori-teori perubahan sosial?

Pengertian Perubahan Sosial


Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat ketidak sesuaian diantara unsur-unsur sosial yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Sebelum menganalisis lebih lanjut, berikut adalah beberapa defenisi tentang perubahan sosial yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi:

1. Kingsley Davis

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis yang menyebabkan terjadinya perubahan hubungan antara buruh dengan majikan, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik (Idianto Muin, 2006: 3).

2. Selo Soemarjan

Perubahan sosial adalah perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Idianto Muin, 2006: 4).

3. William F. Ogburn

William F. Ogburn berusaha memberikan sesuatu pengertian tertentu, walau tidak memberi defenisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan yang material maupun inmaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur inmaterial (Soerjono Soekanto, 2009: 262).

4. Gillin dan Gillin

Perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Secara singkat Samuel Koenig mengatakan bahwa perubahan social menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebaba ekstern (Soerjono Soekanto, 2009: 263).

Teori-teori Perubahan Sosial


Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi, dan sosiologi telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejalah wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Kondisi yang dimaksud antara lain: kondisi ekonomis, teknologis, geografis, dan biologis. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek kehidupan sosial lainnya. Beberapa Teori yang menjelaskan sebab terjadinya perubahan sosial antara lain sebagai berikut:

1. Teori evolusi (Evolutionary Theory)

Teori ini berpijak pada Teori evolusi Darwin dan dipengaruhi oleh pemikiran Herbert Spenser. Tokoh yang berpengaruh pada Teori ini adalah Emil Durkheim dan Ferdinan Tonnies.

Emil Durkheim (1858-1917) berpendapat bahwa perubahan karena evolusi memengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja.

Ferdinan Tonnies (1963) memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunya hubungan yang erat dan kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan yang terspesialisasi dan impersional. Tonnies tidak yakin bahwa perubahan-perubahan tersebut  selalu membawa kemajuan. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tetentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat (Soerjono Soekanto, 2009: 269).

2. Teori konflik

Masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang terus-menerus diantara unsur-unsurnya. Teori konflik melihat bahwa setiap elemen memberikan sumbangan terhadap disintegrasi sosial. Teori konflik menilai keteraturan yang terdapat dalam masyarakat itu hanyalah disebabkan karena adanya tekanan atau pemaksaan kekuasaan dari atas oleh golongan yang berkuasa (Fatima Tola, 2007: 23).

3. Menurut Lauer, terdapat dua teori utama pola perubahan sosial, yaitu teori siklus dan teori perkembangan. Teori siklus melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesaman atau kemiripan dengan apa yang terjadi sebelumnya. Di dalam pola perubahan ini tidak nampak batas-batas antara pola hidup primitive, tradisional, dan modern. Sedangkan pada Teori perkembangan percaya bahwa perubahan dapat diarahkan kesuatu titik tujuan tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional kemasyarakat modern yang kompleks (Kun Maryati, 2006: 7).

4. Teori ketergantungan

Teori ini melihat bahwa ada ketergantungan secara ekonomi negara-negara dunia ketiga terhadap negara-negara industri. Negara-negara dunia ketiga membutuhkan pinjaman dan investasi dari negara-negara industri. Ketika Negara industry berkembang, Negara dunia ketiga semakin terbelakang dengan proses kolonialisme dan neokolonialisme. Relasi yang tidak sehat antara Negara-negar dunia ketiga dengan Negara-negar industry pada titik tertentu akan berdampak pada peningkatan kemiskinan dinegara-negara dunia ketiga (Kun Maryati, 2006: 9).

Posting Komentar untuk "Pengertian Perubahan Sosial dan Teori-teori Perubahan Sosial"