Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bapak Kimia Modern: Jabir Ibnu Hayyan dan kontribusinya pada dunia

 Bapak Kimia Modern: Jabir Ibnu Hayyan dan kontribusinya pada dunia
Kimia adalah ilmu alam yang mempelajari struktur materi, perubahan kimiawi yang terjadi dalam keadaan tertentu dan keteraturan yang dapat ditarik darinya.

Ilmuan Muslim telah banyak mempelajari dan memperdalam pengetahuan mereka terkait dengan ilmu pengetahuan kimia. Sayangnya penelitian dan kontribusi mereka hanya digunakan untuk diteliti dan dikembangkan lebih lanjut, namun nama mereka banyak yang di sembunyikan, sehingga kebanyakan yang kita temui nama mereka berada dalam cerita fiksi semata. Seakan kebenaran tentang mereka tidak muncul dipermukaan dalam bentuk ilmiah. Bahkan ilmuan-ilmuan Islam namanya diganti agar kebarat-baratan, karena saat ini citra orang-orang arab dan umat Islam sengaja dibuat agar menjadi buruk.

Kimia dan Alkimia


Istilah 'alkimia' umumnya digunakan saat berbicara tentang jenis kimia yang diduga belum dipraktekkan seperti yang kita lakukan saat ini.

'Ordinall of Chemistry' menyatakan bahwa kimia sebagai ilmu pengetahuan berasal dari sekitar abad ke-17 dan ke-18. Dibandingkan dengan standar sekarang, kimia tidak akan dipraktekkan secara ilmiah sebelum itu. Ini berarti bahwa ahli kimia pada waktu itu tidak secara khusus mencari penjelasan kritis tentang gejala kimia. Ilmuwan pra-abad ke-17 disebut 'alkimia'.

Beberapa ilmuwan membalas pendapat dunia ini. Beberapa fakta menunjukkan bahwa para ilmuwan Muslim tidak hanya berkontribusi pada apa yang disebut sebagai alkimia. Eric John Holmyard, sejarawan terkenal, ahli kimia dan Arabis, memastikan bahwa klaim ilmuwan yang tidak masuk akal seperti Berthelot (seorang ahli kimia Prancis) tidak benar.

Dalam 'Makers of Chemistry' dia menguraikan perkembangan kimia dari awal sampai zaman modern. Dalam karya ini, dia menyatakan bahwa kimia Islam sebenarnya adalah dasar kimia modern. Dia juga mengungkapkan tentang beberapa ilmuwan Muslim, termasuk ahli kimia yang paling terkenal: Jabir Ibn Hayyan atau dalam dunia barat dikenal sebagai Geber.

Profil Singkat Bapak Kimia Modern (Jabir)


Nama lengkapnya Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan, yang lebih dikenal dengan nama Jabir (Geber), lahir sekitar tahun 721 dan meninggal sekitar 815 di desa Tus (sekarang di Iran), tumbuh dalam keluarga dimana kimia belum diketahui. Ayahnya adalah seorang apoteker, sehingga kemungkinan besar menjadi penyebab awal minatnya dalam mempelajari dan meneliti tentang kimia.

Ayah Jabir kemudian dieksekusi karena perjuangan politik waktu itu, yang memaksanya untuk melarikan diri ke kota Kufah. Kota ini kemudian diperintah oleh khalifah Abbasiyah Harun al-Rashid.

Jabir dapat mempraktikkan sains di tingkat tertinggi berkat hubungannya dengan Barmakids (keluarga Persia berpengaruh yang menasihati khalifah Abbasiyah pertama).

Jabir Fokus Melakukan eksperimen


Jabir Ibn Hayyan adalah salah satu ilmuwan Muslim terbesar yang tidak bisa diragukan kebenarannya. Holmyard secara sah menamai dia 'Bapak Kimia'. Menurut Holmyard, salah satu aspek fundamental yang disampaikan Jabir adalah perkembangan sisi praktis kimia yaitu melakukan eksperimen. Bereksperimen memisahkan sains seperti yang dipraktikkan oleh umat Islam dari tradisi spekulasi Yunani Kuno. Jabir menekankan pentingnya bereksperimen sebagai berikut: 'Yang paling penting dalam kimia adalah Anda harus melakukan pekerjaan praktis dan melakukan eksperimen, karena yang tidak melakukan pekerjaan praktis dan tidak melakukan eksperimen tidak akan pernah mencapai tingkat penguasaan, hanya sedikit.'

Kontribusi Jabir Pada Dunia Kimia


Perhatian Jabir terhadap presisi membuatnya dapat menciptakan timbangan yang bisa menimbang dengan akurasi 1/6 gram. Baginya, bereksperimen dengan materi berarti ia bisa mencampur, memanaskan, mendinginkan, menggiling, memanggang dan mengaduk berbagai zat. Kalau dilihat tempat kerja tradisional yang disebut sebagai 'alkemis' terlihat sangat mirip dengan yang kita sebut laboratorium kimia hari ini.

Untuk melakukan eksperimennya secara akurat, ia merancang berbagai jenis alat-alat praktek kimia seperti retort. Eksperimennya dengan berbagai proses kimia memungkinkannya untuk memicu reaksi seperti pengurangan (reaksi yang melibatkan perolehan elektron), kalsinasi (oksidasi melalui pemanasan, misalnya pembakaran kapur) dan mungkin yang paling penting dalam penelitiannya adalah distilasi atau penyulingan.

Dengan menggunakan alembik buatannya, dia menciptakan cara sederhana untuk melakukan penyaringan. Alembik adalah konstruksi sederhana dari dua botol yang dihubungkan oleh sebuah tabung. Salah satu botol dipanaskan dan menyebabkan cairan di dalamnya meresap dan menetes ke bawah melalui tabung. Alembik kemudian digunakan untuk memperbaiki minyak mineral menjadi minyak tanah yang bisa digunakan sebagai lampu minyak.

Pengembangan Kimia Modern


Sepuluh abad sebelum John Dalton (fisikawan Inggris dan ahli kimia yang dikenal melalui teori atom dan teori molekulnya), Jabir telah menciptakan alat untuk melihat partikel-partikel terkecil yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, dengan tidak menghilangkan sedikitpun karakteristik asli partikel-partikel tersebut.

Jabir juga mengidentifikasi banyak zat baru. Dalam penelitiannya ia menemukan asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan asam nitrat. Penemuan ini terbukti sangat penting bagi kimia modern, bahkan menjadi penting bagi industri kimia saat ini.

Jabir juga meletakkan dasar dalam apa yang sekarang kita kenal sebagai tabel periodik Mendeleev. Dia mencoba membuat tabel untuk mengklasifikasikan unsur kimia, seperti tabel Mendeleev. Jaber terinspirasi dari gagasan ilmuan Yunani Kuno yang mengklasifikasikan unsur-unsur terdalam dalam berbagai logam, non-logam dan zat yang dapat disuling. Dari penelitiannya itu, sehingga entah bagaimana mejanya menyerupai tabel unsur periodik modern.

Posting Komentar untuk " Bapak Kimia Modern: Jabir Ibnu Hayyan dan kontribusinya pada dunia"