Kisah Pencarian Kekuasaan Allah Oleh Nabi Ibrahim Melalui Empat Burung

Kisah Pencarian Kekuasaan Allah Oleh Nabi Ibrahim Melalui Empat Burung
Empat ekor burung dilatih oleh sang tuan. Seringkali di panggil, mereka akan selekasnya mendatangi “pelatihnya” itu walau tempatnya sangat jauh. Burung-burung itu begitu jinak serta menuruti tiap-tiap panggilannya.

Tetapi, satu hari sang tuan menebas burung itu satu per satu. Tidak cuma dibunuh, burung-burung cantik itu juga dicincang sampai badan mereka terpotong-potong berubah menjadi banyak bagian. Si pemilik burung itu juga mencampurkan adukan potongan-potongan badan hewan peliharaannya. Ia lantas menaiki bukit lalu menyimpan seperempat bagian cacahan daging. Lalu menuju bukit lainnya serta lakukan hal yang sama. Demikian selanjutnya sampai empat bukit.

Pria itu juga lalu turun dari bukit serta berjalan menjauh. Seolah tidak pernah sama sekali mencincang hewan yang telah dijaga serta dilatih itu, ia juga lalu memanggil mereka dengan seruan serta tepukan. Tidak lama hewan-hewan yang telah mati itu mendatanginya dengan keadaan utuh serta hidup. Mengagumkan! Walau sebenarnya, empat burung itu sudah dibunuh, bahkan juga dicincang. Potongan badan mereka juga bahkan juga dipisah-pisah jauh. Tetapi, keempatnya hidup kembali.

Pemilik empat burung itu adalah sang Nabi Allah swt. yang hanif, Nabi Ibrahim as. Apa yang dikerjakan Nabi Ibrahim as bukan tanpa makna. Berawal sewaktu bapak agama samawi itu menyaksikan bangkai hewan sampai tinggal tulang belulang. Nabi Ibrahim as. yang tengah mencari ketauhidan juga bertanya-tanya, bagaimanakah Allah menghidupkan kembali bangkai serta jazad yang sudah mati.

Nabi Ibrahim as lantas berseru memohon pada Allah, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimanakah Engkau menghidupkan beberapa orang mati, ” ujarnya. Allah lantas berfirman, “Belum yakinkah kamu? ”

Ibrahim lantas menjawab, “Aku sudah meyakinkannya, namun supaya hatiku masih mantap (dengan imanku), ” tuturnya. Allah lantas selanjutnya menyuruh apa yang dijalankan Nabi Ibrahim as itu. Allah berfirman, “Kalau demikian tujuanmu, ambil empat ekor burung, lantas cincanglah semua olehmu. Tempatkan diatas masing-masing satu bukit satu bagian dari beberapa bagian itu, lalu panggillah mereka. Pasti mereka hadir padamu dengan selekasnya, ”

Nabi Ibrahim as. kemudian melakukan petunjuk dari Allah itu. Dia melatih empat ekor burung sampai jinak. Lalu, lakukan seperti yang diceritakan di atas. Waktu menyebut burung-burung yang sudah jadi bangkai, Ibrahim juga kagum bukan main. Cukup dengan “kun” (jadilah), Allah menghidupkan kembali empat burung yang sudah mati, dicacah, bahkan juga dipisahkan bangkai tubuhnya. Jadi, percayalah Nabi Ibrahim jika Allah Maha kuasa, ringan buat Allah membuat serta menghidupkan kembali.

Cerita Nabi Ibrahim serta empat burung yang menunjukkan kuasa Allah itu juga diberitakan dalam Alquran surah Ibrahim ayat 260. Di akhir ayat dijelaskan, “Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Mahabijaksana. ” Berita tentang cerita dipotong-potongnya empat burung lalu dikumpulkan oleh Allah untuk dihidupkan kembali adalah cerita tafsiran menurut Ibnu Katsir serta Ath-Thabari.

Ibnu Katsir dalam Stories of the prophets mengatakan, Nabi Ibrahim adalah hamba Allah yang bertauhid. Dia banyak juga lakukan perjalanan kepada Allah yang mengantarkannya pada kepercayaan atas keesaan Allah. Cerita diatas berlangsung waktu Nabi Ibrahim as. ingin tahu tentang kehidupan sesudah kematian. Demikian lalu Nabi Ibrahim memohon panduan Allah untuk memberikannya pengetahuan. Jadi, diperintahkanlah mengenai empat burung itu.

Dari cerita itu jelas Allah Maha kuasa atas Segala Sesuatu yang ada di langit dan bumi. Apa yang diperintahkan-Nya cuma dengan kun fayakuun, “Jadi, maka terjadilah”. Allah Maha Menghidupkan seperti dalam sifat-Nya dari asmaul husna, al-Baa’its, yaitu Yang Maha Menghidupkan. Dalam Alquran banyak dijelaskan sifat Allah yang agung itu. Dalam Alquran juga dijelaskan kapabilitas Allah menghidupkan, seperti tanaman yang disuburkan sesudah mati. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 5-7 sebagai berikut.

Surat Al-Hajj Ayat 5

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ

Terjemahannya: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Surat Al-Hajj Ayat 6

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَأَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Terjemahannya: Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,

Surat Al-Hajj Ayat 7

وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ

Terjemahannya: dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.

Dengan mempercayai sifat Allah itu, pasti ada kepercayaan atas kebangkitan manusia dari alam kubur. Allah akan menghidupkan tiap-tiap manusia yang mati untuk mempertanggungjawabkan semua tindakannya didunia.

قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya). (QS Yasin 36 : 52).

Demikianlah kekuasaan Allah atas segala sesuatu yang ada di dunia ini, tanpa ada bandingannya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama