Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Pembangunan Ekonomi: Aliran Klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik, dan Post Keynesian

Teori Pembangunan Ekonomi: Aliran Klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik, dan Post Keynesian
Sudah sejak lama yaitu sejak beradab-abad yang lalu, perhatian utama masyarakat dunia dalam bidang ekonomi tertuju pada bagaimana mempercepat tingkat peengembangan ekonimi. Hal inilah yang kemudian melahirkan beragam teori dari berbagai ahli ekonomi.

Secara garis besar teori pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dapat digolongkan sebagai "mahsab analitis" yang menekankan kepada teori yang bisa mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan konsisten tetapi sering bersifat abstrak dan kurang menekankan kepada sisi empiris historisnya. Yang termasuk dalam golongan ini adalah golongan Klasik, dan Neo Klasik.Yang kedua adalah "mahsab histories" yang menekankan proses pembangunan didasarkan pada proses pentahapannya. Yang termasuk dalam golongan kedua ini diantaranya adalah Karl Marx dan Rostow. Menurut penggolongan lain, teori pembangunan ekonomi dapat digolongkan menjadi lima golongan besar yakni aliran klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik dan Post Keynesian, yang pembahasannya adalah sebagai berikut.

Teori Pembangunan Ekonomi Aliran Klasik


Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permulaan abad ke 19 yaitu dimasa revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan ekonomi. Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan menurut alairan klasik ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan perekonomian akan mengalami kemacetan.

Menurut aliran ini bahwa meningkatnya tingkat keuntungan akan mendorong perkembangan investasi dan investasi (pembentukan capital ) akan menambah volume persediaan capital (capital stock). Keadaan ini akan memajukan tingkat teknologi dan memperbesar jumlah barang yang beredar sehingga tingkat upah naik, yang berarti meningkatnya tingkat kemakmuran penduduk. Tingkat kemakmuran akan mendorong bertambahnya jumlah penduduk sehingga mengakibatkan berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (law of diminishing return).

Tokoh-tokoh Aliran Klasik tersebut antara adalah Adam Smith, David Ricardo dan Thomas Robert Malthus yang masing-masing akan kita bahas berikut ini:

1. Adam Smith

Adam Smith adalah ahli Ekonomi Klasik yang paling terkemuka. Bukunya yang sangat terkenal berjudul An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations terbit tahun 1776. Ia meyakini berlakunya "doktrin hukum alam" dalam persoalan ekonomi. Ia menganggap setiap orang paling tahu terhadap kepentingannya sendiri sehingga sebaiknya setiap orang dibebaskan untuk mengejar kepentingannya demi keuntungannya sendiri. Ia penganut faham perdagangan bebas dan penganjur kebijakan pasar bebas. Pasar persaingan sempurna adalah mekanisme pencipta keseimbangan otomatis yang akan menciptakan maksimisasi kesejahteraan ekonomi.Menurutnya terdapat tiga unsur pokok sistem produksi, unsur-unsur tersebut adalah: sumber daya alam yang tersedia, jumlah penduduk dan stok barang modal

Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja. Pembagian kerja didasari oleh akumulasi capital yang berasal dari dana tabungan dan luas pasar. Luas pasar disni berfungsi untuk menampung hasil produksi sehingga dapat menembus perdagangan internasional. Perrtumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikan tingkat produktivitas tenaga kerja.

Proses Penumpukan Modal. Smith menekankan, penumpukan modal harus dilakukan terlebih dahulu daripada pembagian kerja. Smith menganggap pemupukan modal sebagai satu syarat mutlak bagi pembangunan ekonomi; dengan demikian permasalahan pembangunan ekonomi secara luasa adalah kemampuan manusia untuk lebih banyak menabung dan menanam modal. Dengan demikian tingkat investasi akan ditentukan oleh tingkat tabungan dan tabungan yang sepenuhnya diinvestasikan.

Agen Pertumbuhan, menurutnya para petani, produsen dan pengusaha, merupakan agen kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Fungsi ketiga agen tersebut saling berkaitan erat. Bagi Smith pembangunan pertanian mendorong peningkatan pekerjaan konstruksi dan perniagaan. Pada waktu terjadi surplus pertanian sebagai akibat pembangunan ekonomi, maka permintaan akan jasa perniagaan dan barang pabrikan meningkat pula; ini semua akan membawa kemajuan perniagaan dan berdirinya industri manufaktur. Pada pihak lain, pembangunan sektor tersebut akan meningkatkan produksi pertanian apabila petani menggunakan teknologi yang canggih. Jadi pemupukan modal dan pembangunan ekonomi terjadi karena tampilnya para petani, produsen dan pengusaha.

Menurut Smith, proses pertumbuhan ini bersifat komulatif (menggumpal). Apabila timbul kemakmuran sebagai akibat kemajuan di bidang pertanian, indusrtri manufaktur, dan perniagaan, kemakmuran itu akan mengarah pada pemupukan modal, kemajuan teknik, meningkatnya produk, perluasan pasar, pembagian kerja, dan kenaikan secara terus menerus. Dilain pihak naiknya produktifitas akan menyebabkan upah naik dan ada akumulasi kapital. Tetapi karena Sumber Daya Alam terbatas adanya, maka keuntungan akan menurun karena berlakunya hukum penambahan hasil yang semakin berkurang. Pada tingkat inilah perkembangan mengalami kemacetan.

Teori Adam Smith tidak luput dari kelemahan, kelemahannya adalah sbb:

# Pembagian masyarakat yang dilakukannya terlalu lugas sehingga mengabaikan peranan kelas menengah dalam memberikan daya dorong bagi pembangunan ekonomi.

# Alasan yang tidak adil bagi kegiatan menabung. Menurutnya yang dapat menabung hanyalah tuan tanah, kapitalis dan lintah darat, padahal yang sebenarnya golongan lain penerima pendapatan juga dapat melakukan kegiatan menabung.

# Persaingan sempurna tidak terdapat di dunia nyata

# Mengabaikan peran wiraswasta

# Asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner

2. David Ricardo

Tulisannya yang terkenal berjudul The Principles of Political Economy and Taxation yang terbit 1917.Teori Ricardo didasarkan pada asumsi; a)Seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum, b) Factor produksi tanah berlaku law of diminishing return, c) Persediaan tanah tetap, d) Permintaan gandum bersifat inelastic, e) Buruh dan modal adalah masukan yang bersifat variable, f) Keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu, g) Buruh dibayar pada tingkat upah minimal, h) Harga penawaran buruh tertentu dan tetap, i) Permintaan buruh tergantung pada pemupukan modal, j) Terdapat persaingan sempurna, k) Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.

Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat yaitu golongan capital, golongan buruh, dan golongan tuan tanah. Golongan kapital adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional. Golongan buruh merupakan golongan yang terbesar dalam masyarakat, namun sangat tergantung pada capital. Golongan tuan tanah merupakan golongan yang memikirkan sewa saja dari golongan kapital atas areal tanah yang disewakan.

David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk bertambah terus dan akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang jumlahnya atau semakin langka adanya. Akibatnya berlaku pula hukum tambahan hasil yang semakin berkurang. Disamping itu juga ada persaingan diantara kapitalis-kapitalis itu sendiri dalam mengolah tanah yang semakin kurang kesuburannya dan akibatnya keuntungan mereka semakin menurun hingga pada tingkat keuntungan yang normal saja.

Selain pandangannya yang kritis tentang pembangunan, teori Ricardo memiliki beberapa kelemahan yaitu; a) Mengabaikan pengaruh teknologi dalam mengarasi masalah diminishing return, b) tidak ada keadaan stasioner dengan keuntungan yang meningkat, produksi meningkat dan terjadi pemupukan modal, c) menganggap upah yang tidak akan meningkat karena pertambahan jumlah penduduk, d) kebijakan pasar bebas yang tidak pernah ada dalam realita, e) mengabaikan factor kelembagaan, f) tanah juga memproduksi selain gandum, g) menganggap modal dan buruh adalah koefisien yang tetap padahal keduanya adalah variable bebas, dan h) mengabaikan tingkat suku bunga.

3. Thomas Robert Malthus

Menurut Thomas Robert Malthus tambahan permintaan tergantung kepada kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus. Namun, hal itu juga perlu diikuti oleh perkembangan unsur lain seperti turunnya biaya produksi dan kenaikan jumlah capital. Apabila jumlah produksi bertambah maka secara otomatis permintaan akan ikut bertambah pula karena pada hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.

Malthus menitikan perhatian pada “perkembangan kesejahteraan” suatu negara, yaitu pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan kesejakteraan suatu negara. Kesejahteraan suatu negara sebagian bergantung pada kuantitas produk yang dihasilkan oleh tenaga kerjannya, dan sebagian lagi pada nilai atas produk tersebut.

Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi, Menurut Malthus pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan ekonomi. Malahan, pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan ekonomi. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila pertumbuhan tersebut meningkatkan permintaan efektif. Rendahnya konsumsi atau kurangnya permintaan efektif yang menimbulkan persediaan melimpah, menurut Teori Malthus merupakan sebab utama keternbelakangan. Untuk pembangunan, negara harus memaksimalkan produksi di sektor pertanian dan sektor industri. Ini memerlukan kemajuan teknologi, pendistribusian kesejahteraan dan tanah secara adil, perluasan perdagangan internal dan eksternal, peningkatan konsumsi tidak produktif, dan peningkatan kesempatan kerja melalui rencana pekerjaan umum.

Malthus memiliki beberapa saran saran untuk pembangunan ekonomi, saran-sarantersebut adalah; a) harus adnya pertumbuhan berimbang antara sector pertanian dan sector industri, b) harus adanya upaya untuk menaikkan permintaan efektif dengan cara pendistribusian kesejahteraan dan pemilikan tanah secara lebih adil, dan c) perlunya melakukan perluasan perdagangan internal dan eksternal.

4. Arthur Lewis

Teorinya didasarkan pada anggapan adanya penawaran buruh yang tidak terbatas di negara terbelakang dengan upah subsisten. Pembangunan ekonomi berlangsung bila modal terakumulasi akibat peralihan buruh surplus dari sector subsisten ke sector kapitalis. Pembentukan modal tergantung pada surplus kapitalis.Surplus ini diinvestasikan kembali pada aktiva kapitalis baru. Pembentukan modal berlangsung dan lebih banyak orang dipekerjakan dari sector subsisten. Proses tersebut akan berlangsung sampai rasio buruh modal naik dan penawaran buruh menjadi tidak elastis. Pokok masalahnya adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam perekonomian dua sector yaitu; sector tradisional dengan produktifitas rendah dan sumber tenaga kerja yang melimpah, dan sector modern dengan produktifitas tinggi dan sebagai sumber akumulasi modal. Kemudian pembentukan modal bergantung pada surplus capital ( modal dibentuk dari laba yang dihasilkan oleh para kapitalis)

Menurutnya proses pertumbuhan ekonomi akan berakhir jika akibat pembentukan modal tidak ada lagi surplus buruh yang tersisa, dan sector kapitalis berkembang begitu cepat sehingga mengurangi secara absolute penduduk di sector subsisten

Teori Pembangunan Ekonomi Karl Marx


Karl Marx lahir pada thaun 1818 di Kota Trier JermanPemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh Darwin dan menggunakan gagasan ini untuk menjelaskan proses dialektik sejarah. Menurut Marx, masyarakat menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah dan yang menenukan tahapan-tahapan tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi.

Menurutnya berdasarkan sejarah, perkembangan masyarakat melalui 5 tahap :

1. Masayarakat kumunal primitive, yang masih menggunakan alat-alat produksi sederhana yang merupakan milik kumunal. Tidak ada surplus produksi di atas konsumsi.

2. Masyarakat perbudakan, adanya hubungan antar pemilik factor produksi dan orang-orang yang hanya bekerja untuk mereka. Para budak diberi upah sangat minim Mulai ada spesialisasi untuk bidang pertanian, kerajinan tangan dsb. Karena murahnya harga buruh maka minat pemilik factor produksi untuk memperbaiki alat-alat yang dimilikinya rendah. Buruh makin lama sadar dengan kesewenang-wenangan yang dialaminya sehingga menimbulkan perselisihan antara dua kelompok tersebut.

3. Masyarakat feodal, kaum bangsawan memiliki factor produksi utama yaitu tanah.. Para petani kebanyakan adalah budak yang dibebaskan dan mereka mengerjakan dahulu tanah milik bangsawan. Hubungan ini mendorong adanya perbaikan alat produksi terutama di sector pertanian. Kepentingan dua kelas tersebut berbeda, para feodal lebih memikirkan keuntungan saja dan kemudian mendirikan pabrik-pabrik. Banyak timbul pedagang-pedagang baru yang didukung raja yang kemudian membutuhkan pasar yang lebih luas. Perkembangan ini menyebakan timbulnya alat produksi kapitalis dan menghendaki hapusnya system fiodal. Kelas borjuis yang memilki alat-alat produksi menghendaki pasaran buruh yang bebas dan hapusnya tariff serta rintangan lain dalam perdagangan yang diciptakan kaum fiodal sehingga kemudian masyarakat tidak lagi munyukai system ini

4. Masyarakat kapitalis, hubungan produksinya didasarkan pada pemilikan individu masing-masing kapitalis terhadap alat-alat produksi. Kelas kapitalis mempekerjakan buruh . Keuntungan kapitalis membesar yang memungkinkan berkembangnya alat-alat produksi. Perubahan alat yang mengubah cara produksi selanjutnya menyebabkan perubahan kehidupan ekonomi masyarakat. Perbedaan kepentingan antara kaum kapitalis dan buruh semakin meningkat dan mengakibatkan perjuangan kelas

5. Masyarakat sosialis, kepemilikan alat produksi didasarkan atas hak milik sosial. Hubungan produksi merupakan hubungan kerjasama dan saling membantu diantara buruh yang bebas unsur eksploitasi. Tidak ada lagi kelas-kelas dalam masyarakat.

Marx meramalkan keruntuhan system kapitalis. Menurutnya runtuhnya kapitalisme terjadi karena adanya

1. Konsentrasi , penggabungan perusahaan-perusahaan agar tidak bangkrut karena persaingan dalam masyarakat kapitalis

2. Akumulasi yang menyebabkan perbedaan kaya miskin semakin lebar

3. Kesengsaraan, karena kemiskinan semain luas

4. Krisis, karena daya beli masyarakat semakin berkurang karena pendapatan buruh semakin berkurang, sehingga terjadilah kelebihan produksi atas konsumsi (over production). Harga barang-barang merosot dan produksi terpaksa ditahan.

Akibat hal di atas daya beli masyarakat terus merosot yang mengakibatkan over produksi, harga barang merosot, produksi ditahan, banyak pabrik yang ditutup sehingga terjadilah krisis

Menurut Karl Marx masyarakt menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah dan yang menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan juga hubungan-hubungan produksi yang telah dijelaskan di atas,namun sejarah telah membuktikan bahwa periode evolusi yang dikemukakan oleh Mrx ternyata keliru. Tidak ada masa dalam sejarah masyarakat yang melalui tahapan evolusi sebagaimana yang dikemukakan Marx. Sebaliknya sebagaimana system yang diyakini oleh Marx terjadi melalui serangkaian tahapan tertentu, malah dapat terjadi dalam waktu bersamaan dan dalam masyarakat yang sama pula di saat satu wilayah dari suatu Negara sedang mengalami system yang menyerupai masyarakat fiodal, system kapitalis berlaku di wilayah lainnya dalam Negara yang sama. Jadi pernyataan bahwa tahapan dari satu system ke system berikutnya mengiuti pola evolusi sebagaimana yang dikemukakan oleh Marx dan teori evolusi tidak dapat dibuktikan sama sekali.

Teori Pembangunan Ekonomi Neo Klasik


Teori ini berkembang pada pertengahan tahun 1950 an. Analisis pertumbuhan ekonominya didasarkan pada pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik. Perintis teori ini adalah Robert Solow dan travor Swan. Pendapatnya mengenai perkembangan ekonomi adalah sebagai berikut :

# Adanya akumulasi capital merupakan factor penting dalam perkembangan ekonomi

# Perkembangan tersebut merupakan proses yang gradual

# Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif

# Merupakan aliran yang optimis terhadap perkembangan ekonomi

# Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut

Menurut teori ini tingkat bunga dan tingkat pendapatan akan menentukan tingginya tingkat tabungan.Pada suatu tingkat teknik tertentu, tingkat bunga akan menentukan investasi, jika kesempatan untuk investasi bertambah ( misalnya karena kemajuan teknologi), tambahnya permintaan untuk investasi menyebabkan tingkat bunga naik yang selanjutnya meningkatkan jumlah tabungan. Adanya kenaikan investasi tersebut menyebabkan harga-harga barang naik.

