Ketentuan dan Tata Cara Khutbah Jumat Menurut Islam

Ketentuan dan Tata Cara Khutbah Jumat Menurut Islam
Khutbah, merupakan kata yang sudah tidak asing bagi telinga kita. Setiap Jumat kita dapat mendengar khutbah Jumat. Pada saat hari raya, baik itu hari raya idul fitri maupun idul adha kita juga mendengarkan khutbah.

Pengertian Khutbah Jumat


Khutbah yaitu ajakan dengan menyeru orang lain agar meningkatkan kualitas ketakwaan dan keimanannya dengan cara menyampaikan pesan keagamaan sesuai rukun dan syarat tertentu. Dalam Islam kita mengenal berbagai khutbah, yaitu khutbah salat Jumat, khutbah dua salat Id, khutbah dua salat gerhana, khutbah nikah, khutbah salat istiska, dan empat khutbah pada ibadah haji (menurut Mazhab Syafi’i). Khutbah yang akan dibahas kali ini adalah khutbah Jumat.

Khutbah Jumat adalah khutbah yang disampaikan pada hari Jumat saat berlangsung salat Jumat. Menurut jumhur ulama khutbah Jumat termasuk syarat dan rukun bagi sahnya salat Jumat. Permulaan salat Jumat sesungguhnya ketika khatib naik mimbar untuk menyampaikan khutbah Jumat. Dengan demikian, penyampaian khutbah Jumat terkait dengan pelaksanaan salat Jumat sehingga kedudukannya sangat penting.

Saat khutbah berlangsung jamaah salat Jumat harus tenang mendengarkan materi khutbah dari khatib. Kita dilarang bercakap-cakap, baik dilakukan dengan keras maupun pelan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadis berikut.

Artinya: Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi saw. telah berkata, "Jika engkau katakan diam kepada temanmu pada hari Jumat sewaktu imam berkhutbah, sesungguhnya telah sia-sia Jumatmu." (H.R. Bukhari)

Ketentuan Khutbah Jumat


Khutbah Jumat disampaikan oleh seorang khatib secara monolog. Khatib menyampaikan materi khutbah kepada para jamaah, sedangkan jamaah cukup mendengarkan dengan hidmat tanpa diberi kesempatan untuk melakukan tanya jawab. Ketika khutbah disampaikan, semua jamaah harus hidmat dan tenang sehingga materi khutbah dapat didengarkan dengan baik.

Dalil yang menyebutkan tentang tata cara khutbah antara lain seperti disampaikan oleh Jabir bin Samurah dalam hadis berikut ini.

Artinya: Rasulullah saw. berkhutbah sambil berdiri. Beliau duduk di antara keduanya, kemudian membacakan beberapa ayat Al-Quran, memperingatkan, dan menakuti manusia. (H.R. Muslim)

Seorang khatib dalam menyampaikan khutbah Jumat harus memenuhi syarat dan rukun tertentu sebagai berikut.

Syarat Khotib Jumat


Syarat khutbah yaitu hal-hal yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan khutbah. Syarat khutbah dibagi menjadi syarat khatib dan syarat pelaksanaan khutbah. Syarat-syarat khatib yaitu muslim, laki-laki, dan telah balig, taat beribadah, sehat akal pikirannya, tidak suka berbuat tercela dan berbuat dosa, suci dari hadas dan najis, baik badan maupun pakaiannya, dan menutup aurat.

Syarat Khutbah Jumat


Seorang khatib yang telah memenuhi syarat, boleh menyampaikan khutbah Jumat. Khutbah Jumat disampaikan dalam dua bagian, yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua. Kedua khutbah dilaksanakan secara berangkai. Syarat-syarat khutbah sebagai berikut.

  1. Waktu khutbah Jumat dimulai setelah masuk waktu zuhur, yaitu setelah tergelincirnya matahari.
  2. Khutbah disampaikan dengan cara berdiri, jika khatib mampu.
  3. Duduk di antara dua khutbah.
  4. Khutbah disampaikan dengan suara keras dan jelas sehingga dapat didengar oleh para jamaah.
  5. Khutbah disampaikan secara tertib.

Rukun Khutbah Jumat


Rukun khutbah berarti ketentuan yang harus dipenuhi oleh khatib ketika khutbah berlangsung sehingga khutbahnya dianggap sah. Rukun khutbah yaitu; membaca hamdalah, membaca syahadat tauhid dan rasul, membaca salawat kepada Nabi Muhammad, mengajak bertakwa kepada jamaah dan menyampaikan ajaran Islam, membaca ayat Al-Qur’an dalam salah satu khutbah (lebih utama dalam khutbah pertama), berdoa memohonkan ampunan untuk kaum muslimin dalam khutbah kedua.

Agar khutbah Jumat sah, khatib harus memenuhi rukun khutbah di atas. Untuk lebih sempurna, perhatikan pula amalan-amalan sunah sebagai berikut.

Sunah Khutbah


Sunah khutbah antara lain sebagai berikut.

  1. Khatib duduk dahulu setelah salam pembuka sehingga muazin selesai azan.
  2. Khutbah hendaknya dilakukan di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi.
  3. Memulai khutbah dengan mengucapkan salam.
  4. Khutbah disampaikan dengan bahasa yang jelas, sederhana, tidak terlalu panjang, dan tidak terlalu pendek.
  5. Khatib menghadap ke arah jamaah.
  6. Membaca Surah al-Ikhlas sewaktu duduk di antara dua khutbah.
  7. Tertib dalam menjalankan rukun-rukun khutbahnya.
  8. Khatib segera turun setelah khutbah selesai disampaikan, baru kemudian ikamat.

Tata Cara Khutbah Jumat


Tata cara khutbah jumat meliputi persiapan khutbah dan pelaksanaan/prkatik khutbah jumat.

Persiapan Khutbah


Kita sering menemukan saat khatib menyampaikan khutbah, jamaah tidak hidmat mendengarkan materi yang disampaikan. Misalnya dengan bergurau atau berbicara dengan sesama jamaah. Bahkan, kadang para jamaah mengantuk dan tidak semangat untuk mendengarkan penjelasan khatib. Agar keadaan tersebut tidak terjadi, seorang khatib perlu melakukan cara-cara tertentu sehingga khutbah menjadi menarik, namun tetap sesuai dengan ketentuan syariat. Oleh karena itu, khatib perlu melakukan persiapan-persiapan tertentu sebagai berikut.

1. Persiapan Jasmaniah

Khatib hendaknya menjaga kondisi jasmaninya sehingga khutbah dapat disampaikan dengan baik. Kondisi khatib yang sedang tidak sehat menyebabkan penampilan dan penyampaian khutbah menjadi kurang meyakinkan. Sebaliknya, kondisi tubuh yang sehat dapat mendukung penyampaian khutbah.

2. Persiapan Rohaniah

Persiapan rohaniah khatib berarti menyiapkan kondisi mentalnya. Seorang khatib hendaknya memiliki kesiapan mental yang bagus saat berkhutbah. Khatib harus berpembawaan tenang, tidak mudah marah, dan gelisah, serta berbagai sikap baik lainnya. Kondisi rohaniah khatib juga sangat mempengaruhi kesempurnaan penyampaian khutbah, selain kondisi jasmaninya.

3. Persiapan Materi Khutbah

Untuk mendukung penampilan pada saat berkhutbah, khatib harus mempersiapkan materi khutbah. Kondisi fisik dan rohaniah yang prima masih perlu didukung oleh materi yang menarik. Oleh karena itu, khatib harus mempersiapkan materi khutbah dengan baik. materi khutbah dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut.

  • Menentukan atau membuat tema atau topik khutbah. Topik khutbah sebaiknya bersifat aktual agar menarik perhatian jamaah.
  • Membuat sistematika materi khutbah.
  • Membahas materi khutbah secara kontekstual dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi waktu bersangkutan.
  • Penguasaan materi yang cukup.
  • Menghimpun dalil sesuai materi khutbah.
  • Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Pelaksanaan Kkhutbah


Untuk meningkatkan pemahaman tentang ketentuan khutbah Jumat, kita perlu mengetahui urutan-urutan khutbah khutbah Jumat berikut ini.

1. Khatib berdiri dan mengucapkan salam.

2. Ketika azan berkumandang, khatib duduk sambil mendengarkannya.

3. Khutbah dimulai dengan mengucapkan hamdalah.

4. Membaca dua kalimat syahadat.

5. Membaca salawat Nabi Muhammad, misalnya sebagai berikut.

6. Menyampaikan wasiat takwa, misalnya dengan mengucapkan kata berikut ini.

Setelah mengajak bertakwa kepada Allah swt., khatib membacakan beberapa ayat Al-Quran yang berisi perintah untuk bertakwa kepada-Nya. Menurut beberapa ulama wasiat takwa dapat juga dengan ucapan lainnya yang berupa peringatan kebaikan kepada para jamaah.

7. Menjelaskan materi khutbah dengan membaca ayat-ayat Al-Quran dan hadis Rasulullah.

8. Mengakhiri khutbah dengan kesimpulan dan mengajak untuk meningkatkan ketakwaan.

Setelah khutbah pertama ditutup, khatib duduk sejenak. Khatib berdiri kembali untuk menyampaikan khutbah kedua. Urutan khutbah kedua sebagai berikut.

1. Menyampaikan pembukaan khutbah kedua. Khatib membaca salah satu ayat-ayat Al-Quran. Hukum membacanya wajib jika saat khutbah pertama belum dibacakan. Jika saat khutbah pertama sudah dibacakan, hukumnya menjadi sunah.

2. Mendoakan kaum muslimin. Contoh doa untuk kaum muslimin sebagai berikut.

Artinya: Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat yang masih hidup di antara mereka maupun yang sudah mati.

3. Menutup khutbah. Setelah doa dimohonkan, kita mengingatkan kepada jamaah dengan mengucapkan bacaan yang artinya: "Para hamba Allah! Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang berbuat keji, mungkar, dan permusuhan. D ia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. D an sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (pahalanya)."

4. Khatib mengucap salam sambil mempersiapkan turun dari mimbar. Jika khatib telah turun, muazin segera mengumandangkan ikamat.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama