Kitab suci yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, antara lain dinamai Al-Kitab dan Al-Qur’an, walaupun penerima dan masyarakat pertama yang ditemuinya tidak mengenal baca tulis, ini semua dimaksudkan agar mereka dan generasi berikutnya membacanya. Fungsi utama Al-Kitab adalah memberikan petunjuk. Hal ini tidak dapat terlaksana tanpa membaca dan memahaminya. (M. Quraish Shihab, Lentera Hati; 2007)
Al-Qur’an adalah kitab Allah SWT, yang diturunkan kepada ummat manusia melalui Nabi Muhammad SAW, sebagai petunjuk dan pedoman dalam hidup. Al-Qur’an sejak diturunkannya sampai saat ini belum bisa ditandingi oleh bacaan manapun. Isi kandungan yang terdapat di dalam Al-Qur’an mencakup keseluruhan kehidupan yang ada di alam jagat raya ini. Al-Qur’an merupakan kitab dengan kesusastraan yang tinggi dan indah, saking indahnya bacaan Al-Qur’an membuat setiap yang mendengar akan bergetar hatinya.
M. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur’an mengatakan bahwa, Al-Qur’an secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia.
Bacaan sempurna berarti tidak ada satu kata atau kalimat yang cacat di dalam Al-Qur’an, sehingga Al-Qur’an dimuliakan oleh ummat manusia. Kemuliaan Al-Qur’an selalu dijaga oleh Allah SWT, sehingga tiada satu manusiapun yang dapat merubah arti dari Al-Qur’an, atau mengurangi dan menambahkan isi Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman.
Keterlibatan manusia dalam menjaga keutuhan Al-Qur’an dengan cara Allah memberi kemampuan kepada manusia untuk meyakini Al-Qur’an sebagai kitabullah kemudian mempelajari dan menghafalnya, sehingga jika ada diantara manusia yang ingin merubah walaupun satu huruf maka, dapat diketahui dan diperbaiki oleh manusia lainnya (yaitu orang-orang yang memiliki ilmu Al-Qur’an).
Quraish Shihab dalam bukunya menambahkan bahwa tiada bacaan seperti Al-Qur’an yang diatur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, dimana tempat yang terlarang atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai kepada etika membacanya.
Segala yang ada di dalam Al-Qu’an telah diatur dengan aturan yang termaktub di dalamnya. Aturan-aturan yang ada di dalam Al-Qur’an mengingatkan manusia tentang kehidupan di dunia yang sementara ini. Al-Qur’an diatur cara membacanya, sama halnya dengan manusia, dimana manusia punya aturan atau hukum baik itu buatan Tuhan (dalam kitab-kitab-Nya) atau aturan yang dibuat oleh manusia (berasal dari pengetahuan manusia dan ilmu hikmah). Sehingga dalam menjalani hidup ini manusia diatur dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan, sekali manusia melangkah keluar dari ketetapan itu maka, manusia akan celaka.
Al-Qur’an sebagai ilmu pengetahuan telah mengilhami para ilmuan dalam mengahsailkan karya-karyanya yang telah dimanfaatkan oleh umat manusia. Banyak pengetahuan yang terpendam di dalam Al-Qur’an yang belum bisa digali keberadaannya, hanya sebagian kecil yang sudah diungkapkan dan dimanfaatkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Prinsip dasar pengetahuan yang diturunkan Allah kepada manusia dijelaskan dalam wahyu yang pertama diturunkan kepada Rosulullah SAW.
Al-Qur’an adalah kitab Allah SWT, yang diturunkan kepada ummat manusia melalui Nabi Muhammad SAW, sebagai petunjuk dan pedoman dalam hidup. Al-Qur’an sejak diturunkannya sampai saat ini belum bisa ditandingi oleh bacaan manapun. Isi kandungan yang terdapat di dalam Al-Qur’an mencakup keseluruhan kehidupan yang ada di alam jagat raya ini. Al-Qur’an merupakan kitab dengan kesusastraan yang tinggi dan indah, saking indahnya bacaan Al-Qur’an membuat setiap yang mendengar akan bergetar hatinya.
M. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur’an mengatakan bahwa, Al-Qur’an secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia.
Bacaan sempurna berarti tidak ada satu kata atau kalimat yang cacat di dalam Al-Qur’an, sehingga Al-Qur’an dimuliakan oleh ummat manusia. Kemuliaan Al-Qur’an selalu dijaga oleh Allah SWT, sehingga tiada satu manusiapun yang dapat merubah arti dari Al-Qur’an, atau mengurangi dan menambahkan isi Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَفِظُوْنَ
Terjemahan: “Sesungguhnya kamilah (Allah bersama Jibril yang diperintahkan-Nya) menurunkan Al-Qur’an, dan kami (yakni Allah dengan keterlibatan manusia) yang memeliharanya”. (QS Al-Hijr : 9).
Keterlibatan manusia dalam menjaga keutuhan Al-Qur’an dengan cara Allah memberi kemampuan kepada manusia untuk meyakini Al-Qur’an sebagai kitabullah kemudian mempelajari dan menghafalnya, sehingga jika ada diantara manusia yang ingin merubah walaupun satu huruf maka, dapat diketahui dan diperbaiki oleh manusia lainnya (yaitu orang-orang yang memiliki ilmu Al-Qur’an).
Quraish Shihab dalam bukunya menambahkan bahwa tiada bacaan seperti Al-Qur’an yang diatur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, dimana tempat yang terlarang atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai kepada etika membacanya.
Segala yang ada di dalam Al-Qu’an telah diatur dengan aturan yang termaktub di dalamnya. Aturan-aturan yang ada di dalam Al-Qur’an mengingatkan manusia tentang kehidupan di dunia yang sementara ini. Al-Qur’an diatur cara membacanya, sama halnya dengan manusia, dimana manusia punya aturan atau hukum baik itu buatan Tuhan (dalam kitab-kitab-Nya) atau aturan yang dibuat oleh manusia (berasal dari pengetahuan manusia dan ilmu hikmah). Sehingga dalam menjalani hidup ini manusia diatur dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan, sekali manusia melangkah keluar dari ketetapan itu maka, manusia akan celaka.
Al-Qur’an sebagai ilmu pengetahuan telah mengilhami para ilmuan dalam mengahsailkan karya-karyanya yang telah dimanfaatkan oleh umat manusia. Banyak pengetahuan yang terpendam di dalam Al-Qur’an yang belum bisa digali keberadaannya, hanya sebagian kecil yang sudah diungkapkan dan dimanfaatkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Prinsip dasar pengetahuan yang diturunkan Allah kepada manusia dijelaskan dalam wahyu yang pertama diturunkan kepada Rosulullah SAW.
إِقْرَاْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ. خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقَ. إِقْرَأْ وَرَبُّكَ الأَكْرَمُ. الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الإِنْسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ
Terjemahan: "Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu, yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari a’laq. Bacalah dan tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan pena, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya". (QS Al-‘Alaq : 1-5).
Kata iqro’, dalam ayat pertama surat Al-‘alaq, menyeru kepada manusia untuk membaca. Membaca dalam arti yang luas, bukan sekedar membaca buku atau membaca bacaan lainnya, namun membaca di sini berarti membaca segala yang berada di alam semesta ini selama itu bermanfaat bagi manusia. Quraishihab memberi pengetian tentang kata Iqro’ dengan arti bacalah, lihatlah, dalamilah, telitilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak.
Kata iqro’ tidak menentukan secara spesifik apa yang akan dibaca tetapi mencakup segala sesuatu yang dijangkau oleh kemampuan manusia. Allah memberi kemampuan berupa pengetahuan kepada manusia itu terbatas. Namun dengan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia itulah membuat menusia terus mengasah pengetahuan yang dia miliki. Manusia terus melakukan riset dan percobaan baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan kejadian-kejadian yang ada di alam semesta. Hal ini disinggung dalam Al-Qur’an.
قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
Terjemahan: “Perhatikanlah apa yang terdapat di langit dan di bumi ...” (QS Yunus : 101)
Surat yunus ayat ke 101 menyerukan manusia untuk memperhatikan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Manusia terinspirasi dari burung yang terbang untuk membuat pesawat, manusia terinspirasi dari hewan berkaki empat yang berjalan di atas muka bumi sehingga manusia menciptakan kendaraan mobil, motor atau kereta, dan masih banyak lagi inspirasi lain dari langit dan bumi sehingga manusia bisa membuat hal-hal baru di atas muka bumi.
Ilmu kedokteran, psikologi, pendidikan, politik, ekonomi, sosial kemasyarakatan, sejarah, hukum dan ilmu-ilmu lainnya dijelaskan di dalam Al-Qur’an, tinggal bagaimana manusia menafsirkan dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang ada di dalam Al-Qur’an sesuai dengan kebutuhannya dengan tujuan akhir yaitu mengabdi kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.