Kenaikan harga-harga dan tingkat bunga menyebabkan investasi terbatas hanya pada proyek-proyek dengan tingkat keuntungan terbesar dan akhirnya permintaan investasi berkurang sehingga tingkat bunga dan harga barang capital turun kembali. Jika tingkat bunga sangat rendah sedemikian rupa maka tidak ada orang yang mau menabungJika keadaan tersebut terjadi maka akumulasi capital berakhir dan perekonoian mengalami keadaan yang statis.Agar tidak mengalami hal tersebut maka kondisi full employment harus tetap dijaga dengan mengadakan proyek-proyek pekerjaan umum.

Kemajuan teknologi (penemuan-penemuan baru yang mengurangi penggunaan tenaga buruh) juga merupakan pendorong kenaikan pendapatan nasional. Mereka yakin bahwa manusia mampu untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan akibat habisnya sumber daya alam.Hal lain lagi yang dianggap penting untuk pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan untuk menabung. Kalau tidak ada tabungan, kemajuan teknologi yang baru belum dapat digunakan.

Menurut Neo Klasik, tingkatan perkembangan ekonomi yang dialami suatu negara melalui beberapa tahap :

# Mula-mula negara meminjam capital dan disebut sebagai debitur yang belum mapan

# Setelah dapat menghasilkan dengan capital pinjaman tersebut, negara itu membayar deviden dan bunga atas pinjaman yang dilakukan. Pada tingkat ini belum dibayar pokok pinjaman capital

# Setelah penghasilan meningkat terus, sebagian penghasilan digunakan untuk melunasi hutang dan sebagian dipinjamkan ke negara lain yang membutuhkan.. Negara berada dalam tingkat debitur yang sudah mapan ( mature debtor)

# Negara dapat menerima bunga dan deviden lebih besar daripada yang dibayar, jadi ada surplus. Dengan kata lain hutangnya semakin sedikit dan piutangnya semakin besar. Negara tersebut sampai pada tingkatan kreditur yang belum mapan (immature creditor)

# Negara melulu hanya menerima deviden dan bunga dari negara lain. Negara sampai pada tingkat kreditur yang sudah mapan (mature creditor).

Teori Pembangunan Ekonomi Schumpeter


Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dalarn bukunya yang berbahasa Jerman pada tahun 1911 yang pada tahun 1934 diterbitkan dalam Bahasa Inggris dengan judul The Theory of Economic Development. Kemudian dia mengulas teorinya lebih dalam mengenai proses pembangunan dan faktor utama yang menentuka pembangunan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1939 dengan judul Business Cycle

Salah satu pendapat Schumpeter yang menjadi landasan teori pembangunan adalah adanya keyakinan bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun, Schumpeter meramalkan bahwa dalam jangka panjang sistem kapitalisme akan mengalami kemacetan (Satagnasi). Pendapat ini sama dengan pendapat kaum Klasik.

Menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau pengusaha. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh para Pengusaha (entrepreneurs). Dan kemajuan ekonomi tersebut dapat dimaknai sebagai peningkatan output total masyarakat.

Dalam mernbahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi, meskipun keduanya merupakan sumber peningkatan output masyarakat. Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi, tanpa adanya perubahan dalam “teknologi” produksi itu sendiri. Misalnya, kenaikan output yang disebabkan oleh pertumbuhan stok modal ataupun penambahan faktor-faktor produksi tanpa tanpa adanya perubahan pada teknologi produksi yang lama.

Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh adanya inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha(entrepreneurs.). Inovasi disini bukan hanya berarti perubahan yang “radikal” dalam hal teknologi, inovasi dapat juga direpresentasikan sebagai penemuan produk baru, pembukaan pasar baru, dan sebagainya. Inovasi tersebut nienyangkut perbaikan kuantitatif dan sistem ekonomi itu sendiri yang bersumber dari kreativitas para pengusahanya.

Menurut Sehumpeter, pembangunan ekonorni akan berkernbang pesat dalam lingkungan masyarakat yang rnenghargai dan merangsang setiap orang untuk menciptakan hal-hal yang baru (inovasi), dan lingkungan yang paling cocok untuk itu adalah masyarakat yang menganut paham laissez faire, bukan dalarn masyarakat sosial ataupun komunis yang cenderung mematikan kreativitas pendudukunya.

Teori Analisis Post-Keynesian


Analisis Keynesian menggunakan anggapan berdasarkan atas keadaan waktu sekarang seperti mengenai tingkat teknik tenaga kerja selera, dengan tidak memperhatikan keadaan jangka panjang. Teori ini juga berpendapat bahwa apabilah jumlah penduduk bertambah maka pendapatan rill perkapitah akan berkurang kecuali bila pendapat rill juga bertambah.

Ahli-ahli post-keynesian ialah mereka yang mencoba merumuskan perluasan teori keynes.post-keynesian memperluas sistem menjadi teori output dan kesempatan kerja dalam jangka panjang, yang menganalisa fluktuasi jangka pendek untuk mengetahui adanya perkembangan ekonomi jangka panjang.

Dalam analisis ini persoalan yang penting ialah; a) Syarat yang diperlukan untuk mempertahankan perkembangan pendapat yang mantap (steady growth) pada tingkat pendapatan dalam kesempatan kerja penuh (full employment income) tanpa mengalami deflasi atau inflasi. b) Apakah pendapatan itu benar-benar bertambah pada tingkat sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya kemacetan yang lama atau terus menerus.

1. Teori Harrod-Domar

Pada hakikatnya teory Harrod-Domar merupakan pengembangan dari teory makro Keynes. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena mengungkapkan masalah – masalah ekonomi dalam jangka panjang. Sedangkan teory Harrod- Domar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar suatu perekonomian dapat tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teory ini berusaha menunjukan syarat yang dibutuhkan agar suatu perekonomian dapat tumbuh dan berkembang dengan mantab. Menurut teory Harrod-Domar, pembentukan modal merupakan faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal tersebut dapat diperoleh melalui proses akumulasi tabungan.

Besarnya tabungan masyarakat proposional dengan besarnya pendapatan nasional.mpunyai beberapa asumsi yakni :

# Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh ( full empyloyment ) dan faktor – faktor produksi yang ada juga dimanfaatkan secara penuh .

# Perekonomian tterdiri dari dua sector : sector rumah tangga dan sector perusahaan.

# Besarnya tabungan masyarakat proposional dengan besarnya pendapatan nasional.

# Kecenderungan menabung besarnya tetap.

2. Teori Evsey D. Domar

Karena investasi menaikkan kapasitas produksi dan pendapatan, maka seberapa tingkat kenaikan investasi sama dengan kenaikan pendapatan dan kapasitas produksi diperlukan anggapan-anggapan teori sebagai berikut:

# Perekonomian sudah ada dalam pengerjaan tingkat penuh (full employment income)

# Tidak ada pemerintah dan perdagangan luar negeri

# Tidak ada keterlambatan penyesuaian (lag of adjustment)

# Hasrat menabung marginal dan hasrat menabung rata-rata sama.

# Marginal propensity to savedan Capital coeffisien adalah tetap.

Dari teori ini dinyatakan bahwa kenaikan investasi akan menaikkan kapasitas produksi dan pendapatan. Perekonomian kenyataannya menghadapi masalah yaitu bila investasi hari ini tidak cukup maka akan terjadi pengangguran. Bila ada investasi hari ini maka besok diperlukan investasi yang lebih banyak untuk menaikkan permintaan sehingga kapasitas produksi bertambah.

3. Teori Harrod

Harrod juga menyelidiki keadaan-keadaan untuk perkembangan ekonomi yang terus menerus, dan menunjukkan cara yang mungkin dapat ditempuh untuk mencapai perkembangan ekonomi itu. Ia memulai dengan mengatakan bahwa tabungan sama dengan investasi.

Harrod beranggapan bahwa tabungan yang diharapkan itu selalu terjadi, sehingga perbedaan anatara tabungan yang diharapkan dengan investasi yang diharapkan itu akan berupa investasi yang belum diharapkan (unintended investment). Ini berarti persediaan (inventory) menumpuk apabila tabungan yang diharapkan melebihi investasi yang diharapkan. Model Harrod ini dapat dinyatakan sesuai dengan modelnya domar. Kedua model itu menunjukkan bahwa untuk mempertahankan pengerjaan penuh, tabungan yang diharapkan dari pendapatan pada tingkat pengerjaan penuh harus diimbangi dengan jumlah infestasi yang diharapkan, yang sama besarnya dengan tabungan yang diharapkan.

Ikhtisar analisa Harrod dan Domar (roy Harrod dan Evsey Domar)

# Investasi adalah pusat dari persoalan pertumbuhan yang mantap sebab proses investasi mempunyai dua sifat yaitu menciptakan pendapatan dan menaikkan kapasitas produksi dalam perekonomian.

# Naiknya kapasitas produksi dapat menghasilkan out-put yang lebih banyak.

# Laju pertumbuhan yang sebenarnya (actual rate of growth) dapat berbeda dengan laju pertumbuhan yang mantap (waranted rate of growth).

Bila laju pertumbuhan yang sebenarnya lebih besar daripada laju pertumbuhan yang mantap akan cenderung terjadi inflasi. Sebaliknya bila laju pertumbuhan sebenarnya lebih kecil dari pada laju peertumbuhan mantap akan cenderung terjadi deflasi.

4. Teori Stagnasi Sekular (Secular Stagnation)

Stagnasi sekuler menunjukkan suatu fase perkembangan kapitalis yang telah masak dimana tabungan bersih pada tingkat full employmentcenderung bertambah, sedangkan investasi bersihnya menurun. Ini menandakan kecenderungan jangka panjang menuju pada pengurangan kegiatan ekonomi.perumusan sebab-sebab stagnasi sekuler adalah:

# Menitik beratkan pada peranan faktor faktor eksogen seperti teknologi, perkembangan penduduk, pembukaan dan perkembangan daerah baru.Menurut A. Hansen, perkembangan penduduk yang cepat, pembukaan daerah baru dan kemajuan teknologi akan mendorong investasi dan menaikkan pendapatan. Menurut Keynes, perkembangan penduduk akan mendorong kenaikan ekonomi, menaikkan daya beli dan dapat memperluas pasar. Tertundanya perkembangan penduduk menagkibatkan akumulasi kapital relatif lebih banyak dari pada tenaga kerja.

# Menitik beratkan pada perubahan-perubahan dasar di dalam lembaga-lembaga sosial seperti meningkatnya pengawasan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan dan poerkembangan organisasi buruh.

# Menitik beratkan pada faktor-faktor endogen seperti perkembangan persaingan dan konsentrasi-konsentrasi perusahaan dalam industri.

Kesimpulan


Berdasarkan pemikiran para ekomon dalam teori-teorinya maka dapat dikemukakansebagai berikut. Klasik: Adam Smith menunjukkan pentingnya faktor Divition of labour (pembagian tenaga kerja atau spesialisasi) dalam pengembangan ekonomi. D. Ricardo, menunjukkan pentingnya faktor tanah.Thomas Robert Malthus menunjukkan pentingnya faktor pertambahan penduduk, dan pengaruh terhadap penambahan jumlah permintaan. Sedangkan Karl Marx, menunjukkan pentingnya tersedia adanya nilai lebih (surplus value) bagi perkembangan ekonomi. Post Keynesia, khususnya Roy Harrod dan Evsey Domar mengemukakan pentingnya peranan kapital di mana investasi lebih penting untuk perkembangan ekonomi, sedang Neo Klasik melihat peranan dari teknologi. Schumpeter, dalam masalah perkembangan ekonomi ini melihat pentingnya para entrepreneur. Apabila entrepreneur banyak tersedia, maka perkembangan ekonomi akan dapat tercapai dengan pesat.

Dengan demikian maka, dari semu teori yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tergantung dari berbagai macam faktor yang ada di dalam masyarakat, bukan tergantung pada satu faktor saja.

Daftar Pustaka

https://superkurnia.wordpress. com
https://resum.wordpress. com

Posting Komentar untuk "Teori Pembangunan Ekonomi: Aliran Klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik, dan Post Keynesian"